POLITENESS STRATEGIES IN COMPLIMENT USED BY INSTRUCTORS AT ENGLISH LANGUAGE SCHOOL (ELS) PADANG

Satria, Rendra Yudi (2008) POLITENESS STRATEGIES IN COMPLIMENT USED BY INSTRUCTORS AT ENGLISH LANGUAGE SCHOOL (ELS) PADANG. Other thesis, Fakultas Sastra.

Preview

PDF (POLITENESS STRATEGIES IN COMPLIMENT USED BY INSTRUCTORS AT ENGLISH LANGUAGE SCHOOL (ELS) PADANG) - Supplemental Material Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (432Kb) | Preview

Abstract

Dalam skripsi ini dibahas kesantunan berbahasa para instruktur English Language School (ELS) Padang dalam memberikan pujian. Ada tiga poin yang dianalisis (1) menjelaskan tipe-tipe kesantunan yang digunakan oleh para instruktur lokal dan native speaker. (2) menjelaskan tipe kesantunan yang muncul secara dominan, dan (3) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi para instruktur dalam memilih tipe kesantunan. Data diambil dari percakapan-percakapan para instruktur ELS Padang. Proses pengumpulan data menggunakan metode non partisipasi observasi dan menggunakan teknik catat (note taking technique) dan teknik rekam (recording technique). Data dianalisis melalui pendekatan pragmatik, dengan menggunakan teori politeness strategies yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson (1978) serta teori konteks SPEAKING oleh Hymes (1972). Dari hasil analisis, penulis menemukan bahwa para instruktur ELS Padang menggunakan beberapa tipe strategi kesantunan dalam memberikan pujian yaitu (1) bald on record (2) positive politeness, (3) negative politeness dan (4) off record. Dari keempat strategi tersebut yang paling dominan adalah strategi kesantunan positive politeness. Kemudian beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi dalam memberikan pujian yaitu (1) peserta (participant), (2) latar (setting), (3) tujuan (ends) dan (a) norma (norms). Dari keempat faktor tersebut yang paling dominan adalah peserta (participant). Penulis menyimpulkan bahwa para instuktur ingin menjaga hubungan dengan sesama instruktur. Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan siapa peserta tuturnya, sang instruktur tidak mengatakan langsung tentang apa yang dirasakannya sehingga lawan tutur tidak akan merasa malu dan tersinggung. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peserta tutur sangat mempengaruhi faktor pemilihan stategi kesantunan berbahasa.

Actions (login required)

View Item