Aziwarti, Aziwarti and Jendrius, Jendrius and Amir , Yulmaida and Anggraini, Nini (2009) KAJIAN TENTANG FENOMENA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DALAM KELUARGA LUAS MATRILINEAL DI SUMATERA BARAT. Working Paper. Pascasarjana Unand. (Unpublished)
Microsoft Word (KAJIAN TENTANG FENOMENA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DALAM KELUARGA LUAS MATRILINEAL DI SUMATERA BARAT.)
- Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (63Kb) |
Abstract
Pertanyaan penelitian yang dapat dirumuskan adalah mengapa dalam masyarakat matrilineal kekerasan dalam rumah tangga tetap marak terjadi? Sejauhmana pergeseran peran keluarga luas matrilineal dalam masyarakat minangkabau berhubungan dengan kekerasan dalam rumah tangga (kdrt) dalam keluarga batihnya? Apakah meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga berhubungan dengan melemahnya kontrol keluarga luas matrilineal terhadap keluarga batihnya? Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitataif, lokasi penelitian di kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Padang. Kesimpulan a. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih marak terjadi dalam keluarga masyarakat Minangkabau, walau dalam sistem kekerabatannya merupakan bentuk keluarga luas. Hal itu karena pola tempat tinggal yang telah berubah dari rumah gadang yang ditempati bersama oleh keluarga luas ke rumah pribadi yang ditempati keluarga inti. Kekerasan rumah tangga dipicu antara lain oleh; arogansi laki-laki kepada istri, persoalan pendapatan keluarga yang rendah, ketidak harmonisan keluarga mulai dari proses perkawinan sampai menjalankan rumah tangga, dan motif lain adalah suami melakukan poligami. b. Pergesaran peran keluarga luas matrilineal minangkabau telah membuat jarak peran mamak dan anggota keluarga luas lain terhadap keluarga batih, termasuk ikut campur dalam persoalan kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi pada keluarga batih. Dengan perubahan pola tempat tinggal dari rumah gadang kepada rumah pribadi, menyebabkan peran “urang sumando” dalam suatu rumah tangga menjadi menguat, sedangkan peran mamak semakin perkurang. Hal ini dari beberapa kasus terlihat membuat suami menjadi semena-mena terhadap istri. Dengan terjadinya pergeseran keluarga luas matrilineal minangkabau, kontrol keluarga luas terhadap keluarga batih menjadi berkurang. Peran ideal keluarga luas dapat berfungsi sebagai alat kontrol terjadinya kekerasan dalam rumah tangga tidak lagi terwujud.
Item Type: | Monograph (Working Paper) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Unit atau Lembaga: | Paca Sarjana > Strata 2 > Hukum |
Depositing User: | SSi diana zulyetti |
Date Deposited: | 24 May 2010 04:28 |
Last Modified: | 24 May 2010 04:28 |
URI: | http://repository.unand.ac.id/id/eprint/577 |
Actions (login required)
View Item |