Repository Universitas Andalas

UPAYA MEMPEROLEH MUTAN PISANG YANG TAHAN TERHADAP PENYAKIT LAYU BAKTERI MELALUI TEKNIK MUTASI TERINDUKSI SECARA IN VITRO DENGAN ETHYL METHANESULPHONATE

Mansyurdin, Mansyurdin and Habazar, Tri Murti and Syamsuardi, Syamsuardi and S, Netty W (2010) UPAYA MEMPEROLEH MUTAN PISANG YANG TAHAN TERHADAP PENYAKIT LAYU BAKTERI MELALUI TEKNIK MUTASI TERINDUKSI SECARA IN VITRO DENGAN ETHYL METHANESULPHONATE. Working Paper. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. (Unpublished)

[img] Microsoft Word (UPAYA MEMPEROLEH MUTAN PISANG YANG TAHAN TERHADAP PENYAKIT LAYU BAKTERI MELALUI TEKNIK MUTASI TERINDUKSI SECARA IN VITRO DENGAN ETHYL METHANESULPHONATE) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (29Kb)

Abstract

Permasalahan Nasional yang menonjol pada pertanaman pisang akhir-akhir ini adalah serangan penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum ras 2. Salah satu upaya yang mungkin dilakukan adalah perbaikan sifat genetik klon pisang untuk peningkatan ketahanannya melalui induksi mutasi dengan ethyl metanesulphonate (EMS).Penelitian ini dirancang untuk mendapatkan mutan pisang yang tahan terhadap penyakit layu bakteri. Untuk mencapai tujuan tersebut akan dilakukan tiga tahap penelitian sebagai berikut: I) pengaruh berbagai konsentrasi EMS untuk mendapatkan planlet yang tahan terhadap penyakit layu bakteri; 2) seleksi bibit yang tahan terhadap infeksi Ri solanacearum ras 2; dan 3) pengujian ketahanan bibit di areal pertanaman yang terserang i penyakit layu. Hasil menunjukkan bahwa peroksidase memisah menjadi tiga pita. Pita pertama pada bibit mutan tahan kurang berrnigrasi dibandingkan dengan bibit kontrol yang rentan. Nilai migrasi pita pertama pada bibit mutan yang tahan yaitu 51, sedangkan pada bibiT kontrol yang rentan 55, selanjutnya pita ke duajuga kurang berrnigrasi. Polifenoloksidase juga memisah menjadi tiga pita. Nilai migrasi dari masing-masing pita antara bibit muffin yang tahan dan bibit kontrol yang tahan tidak nyata berbeda. Bibit mutan hasil yang terseleksi tahan (102,50 Cm) lebih rendah dibandingkan dengan bibit kontrol (I 15,40 Cm), tetapi diameter batangnya 1(3,80 Cm) ebih besar dibandingkan dengan dengan bibit control (3,40 Cm). Selanjutnya rasio panjang dan lebar daun dari mutan hasil yang terseleksi tahan lebih kecil (3,24) dibandingkan dengan bibit kontrol (3,47). Berdasarkan karakter kualitatiftidak nyata perbedaan kedua bibit. Akumulasi senyawa fenolat dan maserasi jaringan berbeda berdasarkan pola waktu. Akumulasi senyawa fenolat pada jaringan bonggol bibit tahan lebih cepat terjadi yaitu 12 jam setelah inokulasi, sedangkan pada jaringan bonggol bibit rentan baru terjadi pada 24 jam setelah inokulasi. Akibat lambatnya respon jaringan tanaman rentan sehingga jaringannya ditemukan mengalami maserasi pada 48 jam setelah inokulasi

Item Type: Monograph (Working Paper)
Subjects: Q Science > QH Natural history > QH301 Biology
Unit atau Lembaga: Fakultas MIPA > Biologi
Paca Sarjana > Doktor > Fakultas MIPA > Biologi
Fakultas MIPA > Biologi
Depositing User: SSi Santi Ariningsih
Date Deposited: 01 Jun 2010 15:39
Last Modified: 26 Sep 2011 08:31
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/1584

Actions (login required)

View Item View Item