Repository Universitas Andalas

Pengontrolan Suhu Pengeringan Gambir Dengan Logika Fuzzy

Novizar , Novizar and Andasuryani, Andasuryani (2014) Pengontrolan Suhu Pengeringan Gambir Dengan Logika Fuzzy. Working Paper. Fakultas Pertanian. (Unpublished)

[img] Microsoft Word (Pengontrolan Suhu Pengeringan Gambir Dengan Logika Fuzzy) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (31Kb)

Abstract

Suhu merupakan salah satu besaran fisik yang mempunyai peranan penting dalam berbagai proses, termasuk proses pengeringan produk-produk pertatnian. Pengeringan dapat terjadi karena adanya aliran udara dan energi panas. Aliran udara harus diberikan dalam jumlah yang tepat karena kekurangan aliran udara akan menimbulkan kondensasi pada lapisan produk, dan sebaliknya kelebihan aliran udara akan menyebabkan terjadinya case hardhening. Untuk mendapatkan suhu udara yang diinginkan dalam proses pengeringan maka perlu dilakukan pengontrolan suhu. Pengeringan merupakan salah satu proses dalam prosduksi gambir. Proses pengeringan yang baik akan dapat meningkatkan kualitas gambir yang dihasilkan. Rancangan penelitian terdiri dari (1) Pembuatan alat pengering dengan sumber panas biomassa, (2) Pembuatan program suhu (3) Pembuatan sistem kontrol, (4) Melakukan evaluasi teknis. Alat pengering yang telah dibuat berukuran 50 cm x 50 cm x140 cm (p x l x t) dengan tipe batch. Sumber panas yang digunakan adalah dari arang batok kelapa. Program dibuat dengan menggunakan software Borland Delphi. Rangkaian sistem kontrol terdiri dari rangkaian untuk sensor suhu dan aktuator. Sensor suhu bekerja berdasarkan rangkaian pembagi tegangan. Sensor yang digunakan adalah sensor jenis NTC (Negative Temperatur Coeficient). Aktuator yang digunakan pada penelitian adalah kipas/blower. Besarnya kecepatan putaran kipas tergantung dari tegangan keluaran analog komputer. Kipas akan mempercepat atau memperlambat putarannya sesuai dengan perintah yang dikeluarkan oleh komputer. Pengujian sistem kontrol meliputi klibrasi sensor dan penentuan bit kerja aktuator. Nilai koefisien determinasi dari masing-masing hubungan tersebut memperlihatkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah linear. Kelinearan ini akan menentukan kestabilan pembacaan sensor. Ketidak stabilan pengukuran sensor akan mempengaruhi besarnya tegangan yang dikeluarkan sehingga akan mempengaruhi proses pengontrolan. Tingkat ketelitian pengukuran sensor suhu akan dipengaruhi oleh nilai tegangan masukan dan sensitifitas NTC. Untuk memperoleh kerja aktuator yang optimal maka ditentukan nilai bit keluaran yang berkisar antara 0 sampai 4096. Hasil pengujian diperoleh nilai bit kerja aktuator 4096 (bit maksimum) dan 3800 (bit minimum). Uji kemampuan sistem dilakukan dengan melihat distribusi suhu dalam ruang pengering yang dibandingkan dengan suhu setpoint. Suhu setpoint yang digunakan adalah 45 oC. Suhu ruang pengering stabil disekitar setpoint dengan suhu rata-rata 45,5 oC, rata-rata eror yang terjadi selah setpoint dicapai adalah 0,5 dan setpoint dicapai pada menit ke – 51. Akan tetapi, pada awal pengontrolan suhu terjadi overshoot sebesar 2 oC. Terjadinya overshoot disebabkan karena kipas yang digunakan masih belum kuat untuk menarik udara luar sedangkan suhu udara pada ruang plenum sudah tinggi. Selain itu, kontruksi dari alat pengering dengan bahan bakar biomassa (arang batok kelapa) juga mempengaruhi terjadinya overshoot. Karena kontruksi dari ruang pembakaran, ruang penghantar panas dan plenum yang dibuat dari plat besi maka kontruksi ini sangat bagus dalam hal penghantran panas. Walaupun terjadinya overshoot pada awal pengentrol, akan tetapi dengan logika fuzzy suhu yang tinggi dari setpoint akan terus diperkecil sampai mendekati setpoint. Grafik suhu yang terjadi terlihat tidak halus (smooth). Hal ini bisa terjadi karena pengaruh derau (noise) pada pembacaan masukkan analog oleh ADC. Terjadinya derau ini bisa disebabkan oleh sensor yang terlalu peka, sumber tegangan sensor yang tidak stabil baik dari sumber tegangan pusat atau tegangan catu daya, ground komputer yang kurang baik, pengaruh gelombang elektromagnetik dari komputer yang digunakan, dan kinerja dari kipas. Sistem kendali suhu yang dibangun dengan menerapkan kontrol logika fuzzy untuk proses pengering gambir dengan bahan bakar biomassa telah dapat mengendalikan suhu ruang pengering. Untuk meningkatkan kemampuan sistem kontrol, maka perlu dibuat aturan-aturan pengontrolan yang lebih baik dan meminimumkan faktor-faktor lain yang terlibat dalam sistem.

Item Type: Monograph (Working Paper)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Unit atau Lembaga: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknik Pertanian
Depositing User: SSi Santi Ariningsih
Date Deposited: 03 Jun 2010 01:29
Last Modified: 13 Jul 2015 06:30
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/1862

Actions (login required)

View Item View Item