Repository Universitas Andalas

KAJIAN JENDER TERHADAP KONTRIBUSI PERANTAU PEREMPUAN SUKU MINANGKABAU BAGI KELUARGA di KAMPUNG ASAL (Studi Kasus Tenaga Kerja Perempuan Kepala Rumah Tangga Asal Sumatera Barat)

Ekaputra, Rinaldy and Hanandini, Dwiyanti (2014) KAJIAN JENDER TERHADAP KONTRIBUSI PERANTAU PEREMPUAN SUKU MINANGKABAU BAGI KELUARGA di KAMPUNG ASAL (Studi Kasus Tenaga Kerja Perempuan Kepala Rumah Tangga Asal Sumatera Barat). Working Paper. Fakultas ISIP. (Unpublished)

[img] Microsoft Word (KAJIAN JENDER TERHADAP KONTRIBUSI PERANTAU PEREMPUAN SUKU MINANGKABAU BAGI KELUARGA di KAMPUNG ASAL (Studi Kasus Tenaga Kerja Perempuan Kepala Rumah Tangga Asal Sumatera Barat)) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (41Kb)

Abstract

Usaha untuk mengatasi krisis ekonomi dalam rumah tangga bagi perempuan adalah bekerja dengan mencari peluang kerja di luar negeri. Dengan bekerja ke luar negri diharapkan dapat memperoleh upah atau pendapatan yang lebih tinggi sehingga memberikan harapan bagi kelangsungan hidupnya. Gejala perempuan minangkabau bekerja ke luar negri merupakan fenomena yang berkembang sejak tahun 1980 an seiring dengan makin terbukanya peluang perempuan untuk bekerja di luar rumah. Berdasarkan data dari Kantor Depnaker Kota Padang pada tahun 1997/1998 telah diberangkatkan tenaga kerja keluar negeri sebanyak 72 orang yang terdiri dari 38 orang perempuan dan 34 laki-laki. Pada tahun 1998/1999 jumlah tenaga kerja yang diberangkatkan meningkat menjadi 632 orang yang terdiri dari 357 orang tenaga kerja perempuan dan 275 orang tenaga kerja laki-laki. Gejala ini semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengerah jasa tenaga kerja (pjtki) ke luar negri yang berkembang di Kota Padang. Bekerja keluar daerah atau luar negri dalam budaya masyarakat Minangkabau dapat dikategorikan sebagai aktifitas merantau. Aktifitas ini sejak jaman dulu hanya dimonopoli oleh kaum laki-laki. Walaupun ada perempuan Minangkabau yang hidup di daerah rantau, akan tetapi statusnya adalah mengikuti suaminya. Suami yang telah berada di rantau dan dianggap telah berhasil kemudian membawa istrinya untuk hidup di rantau. Bagi laki-laki merantau adalah tuntutan budaya. ...

Item Type: Monograph (Working Paper)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Unit atau Lembaga: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi
Depositing User: SSi diana zulyetti
Date Deposited: 03 Jun 2010 03:28
Last Modified: 13 Jul 2015 06:30
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/1914

Actions (login required)

View Item View Item