Amri, Ulil (2008) Eksistensi Kesenian Kuda Kepang pada Masyarakat Etnis Jawa Di Minangkabau (Studi Kasus : Grup Kesenian Kuda Kepang di Nagari Pangkalan Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat). Other thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
|
PDF (Eksistensi Kesenian Kuda Kepang pada Masyarakat Etnis Jawa Di Minangkabau (Studi Kasus : Grup Kesenian Kuda Kepang di Nagari Pangkalan Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat))
- Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (575Kb) | Preview |
Abstract
Kesenian kuda kepang merupakan salah satu kesenian tradisional yang dimiliki masyarakat etnis Jawa. Kesenian ini juga terdapat di daerah di luar Jawa salah satunya di Pangkalan. Kepindahan masyarakat etnis Jawa ke Pangkalan turut membawa kesenian ini ada disini. Keberadaan kesenian kuda kepang di Pangkalan terus eksis sejak tahun 1981, awal kedatangan masyarakat Jawa ke pangkalan. Setiap pertunjukan berlangsung, masyarakat yang mayoritas etnis Minangkabau datang berbondong-bondong melihat pertunjukan digelar. Antusias masyarakat dalam melihat pertunjukan kesenian kuda kepang lebih besar dibanding kesenian lain yang ada disini. Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesenian kuda kepang tetap eksis di Pangkalan dan bagaimana persepsi masyarakat Minangkabau terhadap eksistensi kesenian kuda kepang ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebab eksisnya kesenian kuda kepang di Pangkalan dan menganalisis persepsi masyarakat Minangkabau terhadap eksistensi kesenian kuda kepang ini. Dalam hal ini akan dilihat berbagai persepsi dari tokoh masyarakat Minangkabau, diantaranya dari tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda. Penelitian ini dilakukan di Nagari Pangkalan Kec. Pangkalan Koto Baru Kab. Lima Puluh Kota dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam pengumpulan data dipakai teknik observasi, wawancara bebas dan mendalam dan studi kepustakaan. Teknik penarikan informan yang digunakan yaitu purposive sampling, dimana peneliti sendiri yang menentukan kriteria informan. Informan kunci yaitu pemimpin grup kesenian kuda kepang, penari, pawang dan pemusik. Sedangkan informan biasa terdiri dari tokoh masyarakat yang pernah melihat pertunjukan kesenian kuda kepang ini. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada beberapa faktor internal dan eksternal penyebab kesenian kuda kepang terus eksis di Pangkalan. Faktor internal yaitu : 1.Fungsi kesenian yang masih berjalan. 2. Kewibawaan pemimpin kesenian. 3. Kemauan keras dari masing-masing individu pemain dan 4. Kesenian ini sudah menjadi kebutuhan bathiniah bagi para anggotanya. Sedangkan faktor eksternal yaitu : 1. Adanya dukungan yang luas dari masyarakat. 2. Kesenian ini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. 3. Adanya interaksi yang lebih banyak dengan penonton. Eksistensi kesenian kuda kepang ini juga memunculkan persepsi dari masyarakat Minangkabau. Tokoh agama menganggap kesenian ini berbau syirik karena menggunakan kemenyan dan roh halus dalam pertunjukan. Sedangkan tokoh adat berpendapat bahwa kesenian ini menambah khazanah budaya nagari. Tokoh pemuda mengungkapkan kesenian ini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat, sehingga keberadaannya didukung luas masyarakat.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Unit atau Lembaga: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi |
Depositing User: | Haryoshi Utami |
Date Deposited: | 18 Apr 2011 12:21 |
Last Modified: | 05 Oct 2011 07:16 |
URI: | http://repository.unand.ac.id/id/eprint/11272 |
Actions (login required)
View Item |