Repository Universitas Andalas

Partisipasi Perempuan Minangkabau dalam Pembangunan Nagari (Studi Kasus: Nagari Kamang Mudik Kabupaten Agam)

Syahrizal, Syahrizal and Sabani, Leila and Damsar, Damsar (2010) Partisipasi Perempuan Minangkabau dalam Pembangunan Nagari (Studi Kasus: Nagari Kamang Mudik Kabupaten Agam). Project Report. Lembaga Penelitian Universitas Andalas. (Unpublished)

[img] PDF (Partisipasi Perempuan Minangkabau dalam Pembangunan Nagari (Studi Kasus: Nagari Kamang Mudik Kabupaten Agam)) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (1877Kb)

Abstract

Sejak tahun 2001 pemerintahan terendah di Sumatera Barat secara bertahap telah berubah dari bentuk pemerintahan desa ke bentuk pemerintahan nagari sejalan dengan munculnya Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2001 untuk kembali ke nagari dengan konsep "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah" (adat berdasarkan agama, agama berdasarkan Kitabullah) . Hal ini juga sejalan dengan kehendak sebagian besar masyarakat Sumatera Barat untuk kembali kepada sistem pemerintahan tradisioanal Minangkabau tersebut yang mana sebelum tahun 1979 juga bernama nagari. Hal ini tentu bukan berarti kembali ke nagari kembali kepada sistem kehidupan bermasyarakat tradisional seperti sebelum tahun 1979, kembali ke nagari tentu dengan konsep baru untuk menghadapi masa depan yang lebih baik, keadaan yang jelek dalam sistem lama harus ditinggalkan. Berkaitan dengan itu peran perempuan dalam nagari tentu seharusnya mengacu pada prinsip keadilan gender karena menurut Busman Edyar (Kompas,18/3/2002) Perda No. 9 tahun 2001 tersebut dinilai bias gender dan juga dianggap mempersempit ruang gerak perempuan Minang. Senada dengan pandangan tersebut Afrizal (dalam Jurnal Antropologi, 2002:92) juga mengatakan bila dianalisis dari perspektif jender gerakan kembali ke Nagari (yang merupakan implementasi dari Perda No 9 tahun 2001) bias laki-laki. Kembali ke nagari merupakan pembentukan kembali struktur masyarakat di pedesaan. Terutama berkaitan dengan posisi dalam pemerintahan dan struktur pemerintahan nagari. Begitu juga dengan posisi perempuan dalam masyarakat nagari, hal ini merupakan momentum untuk melihat bagaimana peran dan partisipasi perempuan dan bagaimana kemungkinan pemberdayaan perempuan pada masyarakat Minangkabau umumnya. Untuk lebih jelasnya penelitian ini dapat menjawab permasalahan sebagai berikut : (a)Bagaimana pola pemberdayaan perempuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan nagari.(b)Bagaimana pandangan dan respon perempuan terhadap gerakan kembali ke nagari. (c)Sejauh mana partisipasi yang mereka harapkan dan ujudkan dalam pembagunan nagari serta gerakan-gerakan apa saja yang mereka lakukan untuk mewujudkan partisipasi mereka itu. Penelitian ini akan dilakukan di Kenagarian Kamang Mudik kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara, Wawancara dilakukan dengan informan tokoh-tokoh masyarakat laki-laki atau perempuan dan masyarakat biasa. Hasil penelitan menunjukkan kebanyakan perempuan di Kamang Mudik tidak hanya semata-mata bekerja sebagai ibu rumah tangga. Banyak perempuan yang betul-betul bekerja formal yang menghasilkan secara ekonomi misalnya seperti pegawai negri atau pegawai swasta, atau bekerja secara informal sebagai penunjang ekonomi rumah tangga misalnya sebagai penjahit pakaian, atau berjualan. Hal ini juga adalah bentuk partisipasi perempuan dalam pembangunan nagari. Disamping itu aktifitas perempuan yang bisa dikatakan sebagai perwujudan partisipasi perempuan dalam pembangunan nagari adalah aktifitas perempuan dalam lembaga di nagari atau organisasi perempuan yang ada di nagari. Lembaga atau organisasi tersebut adalah seperti Bundo Kanduang, Majlis Taklim, dan Aisyiah. Majlis Taklim dan Aisyiah adalah organisasi sosial keagamaan yang berperan dalam membangun pendidikan atau pembangunan mental. Sedangkan Bundo Kanduang berperan dalam proses pengambilan keputusan di nagari artinya mereka mempunyai kontribusi dalam perencanaan pembangunan nagari. Namun dalam pandangan tentang partisipasi perempuan dalam pembangunan nagari masih dipengaruhi oleh perspektif jender. Sebagian kaum perempuan sendiri dan sebagian besar kaum laki-laki mereduksi peran perempuan ke dalam hal-hal yang bersifat domestik. Misalnya dalam hal-hal yang harus menjadi perhatian perempuan masalah kenakalan remaja, cara berpakaian remaja putri, aturan-aturan dalam baralek perkawinan. Perempuan dikatakan boleh menjadi anggota lembaga nagari tetapi dikatakan perempuan mempunyai keterbatasan karena kodratnya.

Item Type: Monograph (Project Report)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Unit atau Lembaga: Lembaga Penelitian Unand
Depositing User: mharri novendra
Date Deposited: 25 Oct 2010 09:28
Last Modified: 22 Sep 2011 08:08
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/5121

Actions (login required)

View Item View Item