Hendri, Hendri and Khasrad, Khasrad (2010) PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI BIBIT SAPI POTONG UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DAN KEMANDIRIAN KELOMPOK PETERNAK LUAK LALANG KECAMATAN LUHAK KABUPATEN 50 KOTA. Artikel Pelaksanaan Kegiatan Vucer .
PDF (PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI BIBIT SAPI POTONG UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DAN KEMANDIRIAN KELOMPOK PETERNAK LUAK LALANG KECAMATAN LUHAK KABUPATEN 50 KOTA)
- Published Version
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (543Kb) |
Abstract
Performans reproduksi induk-induk sapi yang dipelihara anggota kelompok peternak Luak Lalang masih rendah, dimana jarak beranak (calving internal) induk-induk sapi yang panjang (17-18 buran), kualitas pakan yang diberikan pada sapi yang akan dan setelah melahirkan rendah peternak tidak melakukan penyapihan dini terhadap sapinya. Selain itu juga kegagalan konsepsi/kebuntingan yang terlambat diketahui disebabkan metode pemeriksaan yang diketahui oleh petugas dan peternak hanyalah metode palpasi per rektal (2-3 bulan setelah di-IB) atau malahan tidak diperiksa sama sekali. Metode untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas adalah perbaikan kualitas dan kuantitas pakan (dengan pemberian 1/2 kg urea Saka Blok per hari) satu bulan sebelum dan sesudah melahirkan, melakukan upaya penyapihan dini pada umur anak sapi 2-3 bulan, dan diikuti pula dengan penerapan teknik deteksi kebuntingan dini secara kimiawi dan proses pembuatan kitnya. Hasil yang diperoleh dari program vucer ini adalah: para peternak telah mampu dan terampil membuat USB dan membuat kit diagnosis kebuntingan dini. sebagian peternak telah memberikan pakan USB kepada induk-induk,sapi yang bunting sebulan sebelum dan sesudah melahirkan. Setelah dilakukan penyapihan dini selama 2-3 bulan sapi-sapi tersebut telah di IB kembali. Asam sufat pekat dapat digunakan dalam mendiagnosa kebuntingan pada sapi yang telah di-IB satu bulan sebelumnya dan telah dinyatakan Non-Return Rate. Penggunaan asam sulfat dalam mendiagnosa kebuntingan pada sapi yang telah di-IB himpir sama ketepatannya dengan palpasi rektal. Dimana jumlah induk sapi yang bunting pada satu bulan setelah di-IB sebanyak 43 ekor (71,67 %), pada dua bulan setelahti-IB sebanyak 45 ekor (81,81 %) serta melalui palpasi rektal pada 90 hari pasca inseminasi sebanyak 47 ekor (85,45 %) induk sapi bunting.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | T Technology > T Technology (General) |
Unit atau Lembaga: | Fakultas Perternakan > Teknologi Produksi Ternak |
Depositing User: | Haryoshi Utami |
Date Deposited: | 25 Oct 2010 07:31 |
Last Modified: | 22 Sep 2011 07:59 |
URI: | http://repository.unand.ac.id/id/eprint/4404 |
Actions (login required)
View Item |