MEMPELAJARI KARAKTERISTIK MALTODEKSTRIN (DP 3-9) HASIL HIDROLISIS TEPUNG SAGU SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT PADA MINUMAN BERENERGI

Armaini , Armaini and Refinel , Refinel and Dharma, Abdi (2010) MEMPELAJARI KARAKTERISTIK MALTODEKSTRIN (DP 3-9) HASIL HIDROLISIS TEPUNG SAGU SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT PADA MINUMAN BERENERGI. In: Seminar dan Rapat Tahunan BKS-PTN Wilayah Barat ke-21, 10-11 May 2010, Universitas Riau.

	PDF (MEMPELAJARI KARAKTERISTIK MALTODEKSTRIN (DP 3-9) HASIL HIDROLISIS TEPUNG SAGU SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT PADA MINUMAN BERENERGI) - Published Version Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (547Kb)
	Postscript (MEMPELAJARI KARAKTERISTIK MALTODEKSTRIN (DP 3-9) HASIL HIDROLISIS TEPUNG SAGU SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT PADA MINUMAN BERENERGI) - Published Version Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (5Mb)

Abstract

Maltodekstrin (DP.3-9) hasil hidrolisis sagu Mentawai memiliki karakteristik fisik sesuai standar sumber karbohidrat minumana berenergi dengan karakteristik sebagai berikut: stabilitas maltodektrin (DP3-9) selama penyimpanan dalam lemari pendingin sangat baik karena tetap dapat larut baik dan tidak terladi pengendapan ,sampai l0 Sigu Mentawai minggu ke 2 dan ke 4 pada perlakuan tanpa dan-dengan sterilisasi, warna (derajat putih), maltodektrin (DP3-9) ( 95,05 %) lebih putih dibandingkan maltodeksrrin komersil (92,54 o/o) menggunakan BaSO+ sebagai standar, derajat osmolalitas berbasis glukosa dengan derajat osmolalitas 1000 mOsmol/kg, maltodektrin (Dp 3-g) I g0 mOsmol/kg dan maltodektrin komersil 94 mOsmol/kg. Viskositas dari maltodektrin (DP3-9) pada konsentrasi 4 Yo dan 5 o/o adalah 1,30 dan 1,35, maltodektrin komersil adalah 1,37 dan 1,45, glukosa 1.22 dan 1.30. Derajat kemanisan yangjauh lebih rendah dibandingkan glukosa (57,00 -60,00), Maltodekstrin (Dp3-9)- "(7,00-7,50) dan maltodektrin komersil (7 ,00-7 ,20). Karakteristik biologis maltodektrin (Dp 3-9)dilakukan secara invivo yaitu menggunakan tikus Sprague Dawley umur 3 bulan sebelum perlakuan dipuasakan selama 24 iam, untuk mengamatilaju absorpsi maltodektrin Dp 3-9 berdasarkan peningkatan kadar gula darah tikus. Laju absorbsi maltodekstrin (Dp 3-9) tertinggi 160 mg/dl terjadi setelah 90 menit perlakuan, ini lebih tinggi dibandingkan dengan maltodektrin komersil 155 mg/dl pada menit ke 120 dibandingkan deigan glukosa 160 mg/dl pada menit ke 30. Laju absorbsi sebagai indikator ketersedian energi dan waktu perlakuan merupakan indikator lamanya ketersedian energi dalam tubuh. Key Words: Maltodekstrin, Karakteristik Fisik, Karakteristik Biologis, Sagu Mentawai

Actions (login required)

View Item