Repository Universitas Andalas

ANALISA PERBANDINGAN PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) ANTARA MENGGUNAKAN BENIH KULTUR JARINGAN BERSERTIFIKAT (G4) DENGAN BENIH LOKAL DI KANAGARIAN BATAGAK KECAMATAN SUNGAI PUAR KABUPATEN AGAM

MARIANI, NINI (2010) ANALISA PERBANDINGAN PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) ANTARA MENGGUNAKAN BENIH KULTUR JARINGAN BERSERTIFIKAT (G4) DENGAN BENIH LOKAL DI KANAGARIAN BATAGAK KECAMATAN SUNGAI PUAR KABUPATEN AGAM. Other thesis, Fakultas Pertanian.

[img]
Preview
PDF (ANALISA PERBANDINGAN PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) ANTARA MENGGUNAKAN BENIH KULTUR JARINGAN BERSERTIFIKAT (G4) DENGAN BENIH LOKAL DI KANAGARIAN BATAGAK KECAMATAN SUNGAI PUAR KABUPATEN AGAM) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (58Kb) | Preview

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November – Desember 2010. Latar belakang penelitian ini yaitu, usahatani kentang di Indonesia umumnya dilakukan dengan menggunakan benih lokal yang telah turun – temurun dan terserang berbagai virus dan penyakit. Saat ini di Nagari Batagak dilakukan usahatani kentang menggunakan benih unggul bersertifikat hasil kultur jaringan yang bebas dari berbagai virus dan penyakit. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan teknik budidaya kentang kultur jaringan dan lokal serta menganalisis perbandingan pendapatan dan keuntungan usahatani kentang antara kedua varietas. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode studi kasus. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Analisa data untuk deskripsi teknik budidaya tanaman kentang dilakukan dengan analisa deskriptif, sedangkan perbandingan pendapatan dan keuntungan kedua varietas kentang dianalisa secara kuantitatif menggunakan uji t - student pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian yang diperoleh dari deskripsi teknik budidaya yaitu tidak berbeda jauh teknik budidaya kentang kultur jaringan bersetifikat dan lokal. Teknik budidaya terdiri dari a) pengolahan lahan, b) pembenihan, c) penanaman, d) penyiangan dan pembumbunan, e) pemupukan, f) pemberantasan hama dan penyakit, g) panen dan h) pasca panen. Rata – rata produksi kentang kultur jaringan bersertifikat lebih rendah (13.132 kg/hektar) dari kemampuan optimal yang dapat dicapai (35 ton/hektar). Hal ini disebabkan tingginya curah hujan pada musim tanam ini. Rata – rata pendapatan usahatani kentang kultur jaringan bersertifikat Rp 8.753.771 dengan rata – rata per hektar Rp 44.650.394, sedangkan rata – rata pendapatan usahatani kentang lokal Rp 5.023.330 dengan rata – rata per hektar Rp 25.239.773. Rata – rata keuntungan usahatani kentang kultur jaringan bersertifikat Rp 7.420.733 dengan rata – rata per hektar Rp 35.469.473, sedangkan rata – rata keuntungan usahatani kentang lokal Rp 1.776.587 dengan rata – rata per hektar Rp 7.168.641. Hasil ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata pendapatan dan keuntungan usahatani kentang dengan menggunakan benih kultur jaringan bersertifikat dan menggunakan benih lokal. Upaya perbaikan usaha budidaya kentang kedepan, pemerintah diharapkan dapat memberi bantuan berupa pelatihan, pembinaan dan bantuan modal. Bagi petani, sebaiknya beralih dari menggunakan benih kentang lokal ke benih kentang kultur jaringan bersertifikat.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Unit atau Lembaga: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: masanori sari ariningsih
Date Deposited: 20 Jan 2012 15:11
Last Modified: 20 Jan 2012 15:11
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/17605

Actions (login required)

View Item View Item