Repository Universitas Andalas

Potensi Bakteri Bacillus sp Selulolitik Serasah Hutan Dalam Peningkatan Kualitas Onggok sebagai Pakan Dan Aplikasinya Terhadap Peningkatan Produktivitas Ternak Unggas

Wizna , Wizna and Rizal , Yose and Dharma, Abdi (2010) Potensi Bakteri Bacillus sp Selulolitik Serasah Hutan Dalam Peningkatan Kualitas Onggok sebagai Pakan Dan Aplikasinya Terhadap Peningkatan Produktivitas Ternak Unggas. Working Paper. Fakultas Peternakan. (Unpublished)

[img] Microsoft Word (Potensi Bakteri Bacillus sp Selulolitik Serasah Hutan Dalam Peningkatan Kualitas Onggok sebagai Pakan Dan Aplikasinya Terhadap Peningkatan Produktivitas Ternak Unggas) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (31Kb)

Abstract

Penelitian ini menjelaskan potensi Bacillw sp selulolitik sebagai inokulum untuk meningkatkan kualitas onggok sebagai pakan ternak. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Balai Penyidik Penyakit Veteriner (BPPV) Wilayah II Bukitinggi Sumatera Barat dan Laboratorium Nutrisi Temak Fakultas Petemakan Universitas Andalas. Penelitian terdiri dan 2 tahap, yaitu tahap penentuan pengemban inokulum dan tahap kedua menentukan kondisi fermentasi onggok optimal Penelitian tahap I untuk pembuatan inokulum mengacu kepada metode pembuatan probiotik dari ragi tape (Saccharomyces cerevisiae) dan jumlah bakteri dihitung dengan metode "plate count" menurut Alexander (1961). Pemilihan media inokulum yang teIbaik berdasarkan jumlah koloni yang terbanyak daTi masing-masing media. Konsentrasi inokulum Bacillus sp dihitung dengan menggunakan metode pembiakan pengenceran (Lay, 1994). Ambil 1 gram sampel kemudian dilakukan pengenceran 10-10. Pipet 1 ml hasil pengenceran dan tuangkan ke dalam cawan petri yang bensi medium N A dan inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam dalam inkubator. Semua perlakuan diulang 4 kali. Koloni bakteri yang tumbuh kemudian dibitung dengan menggunakan alat penghitung koloni. Total. Bacillus sp/gr diperoleb dengan. mengalikan banyaknya rata-rata koloni yang ditemukan dengan faktor pengenceran. Jumlah sel bakteri Bacillw sp dinyatakan dal.am satuan pembentukan koloni (SPK) atau coloni forming unit (CFU). Dari basil perhitungan jumlah sel Bacillus sp (CFU) diperoleh media inokulum yang teIbaik. Kemudian dilakukan perbanyakan pembuatan media inokulum yang digunakan untuk fermentasi. Metode penelitian tahap II untuk fermentasi onggok mengacu kepada metode pembuatan produk-produk fermentasi pangan seperti pembuatan tempeh, oncom dan sebagainya (Fardiaz, 1989).Perc.obaan tahap ini dilakukan fermentasi terhadap onggok menggtmakan bakteri Bacillus ,pI dan Bacillus sp2 sebagai inokulum lmtuk melihat kondisi fermentasi optimal. Substrat yang digunakan se.bagai medium fermentasi adalah onggok dengan kandungan serat kasamya 14% dan protein kasar 2,5%. Pemilihan dosis inokulum, lama, suhu, ukuran partikel substrat dan kadar air fennentasi dilakukan untuk mengetahui kondisi optimal fennentasi kedua Bacillus sp agar dihasilkan enzim selulase maksimal sehingga diperoleh penurunan serat kasar substrat pada tingkat maksimal. Kondisi fennentasi (dosis inokulum, lama, suhu, ukuran partikel substrat dan kadar air fermentasi) berdasar basil terbaik dari percobaan sebelumnya. Produk fennentasi dianalisis perubahan kandungan nutrisinya yaitu kadar air, protein kasar, serat kasar, kandungan asam amino, energi rnetabolisme dan kualitas protein (rnengukur retensi nitrogen). Data dianalisis dengan menggunakan analisis varian (Steel dan Torrie,1980). Perbedaan antar perlakuan diuji dengan Duncan's Multiple Range Test (DMRT) Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa empelur sagu merupakan medium pengemban inokulum yang terbaik dibandingkan dengan tepung jagung, tepung onggok dan tepung dedak padi dengan rataan jumlah koloni (cfu) 3,46 x 109 cfu /gram pH 4.91. Kondisi fermentasi optimal onggok dengan Bacillus sp 1 dan Bacillus sp2 didapat pada dosis inokulum 6%, lama fermentasi 6 bari, suhu 400C, kadar air 65% dan ukura.~ partekel 1 mash dimana meningkatkan kandungan protein kasar 360% dan menurunkan serat kasar 32%. Retensi nitrogen onggok fennenmsi dengan Bacillus spt didapatkan 65.37% dan energi metabolisme 2217 kkal/kg, dengan Bacillus sp2 didapatkan 66.65%. dan energi metabolisme 2190 kkal/kg. Kandungan asam amino onggok fermentasi dengan Bacillus sp1 dan Bacillus sp2 meningkat dI"bandingkan dengan sebelum fennentasi dan pada fermentasi dengan Bacillus sp1 dibasilkan asam amino arginin serta pada fermentasi dengan Bacillus sp2 dihasilkan asam amino arginin dan prolin. Untuk sementara dapat disimpulkan bahwa bakteri Bacillus sp 1 dan Bacillus sp2 dapat dijadikan inokum dengan empelur sagu sebagai pengemban untuk meningkatkan kualitas onggok sebagai pakan unggas dengan menggunakan teknologi fennentasi.

Item Type: Monograph (Working Paper)
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Unit atau Lembaga: Fakultas Perternakan > Produksi Ternak
Depositing User: SSi Santi Ariningsih
Date Deposited: 04 Jun 2010 05:02
Last Modified: 26 Sep 2011 05:08
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/2325

Actions (login required)

View Item View Item