Repository Universitas Andalas

Habitat dan Kelimpahan serta Ketersediaan Makanan Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) Di Perairan Estuari Pantai Gasan Kabupaten Padang Pariaman

Nofrita, Nofrita (2008) Habitat dan Kelimpahan serta Ketersediaan Makanan Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) Di Perairan Estuari Pantai Gasan Kabupaten Padang Pariaman. Masters thesis, Program Pascasarjana.

[img]
Preview
PDF (Habitat dan Kelimpahan serta Ketersediaan Makanan Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) Di Perairan Estuari Pantai Gasan Kabupaten Padang Pariaman) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (852Kb) | Preview

Abstract

Kepiting bakau Scylla serrata merupakan salah satu komoditi perikanan non ikan yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Permintaan terhadap kepiting bakau ini cenderung meningkat dari tahun ketahun. Semakin meningkatnya aktivitas penangkapan kepiting bakau dan konversi hutan mangrove menjadi ekosistem lain nantinya tentu akan makin mempengaruhi kepadatan populasi kepiting bakau se- hingga diperlukan suatu cara agar populasi kepiting bakau dan hutan mangrove dapat terlindungi. Untuk itu diperlukan usaha-usaha pembudidayaan kepiting bakau dan tanpa merusak keberadaan hutan mangrove. Dalam usaha pembudidayaan kepiting bakau diperlukan data-data dasar semua aspek yang berhubungan dengan organisme tersebut. Penelitian telah dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2000. Pengambilan sampel dilakukan di perairan estuari pantai Gasan, Kabupaten Padang Pariaman dan identifikasi dilakukan di Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: (1) habitat kepiting bakau, (2) ke- limpahan kepiting bakau, (3) ketersediaan makanan alami kepiting bakau, (a) hu- bungan kelimpahan kepiting bakau dengan kondisi habitat dan ketersediaan makanan alami. Sampel kepiting bakau diambil pada 50 stasiun yang ditentukan dengan Metoda Sistematik Sampling. Sebagai patokan adalah Stasiun 1 di muara dan antar stasiun berikutnya berjarak 30 meter. Makrozoobentos dan plankton disampel pada 10 sta- siun dengan Metoda Purposive Sampling yang dipilih berdasarkan jumlah kepiting bakau yang didapat. Parameter fisika-kimia yang diukur meliputi suhu air, keda- laman badan air, tipe substrat, salinitas, pH air, oksigen terlarut, karbondioksida bebas dan kadar organik tanah. Analisis data meliputi: kadar oksigen terlarut, karbondioksida bebas dan kadar organik tanah. Kepiting bakau dianalisis kelimpahannya. Analisis untuk plankton dan makrozoobentos meliputi : kepadatan, kepadatan relatif, frekuensi kehadiran, Indeks Diversitas, Indeks Ekuitabilitas, dan Indeks Similaritas. Hubungan kelimpahan kepi- ting bakau dengan kondisi habitat dan ketersediaan makanan alami dianalisis dengan regresi stepwise. Suhu perairan selama penelitian berkisar antara 25"C- 26"C, kedalaman air an- tara 30,40-100,4 cm, oksigen terlarut antara 3,0-5,20 ppm, karbondioksida bebas antara 5,50-9,00 ppm, salinitas antara 25-34 ppm , pH berkisar antara 6-6,5, substrat terdiri dari pasir berlumpur, lumpur berpasir dan lumpur dengan kadar organik substrat antara 4,00-6,88 %. Total kelimpahan kepiting bakau yang didapat selama tiga hari penangkapan adalah 0,31 ekor/perangkap/hari. Kelimpahan tertinggi didapatkan pada lokasi mang- rove yaitu 0,69 ekor/perangkap/hari dan kelimpahan terendah pada lokasi muara yaitu 0,15 ekor/perangkap/hari. Individu jantan didapatkan 25 ekor dan individu betina 22 ekor. Lebar karapas kepiting berkisar 6-5-128 mm, panjang berkisar 44-84 mm dan berat berkisar 40-395 g. Plankton yang didapatkan selama penelitian terdiri 15 kelas dengan 80 genera dan empat tingkatan larva Crustacea. Kepadatan populasi plankton secara umum ber- kisar 48200-171500 individu/liter dengan kepadatan total tertinggi didapatkan pada lokasi mangrove di Stasiun G. Kepadatan dan kepadatan relatif total dari kelompok fitoplankton tertinggi adalah kelas Bacillariophyceae yaitu 347000 ind./L, dan 34,71%. Genus dengan kepadatan dan kepadatan relatif tertinggi didapatkan pada Coscinodiscus yaitu 78800 ind./L dan 8,46 % . Kepadatan dan kepadatan relatif dari kelompok zooplankton yang tertinggi adalah kelas Crustaceae yaitu 403600 ind./L. dan 43,32 % dengan kepadatan individu total tertinggi didapatkan pada genus Calanus yaitu 177100 ind/L dan kepadatan relatif 19,01%. Fitoplankton yang mem- punyai frekuensi kehadiran 100% adalah Chaetoceros, Coscinodiscus, Rhizosolenia, Synedra, Ceratum dan Dinophysis, sedangkan dari kelompok zooplankton adalah Calanus, Oithona, Brachionus, Oikopleura dan Nauplius serta Zoea. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling berpengaruh bagi kehidupan kepiting bakau ini adalah kedalaman, pH dan salinitas sedangkan makanan bukan merupakan faktor penentu bagi penyebaran kepiting bakau di perairan estuari Pantai Gasan.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Q Science > QK Botany
Unit atau Lembaga: Paca Sarjana > Strata 2 > Biologi
Depositing User: Haryoshi Utami
Date Deposited: 19 Apr 2011 08:37
Last Modified: 06 Oct 2011 03:49
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/11762

Actions (login required)

View Item View Item