LAILATURRAHMI, LAILATURRAHMI
(2014)
HUBUNGAN DURASI STROKE, KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI,
TERAPI ANTIHIPERTENSI, KOMORBIDITAS, DAN TINGKAT
KEPATUHAN PASIEN DENGAN KUALITAS HIDUP TERKAIT
KESEHATAN (HRQoL) PADA PASIEN STROKE DI RS STROKE
NASIONAL BUKITTINGGI.
Other thesis, ANDALAS UNIVERSITY.
Abstract
HUBUNGAN TERAPI ANTIHIPERTENSI, KOMORBIDITAS, DAN
TINGKAT KEPATUHAN PASIEN DENGAN HEALTH RELATED QUALITY
OF LIFE (HRQoL) PADA PASIEN STROKE DI RS STROKE NASIONAL
BUKITTINGGI
Oleh: Lailaturrahmi
(Dibawah Bimbingan: Prof. Dr. Armenia, MS, Apt
dan Khairil Armal, S.Si., Apt., Sp. FRS)
RINGKASAN
Stroke mempengaruhi kehidupan pasien dalam berbagai aspek, tidak hanya
secara fisik, tetapi juga secara emosional, psikologis, kognitif, dan sosial. Tingkat
kecacatan fisik dan mental pasca stroke mempengaruhi kualitas hidup pasien. Seiring
dengan penurunan angka kematian akibat stroke, lebih banyak pasien yang harus
hidup dengan berbagai keterbatasan dan gangguan (Weerd, et al, 2011).
Untuk mengetahui tingkat kecacatan akibat stroke, dapat digunakan Indeks
Barthel ( BI ) dan subskala Rankin yang dimodifikasi ( mRS ), dua jenis alat ukur
yang paling sering digunakan pada penelitian stroke yang berfokus pada kecacatan
akibat stroke. Namun, pasien stroke memiliki berbagai gejala selain disfungsi
motorik, dan kedua subskala tersebut tidak mampu menilai seluruh rangkaian gejala
yang terjadi selama stroke. Oleh karena itu, diperlukan penilaian yang lebih
komprehensif untuk beban penyakit pada pasien stroke. Penilaian ini dapat dilakukan
v
dengan konsep kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan (HRQoL), suatu
pendekatan multidimensional untuk mengukur beban penyakit yang dialami pasien
(Sturm, et al., 2004).
Menurunkan tekanan darah merupakan upaya terpenting dalam pencegahan
stroke sekunder. Pemberian obat-obat antihipertensi dikaitkan dengan penurunan
risiko stroke hingga 40%(Markus, et al., 2010). Tidak hanya terkait dengan
pengendalian faktor risiko, pengendalian tekanan darah juga dapat memperbaiki
outcome pada pasien stroke (Aiyagari, et al., 2009).
Keberadaan komorbiditas lain dapat menurunkan HRQoL pada pasien stroke
(Nichols-Larsen, et al., 2005). Pasien stroke yang menderita hipertensi, diabetes
mellitus, fibrilasi atrium, atau infark miokard memiliki HRQoL yang lebih rendah
bila dibandingkan dengan pasien stroke yang tidak menderita penyakit penyerta lain
(Sturm, et al., 2004).
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui hubungan kepatuhan
pasien terhadap pengobatan dan Health Related Quality of Life (HRQoL). Tingkat
kepatuhan pasien terhadap pengobatan hipertensi dikaitkan dengan kualitas hidup
yang lebih baik pada pasien hipertensi dan pasien hipertensi dengan stroke (Baune, et
al , 2005).
Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross-sectional antara Maret
hingga Mei 2014. Pasien diwawancarai dengan menggunakan kuesioner Morisky
Medical Adherence Scale-8 (MMAS-8) dan Stroke Specific Quality of Life (SSQoL)
vi
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Data jenis kelamin, usia,
pendidikan, dan pekerjaan diambil pada saat wawancara dan dikonfirmasi dengan
rekam medik pasien. Data antihipertensi yang diterima oleh pasien serta penyakit lain
yang diderita diperoleh dari rekam medik. Uji analisis kovariat digunakan untuk
menganalisis hubungan jenis antihipertensi, komorbiditas, dan tingkat kepatuhan
dengan HRQoL pasien. Analisis dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%.
Dari 155 pasien stroke yang memenuhi kriteria inklusi, berjenis kelamin lakilaki
(68,40%) dan berusia di atas 60 tahun (60,00%). Kelompok pasien yang
menamatkan sekolah menengah atas (31,60%), dan berstatus pensiunan (27,70%)
menempati proporsi terbesar dibandingkan dengan tingkat pendidikan maupun
pekerjaan lainnya. Jenis antihipertensi yang paling banyak digunakan oleh pasien
adalah Ca channel blocker (54,20%). Sementara itu, pasien stroke yang berpartisipasi
dalam penelitian ini umumnya tidak memiliki komorbiditas lain selain hipertensi
(60,60%). Kelompok pasien yang memiliki kepatuhan baik terhadap terapi
antihipertensi menempati proporsi terbesar (49,70%).
Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara terapi antihipertensi dengan
HRQoL (p>0,1). Komorbiditas yang diderita oleh pasien stroke juga tidak
berhubungan secara nyata dengan HRQoL (p>0,1). Demikian pula halnya dengan
tingkat kepatuhan yang tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan HRQoL
(p>0,1). Meskipun demikian, interaksi terapi antihipertensi, komorbiditas, dan tingkat
kepatuhan memiliki hubungan yang berbeda nyata dengan HRQoL pasien stroke
(p<0,05).
Actions (login required)
|
View Item |