EM, Mailisa Putri
(2014)
ANALISIS TATANIAGA MELINJO
DI KOTA PARIAMAN.
Other thesis, Universitas Andalas.
Abstract
ANALISIS TATANIAGA MELINJO
DI KOTA PARIAMAN
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2011. tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi saluran tataniaga dan fungsi-fungsi lembaga tataniaga yang terlibat pada kelompok masyarakat (Pokmas) emping melinjo di Kota Pariaman, dan menganalisis margin dan efisiensi tataniaga dari produsen hingga ke konsumen akhir. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan jumlah sampel produsen 10 orang, pedagang pengumpul 1 orang, dan pedagang pengecer 2 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh dua pola dalam saluran tataniaga melinjo yakni pola A : produsen - pedagang pengumpul - pedagang pengecer (Pekanbaru) – konsumen; dan pola saluran B : produsen - pedagang pengecer - konsumen.
Berdasarkan analisis margin tataniaga diperoleh margin pada pola saluran A adalah sebesar Rp. 10.000 dan pola saluran B sebesar Rp. 3.000. Keuntungan yang diperoleh masing-masing lembaga niaga pada pola saluran A adalah produsen sebesar Rp. 5.026,27, pedagang pengumpul Rp. 3.916,59, pedagang pengecer Rp. 2.884,52. Sementara keuntungan yang seimbang diterima masing-masing lembaga pada pola saluran A adalah produsen Rp. 10.484,38; pedagang pengumpul Rp. 454,76; pedagang pengecer Rp. 888,24. Pada pola saluran B keuntungan yang didapatkan masing-masing lembaga niaga adalah Rp. 5.026,27; pedagang pengecer Rp. 1.295,65. Sementara keuntungan yang seimbang diterima masing-masing lembaga niaga adalah produsen Rp. 5.917,95, pedagang pengecer Rp. 403,97. Kedua pola saluran menunjukkan kondisi yang tidak efisien karena masing-masing lembaga tataniaga belum menerima keuntungan yang proporsional, sesuai biaya yang dikeluarkan. Masalah yang dihadapi produsen adalah dalam ketersediaan bahan baku dimana melinjo hanya bisa di panen 2 kali dalam setahun. Sementara pedagang menghadapi masalah saat permintaan meningkat, sementara produsen tidak bisa memproduksi lebih banyak.
Disarankan kepada produsen untuk dapat memanfaatkan modal yang diberikan pemerintah dengan membuat emping melinjo dengan kualitas yang lebih baik. Sebaiknya harga ditingkat produsen dinaikkan agar keuntungan yang diperoleh bisa menutupi biaya yang dikeluarkan saat produksi.
SUPPLY CHAIN OF MELINJO CRACKER
FROM PARIAMAN MUNICIPALITY
ABSTRACT
This research aims to identify supply chain and its functions in melinjo cracker marketing from Pariaman municipality, and to analyze its margin and efficiency. A survey has been carried out in interviewing 10 producers, a middleman and 2 retailers.
There are two supply chains of Melinjo from this town. First is from producers – middlemen – retailers in Pekanbaru - consumers. Second chain is from producers – retailers - consumers.
Marketing margin of first chain is Rp. 10.000 while the second is Rp. 3.000. In first chain, producers gain net benefit for Rp. 5.026,27, middlemen gain for Rp. 3.916,59, and retailers gain for Rp. 2.884,52. While in second chain, producers get net benefit for Rp. 5.026,27; and retailers get for Rp. 1.295,65. Both chain are not efficient as each market institution receives unproportionately benefit in comparison with cost. The supply of melinjo crackers from Pariaman Municipality does not meet demand due to lack of raw melinjo.
Actions (login required)
|
View Item |