Repository Universitas Andalas

Pemetaan Potensi Konflik Sosial dan Skenario Pencegahannya : Studi Tentang Model Penyelesaian Konflik Berbasiskan Kearifan Lokal Minangkabau

Zubir, Zaiyardam and Efendi , Hary (2009) Pemetaan Potensi Konflik Sosial dan Skenario Pencegahannya : Studi Tentang Model Penyelesaian Konflik Berbasiskan Kearifan Lokal Minangkabau. Working Paper. Fakultas ISIP. (Unpublished)

[img] Microsoft Word (Pemetaan Potensi Konflik Sosial dan Skenario Pencegahannya : Studi Tentang Model Penyelesaian Konflik Berbasiskan Kearifan Lokal Minangkabau) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (145Kb)

Abstract

Melihat peta konflik sosial di Sumatera Barat, maka ada beberapa konsentrasi konflik yaitu tanah, batas nagari, bacakak banyak, konflik negara dengan masyasrakat, konflik masyarakat dengan perkebunan dan penguasaan sumber daya alam, terutama burung walet, kayu dan batu bara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah multidimensional approach. Titik tekan tidak saja pada satu disiplin ilmu saja, tetapi bagaimana melibatkan komponen masyarakat yang menyimpan konflik dalam riset ini. Dengan demikian, riset ini berbentuk riset partisipatif (Mansour Fakih. 2000). Artinya, masyarakat yang diteliti tidak hanya sebagai objek saja, tetapi mereka juga sekaligus menjadi subjek dalam penelitian. kehadiran masyarakat juga menjadi amat penting dalam pola riset partisipatif ini karena mereka jauh lebih terlibat dibandingkan dengan tim penelitii lainnya karena tim peneliti bersifat fasilitator. Penelitian seperti ini akan mengarah pada penelitian terapan. Temuan lapangan penelitian diataranya adalah Sengketa antar warga. Sengketa antar warga ini ada bermacam-macam pula bentuknya. Bisa terjadi seperti kasus di Sasak dimana masyarakat dari program transmigran terlibat masalah dengan penduduk setempat yang memiliki surat tanah, bisa juga antara warga dengan ninik mamaknya. Ini disebabkan karena ninik mamak memiliki kuasa besar dalam hal harta kaum seperti tanah ulayat. Akibatnya di beberapa kasus terjadi tindakan sepihak oleh ninik mamak yang tidak melibatkan kaumnya. Sengketa antara warga dengan perusahaan/investor. Biasanya menyangkut masalah perkebunan terkait dengan sistem plasma. Konflik yang disebabkan sumber daya alam terjadi seperti pada kasus penguasaan burung walet di Pasaman Barat dan Pulau Punjuang. Kasus cakak banyak cukup banyak terjadi di Sumatera Barat. Penyebabnya bisa hal-hal yang rumit seperti masalah batas tanah. Namun di beberapa kasus, cakak banyak bisa juga dipicu oleh permasalahan-permasalahan kecil yang tidak perlu diselesaikan secara komunal. Masalah perkebunan muncul dalam dua bentuk. Pertama, persoalan pembebasan lahan. Persoalan lahan ini Kedua adalah perosalan buruh. Kadangkala konflik tidak berhenti pada persoalan yang memicu kemunculannya saja. Misalnya sengketa tanah, kemudian tidak hanya berhenti pada permasalahan batas-batas tanah. Ketika identitas orang-orang yang bersengketa ikut dibawa ke dalam permasalahan yang ada, konflik bisa berubah menjadi konflik etnis. Untuk resolusi konflik berbasiskan kearifan lokal, yakni adat Minangkabau, diperlukan kesadaran dan pemahaman adat dari semua pihak terutama pemangku adat sendiri. Seperti terlihat dalam berbagai kasus terdapat keterlibatan pemangku adat sendiri dalam konflik yang muncul. Di samping itu, diperlukan pula peran spesifik pemerintah sebagai kunci agenda kebijakan publik untuk memfasilitasi resolusi konflik berbasiskan adat ini. Keyword : Konflik, Resolusi Konflik dan Perdamaian Adat Minangkabau

Item Type: Monograph (Working Paper)
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Unit atau Lembaga: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi
Depositing User: SSi diana zulyetti
Date Deposited: 31 May 2010 09:53
Last Modified: 31 May 2010 09:53
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/1307

Actions (login required)

View Item View Item