PRAMONO, PRAMONO (2014) TRADISI PENULISAN DAN PENYALINAN NASKAH-NASKAH ISLAM MINANGKABAU : KAJIAN ATAS IMAM MAULANA ABDUL MANAF AMIN AL-KHATIB DAN KARYA-KARYANYA. Working Paper. Fakultas Sastra. (Unpublished)
PDF (TRADISI PENULISAN DAN PENYALINAN NASKAH-NASKAH ISLAM MINANGKABAU : KAJIAN ATAS IMAM MAULANA ABDUL MANAF AMIN AL-KHATIB DAN KARYA-KARYANYA)
- Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (11Kb) |
Abstract
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan filologis dan pendekatan sejarah sosial Intelektual terhadap Imam Maulana Abdul Manaf Amin al-Khatib dan naskah-naskah karyanya. Pendekatan filologis digunakan untuk mengkaji naskah, terutama untuk mendeskripsikan naskah-naskah yang menjadi objek kajian. Pendekatan sejarah sosial intelektual untuk menelaah teks yang dikaitkan dengan riwayat kreatif Imam Maulana Abdul Manaf Amin al-Khatib dan konteks tradisi penyalinan naskah Islam di Minangkabau. Naskah-naskah karya Imam Maulana Abdul Manaf seluruhnya berjumlah 21 ekslempar. Kondisi fisik seluruh naskah masih bagus dan tulisan mudah dibaca. Seluruh naskah menggunakan kertas HVS sebagai alas naskahnya dan dijilid dengan sistem kuras. Melalui pendekatan filologis terhadap 21 naskah karya Imam Maulana Abdul Manaf diperoleh gambaran bahwa seluruh teks ditulis dengan aksara Jawi: aksara Arab bahasanya Melayu. Penggunaan aksara tersebut karena menurut penulisnya untuk mengimbangi kitab-kitab agama yang lain sehingga pembaca mendapat keyakinan bahwa naskah itu adalah yang sebenarnya Dengan kata lain, naskah tersebut terlihat lebih asli. Yang menarik pada temuan ini adalah, meskipun menggunakan aksara Arab dengan bahasa Melayu. Namun, dapat dibaca dengan bunyi bahasa Minangkabau. Melalui pendekatan sejarah sosial intelektual, deketahui bahwa di Minangkabau kegiatan penulisan naskah-naskah Islam terpusat di surau. Hal itu menandakan bahwa surau merupakan ‘api tungku kecendekiaan’. Sebagian besar penulis atau tradisi penulisan naskah dikembangkan di surau-surau yang mengembangkan tarekat tertentu. Selain untuk menyebarkan pengajian, ulama atau para sufi itu juga menulis untuk mendebat atau pendapat orang lain, mengkritik keadaan sosial; sebuah tradisi intelektual. Adanya tradisi konflik dan suasana wacana perdebatan yang pernah mewarnai wacana keislaman di Minangkabau mendorong banyak lahirnya naskah-naskah Islam di daerah ini. Untuk mendebat pendapat yang dianggap tidak berdasar, maka seorang ulama, ungku, syaikh menulis naskah. Naskah yang ditulis dan disalin untuk berikutnya didistribusikan kepada siapa saja yang dianggap memerlukan, baik pengikut maupun mereka yang betentangan paham.
Item Type: | Monograph (Working Paper) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Unit atau Lembaga: | Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Minangkabau |
Depositing User: | SSi Renny Pebrica |
Date Deposited: | 04 Jun 2010 02:32 |
Last Modified: | 13 Aug 2015 01:57 |
URI: | http://repository.unand.ac.id/id/eprint/2192 |
Actions (login required)
View Item |