Repository Universitas Andalas

KINERJA DAN ANALISIS TEKNO-EKONOMI ALAT PENGHASIL ASAP CAIR DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH PERTANIAN

NOVITA, SRI AULIA (2010) KINERJA DAN ANALISIS TEKNO-EKONOMI ALAT PENGHASIL ASAP CAIR DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH PERTANIAN. Masters thesis, Program Pascasarjana Unand.

[img]
Preview
PDF (KINERJA DAN ANALISIS TEKNO-EKONOMI ALAT PENGHASIL ASAP CAIR DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH PERTANIAN) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (53Kb) | Preview

Abstract

Asap cair merupakan hasil kondensasi dari pirolisis kayu yang mengandung sejumlah besar senyawa yang terbentuk oleh proses pirolisis komposisi bahan kayu seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin dengan menggunakan suhu tinggi dengan proses pembakaran dalam ruangan tertutup atau hampa udara dengan menggunakan alat penghasil asap cair. Alat penghasil asap cair merupakan alat yang digunakan untuk memproduksi asap cair yang terdiri dari tabung pirolisis, pipa penyalur asap, penangkap tar, kondensator, dan penampung asap cair. Bahan baku yang digunakan berasal dari limbah pertanian seperti : tempurung kelapa, sabut kelapa sekam, dan tongkol jagung yang pada umumnya belum termanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji kinerja alat penghasil asap cair, melakukan analisis tekno ekonomi alat penghasil asap cair, mempelajari kualitas asap cair yang dihasilkan Penelitian ini dilaksanakan di bengkel las argon ”Berkah” di Payakumbuh, Laboratorium Kimia Politeknik Pertanian Unand, serta Laboratorium Politeknik Kesehatan Padang selama empat bulan, dari bulan Maret sampai dengan Juni 2011. Dalam penelitian ini dilakukan uji kinerja alat yang menyangkut rendemen, kapasitas alat, analisis tekno-ekonomi alat serta proses pemurnian dan uji kualitas asap cair. Dalam uji kinerja alat diketahui bahwa, kapasitas alat yang menggunakan bahan baku dari tempurung kelapa, sabut kelapa, sekam, dan tongkol jagung masing-masingnya 1,0838 kg/jam, 0,5235 kg/jam, 0,47 kg/jam dan 0,9091 kg/jam. Sedangkan rendemen hasil pada masing-masing bahan tempurung kelapa, sabut, sekam, dan tongkol jagung adalah 31.85 %, 33 %, 30.88 % dan 33.5 %. Rendemen yang dihasilkan setelah proses destilasi untuk tempurung 95 %, sabut 92 %, sekam 90 % dan tongkol jagung 94 %. Dimana rendemen asap cair yang dihasilkan pada proses destilasi cukup tinggi dan jumlah tar yang dihasilkan sedikit. Selanjutnya rendemen yang dihasilkan dari proses filtrasi ( penyaringan) sangat tinggi yaitu tempurung 99.58 %, sabut 99.56 %, sekam 99.56 % dan tongkol jagung 99.57 %. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa pada destilat yang melewati proses filtrasi zeolit aktif dan karbon aktif sudah cukup murni. Dari Analisis GC/MS kandungan fenol dan asam asetat yang dikandung oleh asap cair dari tempurung kelapa, sekam dan tongkol jagung, telah mencukupi standar asap cair yang dapat dijadikan pengawet makanan berdasarkan komposisi asap cair menurut Maga (1998) dan Fatimah (1995). Kandungan Fenol tertinggi terdapat pada asap cair yang berasal dari tongkol jagung yaitu 2.37 % dan tempurung kelapa 2.03 %. Sedangkan asap cair dari sabut kelapa masih mengandung benzene yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, maka dari itu asap cair yang berasal dari sabut kelapa belum bisa digunakan sebagai pengawet makanan. Hasil analisis ekonomi terhadap pengoperasian alat ini diperoleh biaya pokok yang terkecil adalah pada penggunaan tempurung sebagai bahan yaitu Rp 15480.98 /kg, sedangkan sabut kelapa Rp 31527.34/kg, sekam Rp 35801.67/kg dan tongkol jagung Rp. 18509.28/kg. Biaya pokok dalam memproduksi asap cair ini cukup tinggi terutama asap cair yang berasal dari sabut kelapa dan sekam, tetapi untuk asap cair yang berasal dari tempurung kelpa dan tongkol jagung cukup layak untuk diproduksi karena harga jual asap cair dipasaran berkisar antara Rp. 21000/kg sampai Rp. 25000/kg. BEP yang paling baik adalah tempurung kelapa yaitu 152.31kg/th, tongkol jagung dengan 238.43kg/th, dan BEP dari sekam dan sabut kelapa cukup tinggi. Biaya pengoperasian alat ini masih tinggi karena produksi alat masih dalam skala kecil dan jumlah bahan yang dapat dibakar juga terbatas.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Unit atau Lembaga: Paca Sarjana > Strata 2 > Kimia
Depositing User: masanori sari ariningsih
Date Deposited: 25 Jan 2012 23:26
Last Modified: 25 Jan 2012 23:26
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/17403

Actions (login required)

View Item View Item