Wulandari, Sistasia (2008) PERANAN VISUM ET REPERTUM JTWA UNTUK NIENENTUKAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERDAKWA TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Klas IA Padang). Other thesis, Fakultas Hukum.
|
PDF (PERANAN VISUM ET REPERTUM JTWA UNTUK NIENENTUKAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERDAKWA TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Klas IA Padang))
- Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (371Kb) | Preview |
Abstract
Visum et Repertum Psychiatricum(visum et repertum jiwa) adalah upaya pemberian bantuan pada petugas hukum untuk menentukan ada tidaknya gangguan jiwa, ada tidaknya hubungan antara gangguan jiwa tersebut dengan perilaku yang mengakibatkan peristiwa hukunr, dan bagaimana kemampuan tanggung jawab terperiksa. Dalam skripsi ini penulis merumuskan permasalahan yaitu bagaimanakah peranan Vizum Et Reperfum Jiwa untuk menentukan pertanggungjawaban pidana rerdakwa tindak pidana penganiayaan di Pengadilan Negeri Klas IA Padang dan apakah yang menjadi kendala untuk menentukan pertanggungiawaban pidana terdakwa tindak pidana penganiayaan di Pengadilan Negeri Klas IA Padang. Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah perbendaharaan literatur di bidang hukum khususnya tentang peranan visum et repertum jiwa dalam penentuan pertanggungiawaban pidana. Penulisan ini menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis yaitu penelitian yang dilakukan terhadap kenyataan di lapangan. Adapun hasil penelitian yang didapatkan yaitu visum et repertum jiwa berperan sebagai alat bukti dan juga berperan dalam suatu proses perkara, baik dalam tahap penyidikan, penuntutan, maupun tahap pemeriksaan di pengadilan. Maka dari itu yang dapat memintakan visum et repertum jiwa ini ialah p"nyiAik, Jaksa Penuntut umufiL dan Hakim. Keterangan yang terdapat dalam visum et repertum jiwa ini merupakan alat buftli yang sah Visum et repertum jiwa ini berguna untuk mengetahui apakah si terdakwa mengalami gangguan jiwa atau tidalq untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara gangguan jiwa dengan perilaku yang mengakibatkan peristiwa huk;rn- dan untuk mengetahui bagaimana kemampuan tanggung jawab terdakwa. Selain itu visum et repertum jiwa ini juga menjadi pertimbangan bagi hakim dalam memutus atau menetapkan suatu perkara. Kendala- kendala yang ditemukan oleh hakim ialah tidak bisanya dilanjutkan proses persidangan karena terdakwa nya mengalami gangguan jiwa dan mengenai kata-kata atau istilah- istilah yang tidak jelas bunyinya sehingga kurang dimengerti oleh Hakim. Penulis mempunyai saran agar hakim lebih memperhatikan peranan visum et repertum jiwa karena visum tersebut merupakan salah satu alat bukti yang sah dan agar dalam pembuatan visum et repertum jiwa, dokter membuatnya sejelas mungkin dan menggunakan istilah yang dapat dimengerti oleh hakim maupun orang awam.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Unit atau Lembaga: | Fakultas Hukum > Hukum |
Depositing User: | girl 123 456 |
Date Deposited: | 05 Apr 2011 01:47 |
Last Modified: | 11 Oct 2011 09:18 |
URI: | http://repository.unand.ac.id/id/eprint/10122 |
Actions (login required)
View Item |