Repository Universitas Andalas

Analisis Perbandingan Tingkat Keuntungan Usaha Pengolahan Gula Merah (Gulo Saka) Antara Petani Kilang Tradisional dengan Petani Kilang Mekanis di Kenagarian Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam

HAJISMAN , HAJISMAN (2014) Analisis Perbandingan Tingkat Keuntungan Usaha Pengolahan Gula Merah (Gulo Saka) Antara Petani Kilang Tradisional dengan Petani Kilang Mekanis di Kenagarian Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam. Other thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
PDF
Download (429Kb) | Preview

Abstract

Analisis Perbandingan Tingkat Keuntungan Usaha Pengolahan Gula Merah (Gulo Saka) Antara Petani Kilang Tradisional dengan Petani Kilang Mekanis di Kenagarian Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam. Skripsi S1, Oleh:Hajisman Koto, Pembimbing: Dr. Ir.H. Nofialdi , M.Si dan Cipta Budiman, SSi, MM. ABSTRAK Perbedaan usaha pengolahan gula merah antara petani kilang traditional dengan petani kilang mekanis terlihat dari teknologi yang diterapkan, jumlah penggunaan bahan baku tebu, durasi produksi dan pengilingan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Juni 2011. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan usaha pengolahan gula merah dan permasalahannya, 2) Menganalisis tingkat keuntungan usaha pengolahan gula merah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, teknik pengambilan reponden adalah secara sengaja (purposive sampling) yaitu sebanyak 24 orang yang ditujukan kepada kelompok tani Jabal Rahmah dan kelompok tani Kato Sepakat. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan antar petani pengolahan gula merah, petani kilang tradisional menggunakan teknologi yang sederhana, jumlah rata-rata bahan baku tebu 1.812 batang, penggilingan 3-4 kali, durasi penggilingan 3 jam/kancah. Sedangkan pada petani pengolah gula merah kilang mekanis mereka menggunakan teknologi modern, jumlah rata-rata bahan baku 2.719 batang, penggilingan 2-3 kali, durasi penggilingan 1 jam/kancah. Permasalahan yang di hadapi oleh petani pengolah secara tradisional adalah durasi penggilingan yang lebih lama, rendemen gula lebih rendah, sedangkan masalah yang dihadapi oleh petani secara mekanis adalah jarak antara kebun tebu dengan kilangan yang jauh, biaya produksi yang tinggi. Dari analisis perbandingan keuntungan, tidak terdapat perbedaan yang signifikan, namun dari segi efesiensi penggilingan, petani kilang mekanis lebih efesien. Bedasarkan efesiensi produksi gula merah, maka petani kilang tradisional disarankan agar dapat beralih ke kilang mekanis, bagi petani kilang mekanis agar menambah unit tungku pemasak sehingga produksi gula merah dapat lebih ditingkatkan, untuk instansi pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan peralatan pengolahan mekanis, mengembangkan pelatihan diversifikasi olahan gula merah dan pelatihan peningkatan mutu gula saka.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Unit atau Lembaga: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: riri rima wustari
Date Deposited: 02 Jun 2014 00:11
Last Modified: 02 Jun 2014 00:11
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/20143

Actions (login required)

View Item View Item