Repository Universitas Andalas

Tradisi Intelektual Minangkabau daLam Naskah

Hasanudin, Hasanudin and Pramono, Pramono (2010) Tradisi Intelektual Minangkabau daLam Naskah. Project Report. Lembaga Penelitian Universitas Andalas. (Unpublished)

[img] PDF (Tradisi Intelektual Minangkabau daLam Naskah) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (1333Kb)

Abstract

Penelitian dengan pendekatan filologis ini memfokuskan telaahnya pada kajian teks dan konteks telaah naskah Mizan al-Qalb.Naskah Mizan al-Qalb yang menjadi sumber Primeri merupakan karangan seorang ulma Syattariyaf di Sumatera Barat ( baca Minan�kabau), yakni Imam MaulanaAMul Manaf Amin (lahir 18 agustus 1922 M). Melalui analisis tekstual dari naskah Mizan a gfu diketahui bahwa naskah ini tentang perdebatan keislaman yang dari zaman rasul (Nabi Muhammad) di tanah Arab hingga pada masa uuua tJo di Sumatera Barat naam kandungan naskah diketahui bahwa t".Auprt tiga pola perdebatan keislaman di Sumatera Barat, yakni perdebatan antara golongan K*ttr- Tua dengan golongan Kaum Muda; golongan Kaum Tua dengan gorongan Kaum Tua; dar, -f,, p"ng*.rt dalam golongan Kaum Tua (pengamrt tarekat Syattariyah). Pola perdebatan y-g tr*khi. ini, frUeUaran antar penganut tarckat Syattariyah, selama ini belum pemah diiratlas oleh parapeneliti. Dari naskah kandungan naskah Mizan al-Qatb ini terli'hat juga bahwa penulisnya mencoba meluruskan sejarah. Dalam naskah itr:, secarl'berulang- Yl*8, penulisnya menyangkal pendapat-pendapat yang dianggapnya tidak benar, dengan berbagai argumen yang menurutnyu tn"*itiki dasar yang jelas Keadaan seperti inilah, sekali lagi, merupakan sesuatu yang J"rir� te4aai aan dikembangkan di kalangan ulama di Minangkabau, seluat uugiun-aari lebiasaan berdebat yang juga terjadi pada pengikui r*u.r-r*uu tertentu, yakni sebuah kegiatan intelektual Islam. Melaui analisis kontekstual, dari kandungan naskah Mizan at_ealb diketahuia bahwa kentalnya konflik yang mewarnai wacana keislaman di Minangkabau mendorong banyak lahirnya naskah-naskah Islam di daerah ini. Hal ini erat kaitannya dengan latar berakang budaya Minangkabau yang memberi ruang untuk ada dan terciptanya konflik. Dengan latar belak*g- ror-io-kultural seperti ini setiap individu ataupun kelompok dipaksa untuk lersaing demi memperoleh sebuah pengakuan. Dalam budaya Minangkabau terdapat pepatah yang berbunyi basilang kayu di tungku mangkn ?qi k" iduik, yangierjemahannya .bersilang luyu dalam ,ylg\u, maka api akan hidup'. Hal iru birarti, bahwa ii vtin*gtiuau, konflik diberi ruang dalam masyarakatnya, sehingga wajar dalam sejaraf, Minangkabau sering terjadi konflik, tidak saja antarindividu, tltapi juga antarkelompokl kibat dari konflik juga mempengaruhi cara berpiki. -uryu.ukut"Minangkabau. Budaya Minangkabau menempatkan setiap inaiuiau pada kedudukan yang sama antara yang satu dengan yang lain. Dalam salah satu pepatahnya dikenal lengan ungkapan cJuduak samo randah tagak samo tingggi,.duduk sama rendah tberdiri sama tinggi- Kondisi seperti ini mengharusk"an"setiap individu untuk

Item Type: Monograph (Project Report)
Subjects: D History General and Old World > D History (General)
Unit atau Lembaga: Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah
Depositing User: dody ichwana
Date Deposited: 01 Nov 2010 02:44
Last Modified: 26 Sep 2011 06:52
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/5266

Actions (login required)

View Item View Item