PENERAPAN BUDIDAYA LORONG DENGAN RUMPUT RAJA PADA LAHAN KERITIS DI KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT

Agustian, Agustian and Hakim, Nurhajati (2014) PENERAPAN BUDIDAYA LORONG DENGAN RUMPUT RAJA PADA LAHAN KERITIS DI KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT. Project Report. Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas. (Unpublished)

PDF (PENERAPAN BUDIDAYA LORONG DENGAN RUMPUT RAJA PADA LAHAN KERITIS DI KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT ) - Supplemental Material Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (1011Kb)

Abstract

Lahan keritis merupakan lahan yang bermasalah dan merupakan lahan yang tidak atau kurang produktif bila ditinjau dari sudut usaha pertanian. Pada lahan tersebut terdapat banyak faktor penghambat bagi pertumbuhan tanaman, baik fisik maupun kimia. Lahan keritis di Kecamatan Rambatan memiliki topografi bergelombang sampai berbukit (kemiringan 25-80%). Lahan seperti itu sebetulnya tidak boleh digunakan untuk pertanian intensif seperti ubi kayu dan jagung. Akan tetapi, petani setempat tetap mengusahakannya karena tidak ada pilihan lain. Oleh karena itu, teknik konservasi tanah dan air harus menyertai usaha tani ubi kayu dan jagung pada lahan keritis tersebut. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk: meningkatkan pengetahuan petani tentang dampak negatif dari usaha tani ubi kayu dan jagung tanpa teknik konservasi tanah dan air pada lahan keritis, meningkatkan pengetahuan petani tentang pentingnya penerapan teknik konservasi tanah dan air pada umumnya, di lahan lahan keritis khususnya, meningkatkan pengetahuan petani tentang manfaat budidaya lorong dengan rumput Raja sebagai usaha konservasi tanah dan air, dalam usaha tani ubi kayu dan jagung, serta sebagai sumber pakan ternak pada lahan keritis, memberikan contoh penerapan teknologi budidaya lorong dan penggunaan rumput Raja sebagai pagar lorong penahan erosi dalam usaha tani ubi kayu dan jagung, serta sebagai sumber pakan ternak pada lahan keritis. Dalam pelaksanaan kegiatan, metode yang digunakan adalah penyuluhan dan diskusi, percontohan, bimbingan dan pembinaan. Pada awal dan akhir kegiatan dilakukan evaluasi terhadap pemahaman petani tentang lahan keritis, teknik budidaya lorong, budidaya rumput raja, teknik konservasi tanah dan air serta tingkat adopsi teknologi petani peserta. Dari kegiatan yang dilakukan dapat disimpulkan: 1. Kegiatan alih teknologi tentang budidaya lorong ini telah memberikan pengetahuan baru dan meningkatkan kesadaran petani lahan keritis di Kenagarian Belimbing untuk waspada terhadap kerusakan dan kerugian yang akan ditimbulkan akibat pengelolaan lahan yang tidak tepat. Usaha-usaha rehabilitasi dan teknik konservasi tanah dan air melalui budidaya lorong merupakan salah satu cara yang paling murah untuk memperkecil kerusakan lahan akibat erosi. 2. Permasalahan pemilikan lahan juga sering menghambat penggunaan rumput Raja sebagai pagar lorong. Petani penggarap merasa enggan untuk membuat pagar lorong pencegah erosi, hal ini disebabkan karena luasan tanam menjadi kecil dan hasil tanaman lorong yang akan diperoleh menjadi lebih rendah. Sementara pemahaman terhadap keuntungan budidaya lorong dengan rumput Raja masih belum memadai untuk bisa merangsang adopsi teknologi.3. Tingkat adopsi teknologi pada masyarakat petani lahan keritis di Kenagarian Belimbing Kecamatan Rambatan ini terbilang rendah. Tercatat hanya 20% dari peserta program yang merupakan pengadopsi dini. Oleh sebab itu disarankan untuk secara kontinyu melakukan sosialisasi-sosialisasi dalam memasyarakatkan budidaya lorong dengan rumput Raja disamping melakukan kegiatan terpadu dengan program disubsektor pertanian lainnya misalnya subsektor peternakan dalam pengembangan peternakan di wilayah ini.

Actions (login required)

View Item