Repository Universitas Andalas

DEGRADASI ASAM 2,4-DIKLOROFENOKSI ASETAT 2,4-D) DALAM PESTISIDA SANTAMIN 865 SL SECARA FOTOLISIS, SONOLISIS DAN OZONOLISIS

Elvinawati, Elvinawati (2008) DEGRADASI ASAM 2,4-DIKLOROFENOKSI ASETAT 2,4-D) DALAM PESTISIDA SANTAMIN 865 SL SECARA FOTOLISIS, SONOLISIS DAN OZONOLISIS. Masters thesis, Program Pascasarjana.

[img]
Preview
PDF (DEGRADASI ASAM 2,4-DIKLOROFENOKSI ASETAT 2,4-D) DALAM PESTISIDA SANTAMIN 865 SL SECARA FOTOLISIS, SONOLISIS DAN OZONOLISIS) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (578Kb) | Preview

Abstract

Penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian menyebabkan semakin besarnya jumlah residu pestisida di lingkungan. Asam 2,4-diklorofenoksi asetat (2,4-D) merupakan bahan aktif dalam beberapa formulasi herbisida yang banyak digunakan. 2,4-D digolongkan pada senyawa dengan tingkat toksisitas menengah. Apabila residu 2,4-D di lingkungan terdapat dalam jumlah yang besar akan berisiko terhadap kesehatan makhluk. Dengan demikian perlu dilakukan upaya untuk mendegradasi residu 2,4-D tersebut. Proses oksidasi lanjut merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan radikal hidroksil yang sangat reaktif sebagai spesies oksidatif utama untuk memecah kontaminan organik seperti herbisida. Radikal hidroksil dapat dibentuk melalui beberapa metoda seperti gelombang ultrasonik, sinar gamma, TiO2 dan sinar UV, H2O2 dan sinar UV, O3 dan sinar UV, dan reaksi Fenton (H2O2/Fe2+). Beberapa faktor seperti pH, suhu, konsentrasi katalis dan waktu berpengaruh terhadap keefektifan proses degradasi yang terjadi. TiO2 merupakan katalis semikonduktor yang umum digunakan pada proses degradasi senyawa organik. Penggunaan TiO2 sebagai katalis dalam proses degradasi telah banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan keefektifan proses fotolisis, sonolisis dan ozonolisis untuk mendegradasi 2,4-D. Mula-mula ditentukan konsentrasi optimum katalis TiO2 pada degradasi 2,4-D secara fotolisis dan sonolisis, lalu ditentukan pH optimum degradasi secara fotolisis, sonolisis dan ozonolisis tanpa penambahan TiO2 serta fotolisis dan sonolisis dengan penambahan TiO2. Keefektifan proses fotolisis, sonolisis dan ozonolisis untuk degradasi 2,4-D ditentukan dengan mendegradasi 2,4-D selama 180 menit lalu dibandingkan hasil persentase degradasinya. Dari data percobaan ditemukan bahwa konsentrasi optimum Tio2 untuk degradasi 2,4-D secara fotolisis dan sonolisis adalah 50 mg/L dan 100 mg/L. pH optimum degradasi 2,4-D secara fotolisis, sonolisis, dan ozonolisis tanpa penambahan TiO2 adalah 3,5, sedang dengan penambahan TiO2 fotolisis dan sonolisis memiliki pH optimum 2,5. Degradasi 2,4-D selama 180 menit tanpa penambahan TiO2 secara sonolisis, fotolisis, dan ozonolisis memberikan persentase degradasi sebesar 71,85 %,76,12 %, dan 77,40 %, sedang dengan penambahan TiO2 sonolisis dan fotolisis memberikan persentase degradasi sebesar 78,98 % dan 82,59 %. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada degradasi 2,4-D tanpa penambahan TiO2, ozonolisis merupakan proses yang paling efektif daripada fotolisis dan sonolisis. Pada degradasi senyawa 2,4-D dengan penambahan TiO2, fotolisis merupakan proses yang lebih efektif dibanding sonolisis.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Unit atau Lembaga: Paca Sarjana > Strata 2 > Kimia
Depositing User: Haryoshi Utami
Date Deposited: 19 Apr 2011 08:47
Last Modified: 03 Oct 2011 09:38
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/11664

Actions (login required)

View Item View Item