Lindayanti, Lindayanti and Witrianto, Witrianto and Zulqaiyyim, Zulqaiyyim (2009) HARMONI KEHIDUPAN DI PROPINSI MULTI ETNIS: STUDI KASUS INTEGRASI ANTARA PENDUDUK PENDATANG DAN PENDUDUK ASLI DI JAMBI. Working Paper. Universitas Andalas. (Unpublished)
Microsoft Word (HARMONI KEHIDUPAN DI PROPINSI MULTI ETNIS: STUDI KASUS INTEGRASI ANTARA PENDUDUK PENDATANG DAN PENDUDUK ASLI DI JAMBI)
- Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (168Kb) |
Abstract
Otonomi Daerah dan Kebangkitan primordialisme berpotensi mengganggu harmonisasi kehidupan masyarakat. Padahal di hampir setiap daerah terjadi migrasi penduduk masuk sehingga membentuk masyarakat multi etnis. Di masyarakat multi etnis rentan terjadi konflik antar etnis, seperti konflik antara etnis Melayu dan etnis Madura yang pernah terjadi di Kalimantan. Sebaliknya di antara daerah multi etnis terdapat daerah yang dapat menjaga harmonisasi hubungan antar etnis, misalnya propinsi Jambi. Dengan demikian perlu dipelajari faktor apakah yang dapat menjadi perekat hubungan antar etnis. Bagaimana interaksi yang terjadi antara penduduk pendatang dan penduduk asli. Bagaimana proses terbentuknya masyarakat yang sekarang dikenal sebagai Melayu Jambi. Lokasi Penelitian yang dipilih adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Seberang Kota Jambi, dan Kabupaten Tebo. Tujuan akhirnya adalah merumuskan strategi pola integrasi berbagai etnis menuju pengharmonisan dalam hubungan antara penduduk asli dan pendatang. Untuk mencapai tujuan itu digunakan metode sejarah yang dimulai dengan pengumpulan sumber: studi kearsipan dan dokumen, dan studi lapangan melalui wawancara mendalam dengan tokoh adat dan perwakilan etnis. Kedua, melakukan kritik terhadap sumber yang didapat, Ketiga, menganlisa hubungan antar fakta yang ditemukan, dan akhirnya keempat adalah menuliskan hasil temuan. Sikap Masyarakat menghadapi kehidupan yang multi etnis ini pun beragam karena berkaitan dengan letak geografis daerah tersebut dan interaksi masyarakat di sepanjang proses sejarah yang dilalui Di Dua Kabupaten, yaitu Tebo dan Tanjung Jabung Timur identitas dan budaya masing-masing etnis masih dipertahankan. Beragam etnis dan beragam agama terdapat di kedua daerah, akan tetapi tata kehidupan mereka disatukan dalam kerangka Adat Melayu Jambi. Tanjung Jabung Timur daerah muara sungai yang berdekatan dengan laut, daerah merdeka, jauh dari pusat kekuasaan, pendudukdibiarkan menggunakan adat kebiasaan masing-masing. Akan tetapi saat menghadapi sengketa lintas etnis, tata cara penyelesaian yang digunakan adalah Adat Melayu Jambi dan kepala Lembaga Adat Melayu yang menyelesaikannya. Hal ini berlainan dengan Daerah Seberang kota Jambi. Seberang Kota Jambi memiliki latar belakang sebagai pusat kekuasaan Sultan, basis perlawanan rakyat melawan Pemerintah Kolonial Belanda, dan pusat pendidikan Islam maka mereka pun memiliki cara tersendiri dalam mengharmoniskan hubungan antar etnis. Adat Melayu ditempatkan di atas semua adat dari beragan etnis maka peranan adat Melayu Jambi menjadi pelindung bagi adat yang lain. Sehingga semua etnis merasakan bahwa mereka sesungguhnya berada di wilayah Jambi dan bersikap “di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung”. Merasakan satu etnis dan secara bersama-sama pula menjunjung tinggi adat Melayu Jambi.
Item Type: | Monograph (Working Paper) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Unit atau Lembaga: | UNSPECIFIED |
Depositing User: | SSi diana zulyetti |
Date Deposited: | 31 May 2010 05:06 |
Last Modified: | 31 May 2010 05:06 |
URI: | http://repository.unand.ac.id/id/eprint/1276 |
Actions (login required)
View Item |