Repository Universitas Andalas

Bioskop Sebagai Sarana Hiburan Masyarakat di Padang Tahun 1950-2000

Erawati, Meri (2014) Bioskop Sebagai Sarana Hiburan Masyarakat di Padang Tahun 1950-2000. Other thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
PDF
Download (179Kb) | Preview
[img]
Preview
PDF
Download (212Kb) | Preview
[img]
Preview
PDF
Download (73Kb) | Preview

Abstract

ABSTRAK Tesis ini berjudul Bioskop Sebagai Sarana Hiburan Masyarakat di Padang Tahun 1950-2000. Penelitian ini memfokuskan perhatian pada peran bioskop dalam memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat di Padang, terutama rentang waktu 1950-an hingga 2000-an. Penulisan tesis ini digolongkan kepada sejarah sosial karena ruang lingkup sejarah sosial berkaitan dengan prilaku dan gaya hidup masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap yakni heuristik (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (yang terdiri dari kritik ekstern dan kritik intern), interpretasi (penafsiran sumber) dan historiografi (penulisan sejarah). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, studi kearsipan dan studi lapangan (wawancara). Pada awal abad 20, film sudah mulai dinikmati oleh masyarakat di Padang, namun masih di lokasi yang sederhana dan cenderung digunakan untuk berbagai jenis hiburan. Situasi menonton di bioskop baru terasa setelah tahun 1930-an karena film sudah diputar di tempat yang permanen (gedung bioskop), terutama setelah adanya Cinema Theater, Apollo Bioscope dan Rio Bioscope. Pada tahun 1950-an jumlah bioskop mengalami peningkatan dari 3 buah menjadi 6 buah. Puncak usaha bioskop di Padang terjadi pada tahun 1970-an hingga tahun 1990-an dimana jumlah bioskop mencapai 25 buah. Tahun 1970-an, bioskop begitu fenomena bagi masyarakat di Padang. Pada masa kolonial kelas-kelas bioskop tercipta akibat pengaruh ras, maka tahun 1950-an kelas-kelas bioskop tercipta akibat perbedaan ekonomi masyarakat, khususnya kemampuan masyarakat dalam membeli karcis bioskop, sehingga bioskop hanya “dinikmati” oleh kalangan masyarakat tertentu saja. Sedangkan tahun 1970-an, kelas-kelas bioskop tercipta dipengaruhi oleh jenis film yang diputar sehingga muncul bioskop yang khusus memutar film Barat, film India, dan film Hongkong maupun Mandarin. Bioskop sejak tahun 1970 semakin menjadi fenomena karena turut diramaikan oleh promosi-promosi film yang menarik masyarakat untuk menonton ke bioskop. Situasi tersebut pada akhirnya menjadikan bioskop tidak hanya sebagai tempat untuk menonton film tetapi juga menjadi tempat untuk berkumpul bersama teman maupun pasangan, sehingga menonton di bioskop tahun 1970-an menjadi “gengsi” tersendiri. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa periode emas dalam perbioskopan di Padang adalah tahun 1970-an. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah bioskop sebelum tahun 1950-an, tahun 1950 dan tahun 1970. Periode emas ini juga ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mengunjungi bioskop sehingga kehadiran bioskop menjadi sesuatu yang menghibur bagi masyrakat.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: C Auxiliary Sciences of History > CB History of civilization
Unit atau Lembaga: Paca Sarjana > Doktor
Depositing User: Nur Hafizah Faisal
Date Deposited: 20 May 2014 01:46
Last Modified: 20 May 2014 01:46
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/20006

Actions (login required)

View Item View Item