Kusasi, Ismon and Efmansyah, Dody and Thalut, Kamardi and Agus, Salmiah and Erkardius, Erkardius (2010) PENGARUH PEMBERIAN JENGKOL PADA SALURAN KEMIH Penelitian Eksperimental pada Tikus Wistar. Majalah Kedokteran Andalas, 28 (2.). ISSN 0126 – 2092
Microsoft Word (PENGARUH PEMBERIAN JENGKOL PADA SALURAN KEMIH Penelitian Eksperimental pada Tikus Wistar)
- Published Version
Download (29Kb) |
|
Microsoft Word (PENGARUH PEMBERIAN JENGKOL PADA SALURAN KEMIH Penelitian Eksperimental pada Tikus Wistar)
- Published Version
Download (154Kb) |
Abstract
Keracunan jengkol merupakan masalah kesehatan tersendiri di Indonesia terutama di Sumatera Barat. Gambaran klinisnya bervariasi mulai dari hanya nyeri pinggang sampai dengan timbulnya tanda-tanda gagal ginjal akut. Patofisiologi terjadinya keracunan jengkol masih belum jelas.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perubahan sistem saluran kemih akibat memakan buah jengkol. Penelitian dilakukan terhadap 32 ekor tikus jenis wistar sebagai sampel. Sampel dikelompokkan ke dalam 4 kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol tanpa pemberian jengkol. Tiga kelompok lainnya diberikan bubur jengkol dengan dosis masing-masing secara berurutan 150, 300 dan 400 mg untuk 100 gram berat badan 2 kali sehari selama 2 hari berturut-turut. Di tampung urine dan di periksa terhadap pH, sediment eritrosit dan adanya kristal asam jengkol. Di ambil darah untuk periksaan pH dan HCO3, dan di ambil ginjal ureter dan uretra untuk pemeriksaan histopatologi. Pada analisa darah ternyata terdapat perbedaan yang bermakna antara pH darah pada ke-4 kelompok (p 0,012) dan dengan analisa multi regrasi ternyata terdapat trend penurunan pH berhubungan peningkatan dosis. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar ion bikarbonat darah antara ke-4 kelompok (p 0,795). Pada pemeriksaan urine tidak terdapat kristal asam jengkol pada seluruh sampel. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna sedimen eritrosit dalam urine ke-4 kelompok (p 0,447). Terdapat perbedaan yang bermakna pH urine pada ke-4 kelompok (p 0,001) dan ternyata perbedaannya berhubungan dengan jumlah pemberian jengkol (dosis). Pada pemeriksaan histopatologi ternyata terdapat hubungan yang bermakna antara terjadinya hiperemia ginjal (p 0,0228) dan hemoragia uretra (p 0,0000471) dengan paparan dengan jengkol. Dengan pemberian dosis 150 – 450 mg jenkol/100 gram berat badan tikus tidak menimbulkan keracunan jengkol pada tikus, akan tetapi dapat menimbulkan perbedaan yang bermakna tehadap pH darah dan urine. Kata kunci : Jengkol, keracunan, gagal ginjal
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Q Science > QP Physiology R Medicine > RB Pathology R Medicine > RD Surgery |
Unit atau Lembaga: | Kedokteran > Program Pendidikan Dokter Kedokteran > Psikologi > Program Pendidikan Dokter Kedokteran > Psikologi > Program Pendidikan Dokter |
Depositing User: | SSi diana zulyetti |
Date Deposited: | 21 May 2010 06:02 |
Last Modified: | 19 Sep 2011 07:54 |
URI: | http://repository.unand.ac.id/id/eprint/262 |
Actions (login required)
View Item |