Arif , Saputra
(2014)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT (1996-2010).
Other thesis, Universitas Andalas.
Abstract
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pengujian hipotesa yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tren kesempatan kerja di Sumatera Barat sangat berhubungan sekali dengan perkembangan investasi pemerintah di Sumatera Barat, hal ini disebabkan karena investasi pemerintah di Indonesia berhubungan dengan pembangunan fisik, yang menimbulkan kesempatan kerja baru bagi masyarakat, berbeda dengan investasi swasta (PMA dan PMDN) yang memiliki tren yang tidak begitu berpengaruh dengan kesempatan kerja, hal ini terjadi karena investasi swasta di Sumatera Barat kebanyakan bersifat padat modal sehingga pengaruhnya tidak terlalu signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.
2. Kesempatan kerja dan investasi di Sumatera Barat mengalami guncangan pada saat terjadinya krisis ekonomi, karena pada waktu itu keuangan secara nasional terkosentrasi pada perbaikan sektor moneter, dimana pada waktu itu sektor moneter mengalami kemunduran yang drastis, yang ditandai dengan terjadinya Hyper inflation, Hal ini menyebabkan investasi mengalami kemunduran, sehingga banyak pengusaha yang bangkrut dan jelas akibatnya adalah terjadi PHK dimana-mana.
3. Secara keseluruhan nilai investasi pemerintah, investasi swasta, UMR dan keluarnya regulasi ketenagakerjaan berupa UU No 13 tahun 2003 berpengaruh terhadap jumlah kesempatan kerja di Sumatera Barat secara parsial. hal ini dapat dilihat dari uji statistic yakni uji F. Nilai uji statistik-F yang diperoleh adalah sebesar 8.328 sedangkan F-tabel yang dihitung dengan cara df1= k-1, dan df2 = n – k, dimana k adalah jumlah variabel dependen dan variabel independen, sedangkan n adalah jumlah data sehingga didapatkan nilai f-tabel sebesar 2.261. sehingga f test > f tabel. Sehingga secara keseluruhan variabel independent berpengaruh terhadap variabel independen secara bersamaan.
4. Dari hasil uji T test yang dilakukan dapat dilihat bahwa kesempatan kerja di Sumatera Barat secara dominan dipengaruhi oleh Investasi Pemerintah dimanaa koefisien regresinya sebesar 0.281 artinya setiap kenaikan investasi pemerintah sebesar 1 % akan menaikkan kesempatan kerja sebesar 0.281 % dengan asumsi variabel lain tetap.
5. Dari hasil uji didalam penelitian ini didapatkan bahwa investasi swasta di Sumatera Barat memiliki pengaruh yang tidak begitu signifikan terhadap kesempatan kerja di Sumatera Barat, Hal ini terjadi karena masih besarnya ketimpangan penanaman PMDN maupun PMA di setiap wilayah di Sumatera Barat. sehingga besarnya investasi swasta belum bisa memberikan dampak positif yang berarti bagi ketenagakerjaan di Sumatera Barat selain hal itu besar kemungkinan investasi swasta di Sumatera Barat belum maksimal dikarenakan belum adanya kebijakan khusus bagi investor asing berupa pemberian fasilitas dan keamanan, sehingga para investor masih belum melihat Sumatera Barat sebagai daerah yang potensial untuk dikembangkan.
6. Keluarnya UU No 13 tentang Ketenagakerjaan di Indonesia pada tahun 2003 belum memberikan dampak positif kepada penyerapan tenaga kerja di Sumatera Barat. Hal ini terjadi karena banyaknya pasal-pasal didalam UU tersebut yang tidak menguntungkan pengusaha apabila memiliki pekerja dalam jumlah banyak. Hal ini memberikan kecendrungan negatif para pengusaha dalam melakukan penyerapan tenaga kerja secara umum.
6.2 Saran
Dari pembahasan, hasil pengujian dan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Upaya pencitraan positif terhadap iklim investasi di Sumatera Barat perlu terus digalakkan untuk meningkatkan peringkat daya saing investasi sumatera barat secara nasional. Berbagai upaya yang diperlukan seperti, efisisensi sistem birokrasi, perbaikan infrastruktur, aturan ketenagakerjaan, termasuk penyederhanaan sistem perizinan dan faktor lainnya.
2. Perlu adanya pemerataan realisasi proyek dari investasi swasta (PMA dan PMDN) bagi seluruh wilayah Sumatera Barat agar memberikan dampak yang positif bagi ketenagakerjaan di Sumatera Barat secara umum
3. Pemerintah hendaknya mendorong investasi yang bersifat padat karya yaitu investasi yang dapat mendorong penyerapan tenaga kerja di sumatera barat sehingga investasi yang direalisasikan memberikan dampak positif bagi situasi ketenagakerjaan di Sumatera Barat.
4. Perlunya penerapan kebijakan yang lebih strategis dibanding dengan penerapan upah minimum karena pada beberapa wilayah umumnya upah minimum ini memiliki dampak negatif terhadap penyerapan tenaga kerja meskipun di Sumatera Barat dampaknya tidak begitu berarti, tetapi tetap saja upah minimum ini merupakan kebijakan yang menimbulkan dilema dalam usaha peningkatan penyerapan tenaga kerja.
5. Perlunya pengkajian ulang lebih lanjut dalam pelaksanaan UU No 13 Tahun 2003 mengingat pelaksanaan UU ini memiliki dampak negative dalam penyerapan tenaga kerja di Sumatera Barat. hal ini tidak mengherankan karena penerapan UU ini sempat menjadi bahan kritikan dari para pengusaha maupun dari serikat pekerja.
Actions (login required)
|
View Item |