Repository Universitas Andalas

PEMBIAKAN CACING TANAH Perionyx excavatus YANG BERFUNGSI SEBAGAI SUMBER PROTEIN PAKAN UNGGAS DENGAN TEKNIK VERMIKULTUR MENGGUNAKAN BUANGAN KOTORAN PETERNAKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PUPUK ORGANIK YANG DIHASILKAN

Yumaihana , Yumaihana and Erpomen, Erpomen and Iskandar, Nia Marthaneri (2014) PEMBIAKAN CACING TANAH Perionyx excavatus YANG BERFUNGSI SEBAGAI SUMBER PROTEIN PAKAN UNGGAS DENGAN TEKNIK VERMIKULTUR MENGGUNAKAN BUANGAN KOTORAN PETERNAKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PUPUK ORGANIK YANG DIHASILKAN. Project Report. Lembaga Penelitian Universitas Andalas. (Unpublished)

[img] PDF (PEMBIAKAN CACING TANAH Perionyx excavatus YANG BERFUNGSI SEBAGAI SUMBER PROTEIN PAKAN UNGGAS DENGAN TEKNIK VERMIKULTUR MENGGUNAKAN BUANGAN KOTORAN PETERNAKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PUPUK ORGANIK YANG DIHASILKAN) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (998Kb)

Abstract

Siklus hidup Perionyx excavatus dalam feses telah dipelajari dan potensial untuk menghancurkan serta memproses limbah peternakan. Kondisi lingkungan yang optimum diperlukan untuk mendapatkan proses vermikultur yang bagus. Kecepatan tumbuh dan berproduksi tergantung pada variasi makanan. Pada penelitian ini digunakan empat macam feses ternak yaitu feses dari sapi, kuda, kelinci dan ayam. Pertambahan panjang diukur sebagai fungsi pertumbuhan cacing tanah P. excavatus. Suhu, ph dan kelembaban tanah diukur sebagai faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan. Faktor ini penting dalam mencapai tujuan penelitian yaitu membiakkan cacing tanah sebagai sumber pakan unggas dengan memanfaatkan kotoran ternak sebagai media vermikultur dan melihat pengaruh penguraian kotoran oleh cacing tanah terhadap mutu pupuk kandang yang dihasilkan. Dengan mempertahankan kelembaban media feses, didapat pertumbuhan cacing P. excavatus yang hampir tidak berbeda pada feses sapi dan kelinci. Kecepatan pertumbuhan cacing P. excavatus pada feses dapat dinyatakan sebagai f.sapi > f.kelinci > f.kuda. Feses ayam terlalu asam bagi cacing dan tidak disukai. Pada media yang cocok, dalam 10-20 hari cacing sudah menjadi dewasa. Biomassa menjadi dua kali lipat dalam waktu dua bulan, sehingga cukup banyak untuk bisa dimanfaatkan sebagai sumber protein pada pakan. Sementara pupuk kandang yang dihasilkan memiliki tekstur yang lebih bagus dibanding pupuk kandang biasa dan dapat diperoleh dalam waktu yang relatif singkat (dalam 1 minggu, bila perbandingan feses : cacing adalah 2 : 1).

Item Type: Monograph (Project Report)
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Unit atau Lembaga: Lembaga Penelitian Unand
Depositing User: Haryoshi Utami
Date Deposited: 25 Oct 2010 04:49
Last Modified: 31 Aug 2015 03:26
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/4746

Actions (login required)

View Item View Item