Repository Universitas Andalas

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS KABUPATEN PESISIR SELATAN)

YUSVIANTY, YUSVIANTY (2010) PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS KABUPATEN PESISIR SELATAN). Masters thesis, Program Pascasarjana Unand.

[img]
Preview
PDF (PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS KABUPATEN PESISIR SELATAN) ) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (104Kb) | Preview

Abstract

Pembangunan di bidang kelautan dan perikanan menjadi sangat penting, dengan menipisnya sumberdaya alam yang ada di daratan dan melimpahnya kekayaan sumberdaya pesisir dan laut yang dimiliki Indonesia merupakan salah satu pertimbangan terjadinya pergeseran paradigma dari negara terestrial (daratan) ke negara maritim yang terjadi pada pasca reformasi. Sehingga perlukan perubahan yang mengacu pada pembangunan yang tidak hanya semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi namun dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan para pelaku pembangunan secara adil dan terpeliharanya daya dukung dan kualitas lingkungan secara seimbang untuk menuju pembangunan yang berkelanjutan untuk anak cucu kita. Untuk itu perlunya suatu sistem pembangunan yang memuat 3 (tiga) dimensi pembangunan ekonomi sosial dan pembangunan lingkungan secara sekaligus. Melestarikan ekosistim esensial bagi keberlanjutan kehidupan manusia dan makhluk alam. Dalam ekonomi, peranan pasar sangat dominan dalam mempertemukan permintaan konsumen dengan penawaran produsen, tetapi pasar belum mampu menanggulangi masalah sosial dan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik meneliti tentang bagaimana penjelasan ilmiah kondisi eksisting mengapa kehidupan nelayan tidak berkembang dan bagaimana perencanaan pembangunan yang berkelanjutan di wilayah pesisir. Metode Multi Dimensional Scaling (Metode MDS) merupakan pendekatan sederhana yang dapat digunakan untuk mengevaluasi status berkelanjutan perikanan melalui comparative suistainability perikanan berdasarkan sejumlah atribut yang mudah diskoring (Kavanag, 2001 ; Fauzi dan Anna, 2002). Metode MDS dapat dilakukan melalui teknik analisis statistik berbasis komputer dengan menggunakan perangkat lunak SPSS yang sekaligus dilakukan analisa Laverage, penentuan nilai Stress dan nilai Koefisien Determinasi (R2). Model yang sempurna dalam MDS ditunjukkan dengan Nilai RSQ = 1 atau 100% dan merupakan nilai yang sensitif mempengaruhi pergerakkan dimensi, namun menurut Supanto (2004) nilai RSQ ≥ 60% sudah bisa diterima, artinya model bisa mewakili data input dengan baik. Menurut Kavanag dan Pitcher (2004), nilai stress yang dapat diperbolehkan adalah di bawah nilai 0,25 (menunjukkan hasil analisa sudah cukup baik). Untuk melihat kondisi berkelanjutan eksisting, dilakukan analisa Multi Dimensional Scalling ke Dimensi Ekologi sebanyak 10 atribut, Dimensi Eknomi sebanyak 9 atribut dan Dimensi Sosial Budaya sebanyak 8 atribut. Dengan hasil MDS Dimensi Ekologi 85 % dan S-Stress 0.39 %, sedangkan atribut yang sensitif adalah atribut Hasil Tangkap dengan hasil RSQ 93.6 % dan S-Stress 0.25, dan atribut Jumlah Trip Tangkap dengan hasil RSQ 94.3 % dan S-Stress 0.27. Model ini dapat diterima karena RSQ mendekati 1 atau 100 % dan S-Stress ≤ 0,25. Nilai RSQ Dimensi Ekonomi 95,5 % dan S-Stress 0,19 dengan analisa masing-masing atribut hanya 1 yang tidak sensitif yaitu persentase penduduk miskin dengan RSQ 85 % dan S-Stress 0,38. sehingga semua atribut pada dimensi ekonomi memiliki sensitifitas yang mempengaruhi keberlanjutan pembangunan. Nilai MDS Dimensi Sosial Budaya dengan RSQ 98,7 % dan S-Stress 0,13., dimana semua atribut sensitif/mempengaruhi keberlanjutan pembangunan. Dari hasil analisa MDS keseluruhan dapat dikatakan dari 27 atribut yang di analisa terdapat 24 atribut yang mempengaruhi keberlanjutan pembangunan wilayah pesisir. Analisa SWOT ditujukan untuk mengidentifikasi berbagai faktor untuk merumuskan strategi. Berdasarkan data faktor-faktor internal dan eksternal didapatkan skor pembobotan sebagai berikut : faktor kekuatan = 1.39 ; faktor kelemahan = 0.50 ; faktor peluang = 1.47 ; faktor ancaman = 2.84 Dari skor pembobotan di atas selanjutnya diplotkan pada gambar analisa diagram SWOT yang terdiri dari 4 kuadran. Dari perpotongan keempat garis faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka didapatkan koordinat ( 045 ; -0.69 ) yang mana koordinat ini masuk pada kuadran II, yakni mendukung kebijakan diversifikasi, dengan W-T Strategy yang diformulasikan sebagai berikut : (1) Adanya Suistainable Plan yang aplikatif, (2) Peningkatan kemampuan nelayan dalam menggunakan teknologi perikanan, dan (3) Peremajaan terumbu karang dan mangrove.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Unit atau Lembaga: UNSPECIFIED
Depositing User: masanori sari ariningsih
Date Deposited: 03 Jan 2012 14:30
Last Modified: 03 Jan 2012 14:30
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/17041

Actions (login required)

View Item View Item