Repository Universitas Andalas

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG

MELIAN, MEGI (2011) ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG. Other thesis, Fakultas Pertanian.

[img]
Preview
PDF (ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (127Kb) | Preview

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari s/d Februari 2011, bertujuan untuk Untuk mendeskripsikan saluran, fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan lembaga-lembaga tataniaga serta permasalahan yang dihadapi dalam proses tataniaga kentang yang dilakukan petani dan lembaga tataniaga yang terkait dari Desa Jernih Jaya Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci sampai ke Kota Padang, dan menganalisis margin dan efisiensi tataniaga dari masing-masing lembaga tataniaga yang terkait. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan jumlah petani sampel 12 orang, pedagang pengumpul sebanyak 1 orang, pedagang besar 3 orang dan pedagang pengecer 30 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, Lembaga tataniaga yang terlibat pada saluran tataniaga kentang dari Desa Jernih Jaya Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci sampai ke Kota Padang yakni : Petani (Jernih Jaya) → Pedagang Pengumpul (Jernih Jaya) → Pedagang Besar ( Pasa Raya & Bd. Buat di kota Padang) → Pedagang Pengecer (Pasa raya & Bd.Buat di kota Padang). Berdasarkan hasil perhitungan margin tataniaga, margin terbesar terdapat pada pedagang pengumpul dengan margin Rp. 1.600/Kg dan keuntungan sebesar Rp 1.348,75/Kg, kemudian diikuti oleh pedagang pengecer yakni sebesar Rp. 1.506,67/Kg dengan keuntungan yang diambil oleh pedagang pengecer yakni Rp 1.357,53/Kg, selanjutnya pedagang besar dengan margin sebesar Rp. 1.293,33/Kg mengambil keuntungan sebesar Rp. 1.182,16/Kg. Disini terlihat, peagang pengecer mengambil keuntungan terbesar dan petani memperoleh keuntungan yang paling rendah, yakni sebesar Rp 1.029,16. Dilihat dari segi biaya yang dikeluarkan, petani mengeluarkan biaya yang jauh lebih besar yakni sebesar Rp. 2.570,84/Kg (32,14%) dari biaya yang dikeluarkan pedagang perantara yakni Rp. 511,56/Kg (6,40%), sementara keuntungan yang diperoleh petani lebih kecil yakni sebesar Rp. 1.029,16/Kg (12,86%) dari keuntungan yang diperoleh oleh pedagang perantara yakni Rp. 3.888,44/Kg (48,60%). Dari hasil tersebut, maka saluran tataniaga kentang dari Desa Jernih Jaya Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci sampai ke Kota Padang ini dikatakan tidak efisien. Disarankan sebaiknya, fungsi kelompok tani sebagai wadah tataniaga kentang dimaksimalkan. Sehingga petani dapat mengetahui informasi pasar dan standar harga yang sesungguhnya, agar harga ditingkat petani tidak terlalu rendah atau meningkatkan posisi tawar petani karena kelompok tani juga dapat berperan sebagai lembaga tataniaga yang menyalurkan kentang ke pedagang besar yang ada di Kota Padang.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Unit atau Lembaga: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Haryoshi Utami
Date Deposited: 03 Jan 2012 14:34
Last Modified: 03 Jan 2012 14:34
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/16814

Actions (login required)

View Item View Item