Repository Universitas Andalas

PEMETAAN MASALAH-MASALAH BURUH DAN SKENARIO PEMECAHANNYA : Studi tentang Gerakan Buruh di Padang, Sawahlunto dan Pasaman Sumatera Barat

Zubir , Zaiyardam and Herwandi , Herwandi and Pramono, Wahyu (2010) PEMETAAN MASALAH-MASALAH BURUH DAN SKENARIO PEMECAHANNYA : Studi tentang Gerakan Buruh di Padang, Sawahlunto dan Pasaman Sumatera Barat. Working Paper. Fakultas Sastra. (Unpublished)

[img] Microsoft Word (PEMETAAN MASALAH-MASALAH BURUH DAN SKENARIO PEMECAHANNYA : Studi tentang Gerakan Buruh di Padang, Sawahlunto dan Pasaman Sumatera Barat) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (32Kb)

Abstract

Beberapa kantong gerakan buruh di Sumatera Barat akhir-akhir ini memperlihatkan kecendrungan yang tinggi melakukan aksi. Dalam setiap minggu, selalu saja terjadi berbagai aksi buruh, baik demonstrasi, mogok kerja ataupun tindakan anarkis. Pada beberapa kantong gerakan buruh di Sumatera Barat di antaranya PT Semen Padang, PT Tambang Batu Bara Ombilin/Bukit Asam, PTP VI, PT Sumatek Subur, PT Bakrie Plantation, PT Agam Plantation dan Buruh pelabuhan Teluk Bayur memperlihatkan kecendrungan suhu politik yang semakin tinggi, terutama aksi-aksi yang dilakukan buruh. Tidak diragukan lagi, berbagai organisasi buruh seperti SBSI berada dibelakang aksi-aksi buruh. Penelitian ini tidaklah membahas semua kantong-kantong buruh itu. Fokus penelitian adalah memetakan masalah dan skenario pemecahan buruh di beberapa kantong buruh seperti buruh pabrik, buruh tambang dan buruh kebun. Untuk buruh pabrik, penelitian ini dikaji tentang kehidupan buruh pada PT Semen Padang. Untuk buruh tambang, kajian diarahkan untuk membahas buruh tambang rakyat di Sawah Lunto, sedangkan untuk buruh kebun, dikajia adalah buruh perkebunan di Pasaman barat. Dengan membandingkan kehidupan buruh dan masalahnya yang mereka hadapi, diharapkan dapat memberikan sebuah pemikiran dalam melihat persoalan-persoalan dasar buruh di Sumatera Barat, khusunya pada tiga tempat itu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sejarah sosial ekonomi. Kajian yang bersifat kontemporer menyebabkan studi ini lebih memperlihatkan sisi sosiologis dan ekonomisnya, terutama upaya-upaya buruh untuk bertahan hidup dan impian mereka untuk mencapai kesuksesan ataupun hanya sekedar bertahan hidup. Me yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode qualitatif. Data yang diharapkan adalah data tulisan dan data lisan. Untuk mendapatkan lisan, digunakan metode qualitatif dengan dukungan observasi berstruktur, observasi partisipasi, dan wawancara mendalam. Kedua data itu kemudian dianalisis dan dilakukan cross ceck untuk mendapatkan data yang falid. Puncaknya adalah menuliskan secara objektif pokok persoalan yang diteliti. Tujuan pokok penelitian ini adalah untuk dapat memetakan masalah dan gerakan buruh di Sumatera Barat. Adapun tujuan khusus adalah melihat berbagai issu, strategi dan dampak yang ditimbulkan oleh gerakan buruh. Pada gilirannya, dengan kajian masalah dan gerakan buruh, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan tentang buruh, baik oleh penguasa maupun pengusaha. Tentu saja, kebijakan yang dibuat itu berpihak pada kepentingan buruh, bukan kepentingan pengusaha, seperti yang dilakukan selama ini oleh penguasa. Persoalan pokok yang dihadapi buruh adalah bagaimana buruh itu mempertahan kehidupan keluarganya. Gaji rendah tidak ada jaminan kesehatan. Membuat buruh bekerja dalam suasana yang frustasi. Disatu sisi, biaya hidup membumbung tinggi, karena kenaikan BBM, namun disisi lain, tidak diikuti oleh kenaikan gaji, sehingga neraca pendapatan dengan mengeluarkan semakin tidak berimbang, dimana pengeluaran jauh melebih pendapatan. Persoalan itulah yang menimbulkan keresahan dikalanagan buruh, yang menyebabkan buruh melakukan aksi, baik secara terbuka maupun secara tersembunyi. Aksi yang dilakukan mulai dari yang sederhana sampai berbentuk anarkis. Untuk melawan pihak kapitalis, buruh memakai senjata orang-orang kalah sebagaimana dikatakan James R. Scott seperti malas kerja, mencuri, ambil muka dan pura-pura. Dengan memiliki kekuatan massa yang besar, buruh juga melakukan aksi-aksi lapangan seperti protes, demonstrasi, baikot kerja dan sabotase. Kondisids riil yang berlangsung pada tiga wilayah penelitian ini memperlihatkan keprihatinan sosial yang mendalam pada kehidupan buruh. Pada PT Semen Padang, buruh yang bekerja hanya mendapatkan gaji sekedar memenuhi kebutuhan hidup. Sementara, karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang sama bisa mendapatkan gaji empat kali lipat banyaknya dari pada buruh. Pada Tambang rakyat, buruh yang mendapatkan upah dari pemilik modal dengan kerja keras yang mereka lakukan hanya mendapat upah sekedar dapat menyambung hidup saja. Begitu juga buruh kebun, dimana Pemilik modal yang tidak pernah menginjakkan kakinya ditanah perkebunan, namun menerima keuntungan ratusan juta setiap bulannya, sementara buruh hanya mendapatkan upah untuk bisa sekedar bertahan hidup saja. Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan buruh adalah pertama masalah kebijakan dari penguasa. Kebijakan yang langsung bersentuhan maupun yang tidak langsung terhadap kehidupan buruh membawa dampak besar pada kehidupan buruh. Disadari bahwa terbatasnya lowongan kerja, dan tinggi jumlah angkatan kerja membuat buruh tidak punya pilihan lain, sehingga apapun terjadi, mereka memilih bertahan bekerja, dari pada anak isteri mereka tidak makan. Kondisi ini digunakan dengan baik oleh pihak perusahan untuk menekan buruh, serhingga buruh tidak punya pilihan lain kecuali mengikuti kebijakan penguasa dan eksploitasi penguasa. Persoalan buruh sesungguhnya akan mudah diatasi, jika ada political will dari pihak penguasa dan pengusaha untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Dengan modal tenaga yang dimiliki, buruh sangat patuh pada sistem yang dibuat penguasa maupun pengusaha. Tinggal lagi, apakah pengusaha dan didukung oleh penguasa berniat baik menyejahterakan buruh atau memelaratkan buruh ?. Kunci persoalan yang dihadapi buruh akhirnya berada di tangan pengambil kebijakan ini, baik dari penguasa maupun pengusaha. Catatan panjang dari sejarah buruh memperlihatkan, mereka lebih bersifat nrimo saja kondisi yang ada, Jikapun terjadi perlawanan buruh, skenarionya lebih ditentukan oleh pihak di luar kalangan buruh itu sendiri.

Item Type: Monograph (Working Paper)
Subjects: P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Unit atau Lembaga: Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Minangkabau
Depositing User: SSi Santi Ariningsih
Date Deposited: 04 Jun 2010 08:09
Last Modified: 26 Sep 2011 06:40
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/2372

Actions (login required)

View Item View Item