Ampera Warman, (2009) Abstrak Penelitian Dosen Fakultas Ekonomi 2009. [Dataset]
PDF (Abstrak)
Restricted to Repository staff only Download (178Kb) | Request a copy |
Abstract
FUNDAMENTAL MODEL HUBUNGAN CONTACT PERSONNEL, PHYSICAL ENVIRONMENT, KEPUASAN KEPERCAYAAN, KOMITMEN DAN LOYALITAS PELANGGAN Oleh: Ratni Prima Lita Nomor Kontrak: 126.B/H.16/PL/HB-PID/IV/ 2009 Tanggal 20 April 2009 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui hubungan contact personnel dengan physical environment, 2) untuk mengetahui pengaruh physical environment, dan contact personnel terhadap kepuasan pelanggan, 3) untuk mengetahui pengaruh physical environment, contact personnel dan kepuasan pelanggan terhadap kepercayaan pelanggan, 4) untuk mengetahui pengaruh kepercayaan pelanggan terhadap komitmen pelanggan, 5) untuk mengetahui pengaruh kepercayaan pelanggan dan komitmen pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan 6) untuk menemukan model hubungan physical environment, contact personnel, kepuasan pelanggan, kepercayaan pelanggan, komitmen pelanggan dan loyalitas pelanggan. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran jasa. Jenis penelitian adalah deskriptif dan verifikatif, metode penelitian yang digunakan adalah metode survey deskriptif dan survey eksplanatori. Tipe penyelidikan adalah tipe kausalitas dan cakupan waktu bersifat cross sectional. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah convinience sampling dengan sampel 220 pengunjung hotel berbintang 4. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan Path Analysis . Hasil penelitian ditemukan, 1) terdapatnya hubungan antara physical environment dengan contact personnel pada hotel berbintang di Sumatera Barat, 2) physical environment dan contact personnel berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan hotel dan physical environment mempunyai pengaruh lebih besar kepada kepuasan pelanggan, 3) physical environment dan kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan pelanggan, sedangkan contact personnel tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap kepercayaan pelanggan, 4) kepercayaan pelanggan berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen pelanggan, 5) kepercayaan pelanggan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan dan komitmen pelanggan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas, dan 6) terbentuknya model hubungan physical environment dan contact personnel, kepuasan, kepercayaan, komitmen dan loyalitas pelanggan.. Kata Kunci: Contact Personnel, Physical Environment, Kepuasan Pelanggan, Kepercayaan Pelanggan, Komitmen Pelanggan, Loyalitas Pelanggan PENGUJIAN DIMENSI SERVICE QUALITY SEBAGAI PENENTU KEPUASAN PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP WORD OF MOUTH PADA INDUSTRI PERBANKAN Oleh: Hendra Lukito, Harif Amali Rivai Nomor Kontrak: 126.B/H.16/PL/HB-PID/IV/ 2009 Tanggal 20 April 2009 ABSTRAK Service quality merupakan salah satu dimensi untuk mencapai kepuasan pelanggan karena pelanggan yang puas akan memberikan dampak kepada word of mouth sehingga akan memberikan nilai kepada perusahaan. Namun demikian belum banyak penelitian empiris untuk menguji dimensi service quality sebagai penentu kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap word of mouth khususnya pada industri perbankan di Kota Padang. Penelitian ini bermaksud untuk mengisi kekurangan penelitian empiris tentang kajian antara kepuasan pelanggan dengan service quality dan word of mouth. Penelitian ini mengambil populasi semua nasabah bank konvensional dan bank syariah yang ada di Sumatera Barat. Sampel penelitian ini diambil dari nasabah yang berhubungan dengan bank konvensional dan bank syariah di Sumatera Barat dimana nasabah tersebut meliputi nasabah kredit dan simpanan. Alasan mengapa yang menjadi objek penelitian ini adalah bank konvensional dan bank syariah karena adanya kecenderungan nasabah untuk menggunakan kedua jenis bank tersebut. Penelitian ini menguji model guna mengetahui sejauh mana dimensi service quality sebagai penentu kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap word of mouth pada industri perbankan di Sumatera Barat antara bank konvensional dan bank syariah. Metode pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner dengan pertanyaan yang bersumber dari literatur terdahulu. Penelitian ini membuktikan serta mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa komunikasi pemasaran atau word-of-mouth berperan penting dalam membangun citra terhadap institusi perbankan, khususnya perbankan syariah. Word-of-mouth tersebut dapat ditentukan oleh kepuasan yang dirasakan oleh nasabah, baik atas layanan atau produk yang dikonsumsi oleh nasabah. Persepsi atas kepuasan yang diberikan oleh perbankan syariah kepada nasabahnya terbentuk oleh dimensidimensi yang menjadi indikator kualitas jasa dan perceived value. Indikator atau dimensi-dimensi kualitas jasa tersebut terdiri dari tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dimensi-dimensi tersebut tidak seluruhnya berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. HIBAH BERSAING REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial Oleh Edi Ariyanto, Yulia Anas Nomor Kontrak: 126.B/H.16/PL/HB-PID/IV/ 2009 Tanggal 20 April 2009 ABSTRAK Model kelompok usaha bersama dalam program pengentasan kemiskinan sangat penting untuk dikaji. Mengingat sudah banyak upaya yang dilakukan sebelum ini dalam berbagai bentuk program pemberdayaan kelompok usaha masyarakat miskin, namun masih belum banyak memberikan hasil. Padahal dari hasil studi yang merujuk pada pentingnya peranan kelompok dalam pemberdayaan hampir seluruhnya merujuk bahwa kelompok merupakan salah satu alat yang dapat dijadikan sarana untuk mempercepat terjadinya proses pemberdayaan, terutama dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Namun tingkat kemiskinan masih tetap tinggi. Berdasarkan hal tersebut dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dilakukan kajian pada program-program kemiskinan yang menggunakan model kelompok sebagai media sasaran dengan tujuan untuk merekonstruksi model kelompok usaha bersama (KUBE) masyarakat miskin yang tepat dalam Program pengentasan kemiskinan. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwan KUBE dibentuk karena adanya program bantuan yang akan diterima (Top-down) dan bukan berdasarkan keinginan masyarakat (bottom-up) untuk membentuk KUBE. Sebanyak 94,4 % anggota KUBE menyatakan bahwa KUBE belum ada sebelum adanya program bantuan datang Sebanyak 89,5 % anggota KUBE menyatakan bahwa proses pembentukan KUBE hanya membutuhkan waktu 1 hari, tanpa adanya sosialisasi dari dinas tentang program dan bentuk bantuan apa yang akan diberikan oleh pemerintah. Hal ini berdampak pada cara pengambilan masyarakat miskin sebagai anggota KUBE, dimana anggota KUBE banyak yang terdiri dari sanak famili atau kerabat dekat dengan Jorong dan bahkan sebesar 4,1 % ada anggota KUBE tidak saling kenal dan tidak mengetahui bahwa mereka termasuk sebagai anggota KUBE. Kata Kunci : KUBE, Masyarakat miskin, Top Down, Bottom-Up Model Penggunaan Website E-Commerce di Indonesia : Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Oleh: Vera Pujani dan Eri Besra Nomor Kontrak: 126.B/H.16/PL/HB-PID/IV/ 2009 Tanggal 20 April 2009 ABSTRAK Studi ini dilakukan untuk menguji “Model Penggunaan Website E-Commerce di Indonesia menggunakan Analisa Kualitatif dan Kuantitatif”. Tulisan ini mempunyai rumusan masalah: “bagaimana faktor kualitas dan fitur dapat mempengaruhi penggunaan dan kepuasan pengguna website ecommerce di Indonesia. Kegiatan penelitian ini telah dilakukan di tiga kota yaitu, Padang, Jakarta, dan Mataram. Penelitian dilaksanakan pada permulaan tahun sampai akhir tahun 2009. Metode yang dipakai yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif melalui survey lapangan dengan menggunakan analisa statistik. Responden adalah mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi yang sedang atau telah mengambil mata kulaih Sistem Informasi Manajemen (SIM). Kusioner telah disebarkan ke tiga lokasi tersebut dengan hasil 409 respon yang terkumpul, kemudian diolah menggunakan SEM/PLS menggunakan program SmartPLS untuk menjawab pertanyaan penelitian. Hasil penelitian terlihat bahwa kualitas sistem, kualitas infromasi dan fitur adalah penting dalam memnggunakan website ecommerce di Indonesia. Sementara untuk memberikan kepuasan pengujung, website ecommerce perlu memperhatikan faktor kualitas sistem dan manfaat dalam menggunakannya. Kualitas sistem, adalah lebih menggunakan teknologi yang user freindly, loading yang cepat dan mudah ditemukan di internet. Untuk kualitas informasi adalah kelengkapan dan up-to-date sangat penting diperhatikan pada isi dari situs perusahaan. Sementara untuk fitur-fitur yang digunakan dalam halamanhalaman situs perusahaan terlihat bahwa yang paling penting adalah alamat kontak dan fitur navigasi yang lengkap untuk browsing ke halaman situs tersebut. Media pembayaran online yang digunakan adalah penting bagi pengunjung yang ingin berbelanja melalui website ecommerce. Dan juga manfaat dalam menggunakan juga menentukan terutama berkaitan untuk efektifitas kerja pengujung selama surfing ke halaman-halaman website ecommerce Indonesia. Akhirnya, setelah dilakukan kegiatan penelitian ini, diharapkan kepada berbagai pihak untuk dapat memanfaatkan hasil penelitian sesuai dengan keperluannya sehingga hasil penelitian benar-benar memberikan kontribusi kepada perusahaan dan negara. Kata kunci: Penelitian kuantitatif, website, e-commerce DIPA ANALISIS MODAL SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus: Rumah Tangga Di Kelurahan Beringin Kecamatan Lubuk Kilangan) Oleh : Neng Kamarni Nomor Kontrak: 088/H.16/PL/DIPA/I/ 2009 Tanggal 02 April 2009 Abstrak Modal Sosial merupakan energi pembangunan. Pembangunan yang mengabaikan dimensi ini sebagai pendorong munculnya kekuatan masyarakat, tidak saja akan kehilangan fondasi kemasyarakatan yang kuat, tetapi juga akan mengalami stagnasi dan kesulitan untuk keluar dari berbagai krisis dan kemiskinan yang dialami,. Sebagai energi, Modal Sosial akan efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan dorongan keberhasilan bagi berbagai kebijakan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta. Keyakinan ini didasarkan pada kekuatan modal sosial yang dimiliki guna merangsang masyarakat membangun secara swadaya. Social capital dapat dipahami pada level mikro melalui studi kasus. Dalam hal ini, dapat kita pelajari peranannya dalam memfungsikan secara bersama-sama dan sikap berbagi (sense of belonging and shared behavioral norms). Sebagian ahli menganalogkan Social Capital sebagai “sinergi” yang dimiliki masyarakat tersebut. Masyarakat yang bersinergi tinggi adalah masyarakat yang bekerjasama dengan kuat, sementara masyarakat bersinergi rendah cenderung individualistis. Hasil regresi diperoleh nilai koefisien SC (sosial capital) terhadap tingkat pengeluaran/kesejahteraan masyarakat sebesar 0,027. Dengan nilai koefisien sebesar 0,027 berarti bahwa apabila terjadi peningkatan modal sosial sebesar 10% maka akan meningkatkan pengeluaran/kesejahteraan masyarakat sebesar 0,27%. Modal manusia (pendidikan) juga berkorelasi positif terhadap kesejahteraan rumah tangga, dimana setiap peningkatan 10% pendidikan akan meningkatkan 1,46% pengeluaran rumah tangga yang juga berarti peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perlunya setiap rumah tangga meningkatkan pendidikan khususnya ke perguruan tinggi, karena setiap peningkatan akan menghasilkan kesejahteraan yang lebih tinggi. Peningkatan pendidikan berarti peningkatan kualitas sumber daya manusia daerah Lubuk Kilangan. Hasil uji empiris yang dilakukan diperoleh kepemilikan tanah memberikan peluang untuk peningkatan pengeluaran/kesejahteraan masyarakat, dimana setiap peningkatan 10% kepemilikan tanah akan meningkatkan 0,54% pengeluaran rumah tangga. Artinya semakin banyak kepemilikan tanah semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut. Karena kepemilikan tanah akan menambah kegiatan ekonomi dan menambah pendapatan masyarakat. Nilai koefisien yang diperoleh untuk variabel Z (karakteristik keluarga) sebesar 0,399 dengan tanda negatif. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan terhadap jumlah anggota keluarga akan mengurangi tingkat kesejahteraan masyarakat sebesar 0,4%. Analisa Dampak Kuliah Umum Kewirausahaan Terhadap Pembentukan Sikap dan Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa Unand Padang Oleh: Asmi A, Alfitman, Gatot Nomor Kontrak: 088/H.16/PL/DIPA/I/ 2009 Tanggal 02 April 2009 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sejauhmana dampak kuliah umum kewirausahaan yang diselenggarakan oleh pihak Universitas Andalas setiap hari Jum’at kepada pembentukaan sikap dan motivasi mahasiswa Unand Padang ditinjau dari persepsi mahasiswa mengenai materi, cara penyampaian, pengetahuan dan pengalaman narasumber, tingkat penguasaan, serta contohcontoh usaha yang dijalankan narasumber.Kegiatan kuliah umum kewirausahaan ini diselenggarakan di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unand Limau Manis. Sampel dan populasi yang digunakan sebagai objek penelitian ini adalah mahasiswa Unand yang mengikuti kuliah umum kewirausahaan pada satu kali kegiatan (one shot) kuliah umum berjumlah sebanyak 138 orang yang berasal dari bebrbagai fakultas yang ada di Unand. Kuliah umum kewirausahaan ini biasanya dihadiri berkisar antara 150 dan bahkan sampai lebih dari 500 orang mahasiswa. Studi ini dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner kepada mahasiswa sebanyak 23 pertanyaan tentang persepsi, bakat, dan motivasi kewirausahaan mahasiswa. Hasil pengolahan data penelitian menunjukan bahwa terbukti sebesar 65,5% dan 56,2% bakat dan motivasi kewirausahaan mahasiswa dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang kuliah umum kewirausahaan. Berarti sekitar 34,5% dan 43,8% bakat dan motivasi kewirausahaan mereka dipenegaruhi oleh variabel lain yang tidak disebutkan pada penelitian ini. Meskipun masih sangat sederhana dan bahkan mungkin masih banyak kekurangannya, diharapkan hasil penelitian ada dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang tertarik dan memerlukan masukan dari hasil penelitian ini. PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA MINYAK GORENG KELAPA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN OLEH : Sosmiarti, Latifah Hanum, Febriandi Prima Putra,Siska Fitrima Sari Nomor Kontrak: 088/H.16/PL/DIPA/I/ 2009 Tanggal 02 April 2009 Abstrak Sumatera barat merupakan daerah tropis dimana kelapa dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal, sehingga tidak mengherankan kalau beberapa daerah di propinsi ini menjadi sentra produksi kelapa untuk beberapa propinsi tetangga. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan dasar yang bernilai strategis yang berbahan baku kelapa, kenaikkan harga minyak goreng akan berpengaruh langsung terhadap pengeluaran rumah tangga dan dampaknya akan sangat signifikan bagi masyarakat miskin maupun terhadap industri kecil Kesempatan untuk meningkatkan nilai tambah kelapa melalui konsumsi minyak goreng cukup besar, disamping jumlah penduduk yang besar sumber daya juga tersedia. Kondisi saat ini kapasitas terpasang minyak goreng pada diperkirakan mencapai 21 juta ton, sedangkan produksi minyak dari CPO hanya 16 juta ton, berarti ada peluang untuk meningkatkan produksi minyak kelapa. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan mengangkat masalah a). Bagaimana perkembangan permintaan minyak goreng di Kabupaten/Kota Pariaman, Sumatera Barat, Indonesia dan dunia.b). Bagaimana perkembangan usaha dan distribusi minyak goreng kelapa diKabupaten /Kota Pariaman .c). Faktor-faktor apakah yang menjadi kendala dalam pengembangan usaha minyak goreng kelapa di Kabupaten/Kota Pariaman. Penelitian yang akan dilakukan adalah bersifat eksploratif-deskriptif. Berdasarkan kajian kepustakaan, dan penelusuran/ penelitian lapangan dengan menggunakan data primer dan sekunder Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (determined purposively) untuk wilayah yang sudah ditetapkan yaitu daerah penelitian Kabupaten/kota Pariaman dengan objek penelitian pengusaha dan konsumen minyak goreng Penelitian dilakukan dalam empat tahap: Tahap pertama studi literatur., tahap kedua pengumpulan data dan informasi. tahap ketiga analisis data dan keempat temuan dan rekomendasi Analisis Data menggunakan analisis deskriptif melalui distribusi frekuensi dengan melihat mean, median dari masing- masing variabel yang diuji, kemudian untuk melihat perkembangan permintaan dilakukan analisis trend. hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel dan dianalisisdengan dukungan data sekunder, serta analis SWOT Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan permintaan minyak goreng kelapa dari tahun- ketahun dan distibusinya sudah mencakup Sumbar, Riau, Jambi dan Palembang.Meskipun jumlah minyak goreng kelapa tidak banyak dikonsumsi oleh masyarakat lokal tetapi permintaannya banyak datang dari daerah tetangga dan juga negara lain, seperti Kanada sudah mulai menanamkan investasi untuk minyak goreng kelapa didaerah jawa dalam dua tahun terakhir. Meskipun permintaan minyak goreng saat ini masih didominasi oleh minyak kelapa sawit, yaitu 80 %, namun permintaan ekspor akan minyak kelapa terus meningkat. Ini mengindikasikan bahwa minyak kelapa mempunyai prospek yang cukup bagus di masa yang akan datang Kendala yang dihadapi oleh produsen dalam proses pembuatan minyak kelapa jadi adalah karena produsen tidak memiliki alat fertilisator yang dapat mengubah minyak kelapa setengah jadi menjadi minyak siap dikonsumsi.Kelemahan minyak kelapa setengah jadi menurut responden tidak bisa di konsumsi untuk memasak, karena warnanya yang sangat pekat, berbuih dan berbau tidak enak serta tidak tahan lama. karena itu minyak tersebut juga tidak dijual ke pasar lokal, tetapi langsung dijual ke pemasok di daerah lain seperti Medan, Riau dan Jambi dalam bentuk minyak kelapa setengah jadi. Kendala lain yang dihadapi oleh produsen adalah sulitnya mendapatkan bahan baku kelapa, dimana petani lebih menyukai menjual kelapa segar ke pemasok dari daerah lain dengan harga yang lebih tinggi sebagai bahan baku minyak goreng, atau mereka memilih menjual ke pemilik rumah makan dan pedagang pengecer. Ancaman ketersediaan bahan baku kelapa segar ini juga timbul dari kelangkaan kayu, dimana masyarakat yang sangat membutuhkan dana segar menjual pohon kelapa mereka untuk dijadikan perabotan atau untuk membangun rumah. Kondisi ini dapat mengakibatkan kelangkaan kelapa dikemudian hari, jika pemerintah tidak segera mengatasinya dengan membuat peraturan penebangan pohon kelapa, karena saat ini penebangan pohon kelapa tidak perlu mendapat izin Semua kelemahan minyak kelapa yang diinformasikan oleh responden sebagai wakil dari selera konsumen dan juga dari wawancara yang mendalam dengan produsen, sebenarnya dapat diatasi dengan menggunakan alat fertilisator yang dapat mengubah minyak kelapa setengah jadi menjadi minyak yang siap dikonsumsi. Jadi prospek usaha minyak goreng ini cukup menjanjikan baik pada masa yang akan datang bahkan baik dilihat dari perkembangan permintaanya, maupun karena dukungan aspek lain, seperti kesehatan dan persoalan lingkungan Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Klasifikasi Industri, Pertumbuhan Dan Risiko Terhadap Leverage Perusahaan Publik Di Indonesia Oleh: Denny Yohana, Warnida Nomor Kontrak: 088/H.16/PL/DIPA/I/ 2009 Tanggal 02 April 2009 Abstrak Penelitian ini menguji faktor selain angka-angka laporan keuangan seperti konsentrasi kepemilikan, klasifikasi industri, pertumbuhan dan risiko perusahaan berpengaruh terhadap pendanaan perusahaan khususnya pendanaan dari utang, yang dapat tercermin dari leverage perusahaan Sumber data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan selama perioda 2004-2007 yang diperoleh dari database Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengujian hipotesis menggunakan analis regresi dalam model ANCOVA (analysis of covariance) untuk menguji pengaruh antara variabelvariabel independen yang terdiri dari variabel metrik dan non-metrik (dummy) dengan variabel dependen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh terhadap leverage perusahaan, sehingga jika perusahaan dengan struktur kepemilikan terkonsentrasi atau tidak, hal ini tidak mempengaruhi leverage perusahaan. Namun, berbeda dengan struktur kepemilikan, pada variabel klasifikasi industri berpengaruh terhadap leverage perusahaan, namun memiliki hubungan yang negative. Penggunaan Price to Earning sebagai proksi dari pertumbuhan perusahaan menunjukkan bahwa PE tidak berpengaruh terhadap leverage perusahaan, dengan arti Price to Earning yang berbeda tidak akan menghasilkan leverage yang berbeda pula. Namun memiliki hubungan yang negative. Semakin tinggi PE suatu perusahaan maka semakin rendah leverage perusahaan. Karena angka PE yang tinggi menggambarkan modal saham suatu perusahan bagus, sehingga pendanaan perusahaan dari utang nenurun. Resiko perusahaan mempengaruhi leverage perusahan, semakin tinggi resiko perusahan maka semakin tinggi leverage perusahaan. Kata kunci: Leverage, konsentrasi kepemilikan, klasifikasi industri, pertumbuhan, risiko PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN IMPLEMENTASI PSAK NO. 45 TERHADAP ORGANISASI NIRLABA DI SUMATERA BARAT Oleh: Rayna Kartika, Suhernita, Akhmad Dody Setyawan Nomor Kontrak: 088/H.16/PL/DIPA/I/ 2009 Tanggal 02 April 2009 Abstract Semakin berkembangnya LSM akhir-akhir ini menandakan bahwa tingkat kebutuhannya semakin meningkat dalam melayani dan mensejahterakan masyarakat, semua kebijakan, regulasi dan laporan keuangannya perlu mengikuti standar dan aturan yang berlaku di Indonesia. Laporan keuangan yang dibuat haruslah berdasarkan PSAK No. 45 baik dari segi bentuk, penjelasan dan kriterianya. Keakuratan laporan keuangan dalam penyajiannya merupakan faktor yang sangat penting. Implementasi PSAK No. 45 untuk non-profit organisation merupakan aspek yang penting untuk mengetahui bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh NPO telah memenuhi syarat dan mengikuti standar dan peraturan yang berlaku. Peneliti tertarik untuk membahas faktor yang berasal dari luar saja atau faktor eksternal, yaitu: Sosialisasi dari PSAK No. 45 oleh institusi terkait dan pemerintah. Dalam penemuannya, faktor-faktor eksternal memiliki hubungan yang positif dengan implementasi laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 45. Sehingga dengan semakin tingginya tingkat sosialisasi PSAK No 45 dilaksanakan dan seringnya permintaan akan kebutuhan laporan keuangan oleh stakeholders maka implementasi laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No 45 juga semakin akurat dan akuntabel. HSN STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN INDUSTRI KAPUR PERTAMBANGAN RAKYAT DI KAWASAN BUKIT TUI DALAM UPAYA MENGENTASKAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT Oleh: Verinita, Hendra Lukito Nomor Kontrak : 120/H.16/Pl/HS.PSN/IV/2009 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pengembangan sektor pertambangan dalam pengolahan sumberdaya alam sudah sejak lama dicanangkan oleh Pemerintah Kota Padang Panjang sebagai salah satu strategi dan kebijaksanaan penting untuk mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi daerah. Pengembangan sektor pertambangan tersebut juga sangat penting sebagai salah satu usaha untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan pendapatan masyarakat, karena usaha ini umumnya banyak dilaksanakan oleh kelompok masyarakat golongan pendapatan rendah terutama didaerah perdesaan.Pola penambangan, proses pembakaran, cara pengemasan dan pemasaran yang masih tradisional untuk waktu jangka panjang akan mengancam masyarakat kepada kehidupan yang lebih buruk lagi sehingga tingkat kehidupan masyarakat akan semakin menurun.Selain itu, daerah pemasaran umumnya terbatas sehingga usaha-usaha promosi harus pula dilakukan dengan strategi yang berbeda dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Tujuan umum penelitian adalah pada tahun pertama akan diperoleh,1)keadaan lingkungan internal industri kapur di kawasan pertambangan Bukit Tui (Analisis SW/Strenghts dan Weaknesses) , 2) keadaan lingkungan eksternal industri kapur di kawasan pertambangan Bukit Tui (Analisis OT / Opportunities dan Threats), 3) Strategi STP (Segmentation Targeting dan Positioning) yang tepat untuk memajukan industri kapur rakyat dan 4)Menghasilkan program pemasaran industri kapur yang tepat untuk mengoptimalkan pendapatan masyarakat yang terlibat dalam industri kapur.Dan pada tahun kedua akan : 1) dihasilkan suatu model strategi pengembangan pemasaran yang efektif dan efisien yang mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat disekitar pertambangan 2) model tersebut diharapkan menjadi acuan dan rekomendasi bagi pembuat kebijakan/Pemko Padang Panjang dalam membuat program pengembangan pemasaran jangka panjang yang relevan. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu manajemen pemasaran. Jenis penelitian adalah deskriptif, metode penelitian yang digunakan adalah metode survey deskriptif dan survey eksplanatori. Tipe penyelidikan adalah tipe kausalitas dan cakupan waktu bersifat time series. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah purposive stratified random sampling dengan sampel 50 terdiri dari sepuluh tenaga penambang, sepuluh tenaga pembakar, sepuluh tenaga pengemas,tenaga pengangkut kapur dan pengusaha kapur. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif Hasil penelitian dengan Analisis SWOT menunjukkan lingkungan internal dengan Strenghts adalah: proses produksi kapur perlu mempertahankan kandungan CaO-nya, tenaga kerja yang tersedia cukup banyak,sudah ada pengusaha yang memiliki mesin menggiling dengan mesh yang diminta pasar (40- 80) dengan beberapa Weaknesses yaitu: kerjasama dan koordinasi antar pengusaha yang masih lemah, komunikasis yang kurang harmonis anatar pengusaha, peralatan tambang yang masih sederhana, belum ada diversifikasi produk kapur untuk meningkatkan nilai tambah produk.Analisis Opportunities yaitu: permintaan kapur belum terpenuhi oleh pengusaha kapur,terbuka peluang melakukan diversifikasi produk seperti menghasilkan batu coralex dan dolomit ,pengembangan industri kapur mendapatkan dukungan dari Pemerintah.Analisis Threats meliputi : produk kapur yang dihasilkan oleh pengusaha kapur di pulau Jawa memiliki teknologi yang tinggi sehingga bisa menghasilkan mesh yang lebih tinggi, pengusaha di pulau Jawa memiliki modal yang besar sehingga kapasitas produksi kapur mereka juga tinggi sehingga menjadi ancaman jangka panjang bagi industri kapur Bukit Tui.Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) dapat dilakukan dengan mengupayakan menciptakan kemasan kapur yang mampu mempertahankan tingkat CaO, sehingga pada saat sampai ke tangan pengguna kapur tingkat CaO-nya masih tinggi dengan menggunakan kemasan dua lapis dengan inner yang tebal, melakukan cara pemasaran langsung yaitu pemasaran interaktif dengan menggunakan SMS (Short Message Service) atau menelpon langsung ke perusahaan pengguna kapur untuk menawarkan kapur.Strategi harga dapat dilakukan memberikan diskon tunai dan diskon kuantitas yaitu pengurangan harga bagi perusahaan yang membeli kapur dalam jumlah besar dengan tetap memprioritaskan kualitas kapur, strategi dibidang distribusi dapat dilakukan dengan mengotimalkan penjualan langsung tanpa pedagang pengumpul agar dapat memperpendek jalur distribusi sehingga dapat menekan harga dan meningkatkan efisiensi. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis SWOT,Strategi STP dan Marketing Mix, diharapkan pada tahun kedua penelitian akan dihasilkan model pemberdayaan industri kapur yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang bertitik tolak dari kebijakan pemasaran yang dihasilkan dari penelitian tahun pertama.Sehingga diharapkan akan menjadi acuan dan rekomendasi bagi pembuat kebijakan/ Pemko Padang Panjang dalam membuat program pemasaran industri kapur jangka panjang yang relevan dengan tetap memperhatikan konservasi lahan. STRATEGI PENUNTASAN WAJIB BELAJAR 9 TAHUN PADA LEVEL RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PASAMAN: Implikasi Terhadap Pencapaian MDGs Oleh : Yulia Anas, Elfindri Nomor Kontrak : 120/H.16/Pl/HS.PSN/IV/2009 ABSTRAK Permasalahan utama anak putus sekolah berbeda sesuai dengan kondisi dan karakteristik daerah. Di daerah perkebunan, permasalahan anak putus sekolah adalah karena, 1) 63,6 % rumah tangga kesulitan membiayai pendidikan anak karena faktor kemiskinan, 2) 53 % tidak adanya motivasi sekolah, baik motivasi orang tua maupun anak, 3) 25,8 % karena bekerja sebagai pekerja keluarga. Kesulitan untuk membiayai sekolah juga menjadi penyebab utama anak putus sekolah di daerah tepian hutan di Kec. Duo Koto. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa ; 1) 75 % alasan putus sekolah disebabkan karena rumah tangga mempunyai kesulitan untuk membiayai pendidikan anak, 2) 42,9 % karena tidak adanya motivasi untuk sekolah, baik dari orang tua maupun anak,3) 26,8 % karena jarak ke sekolah yang jauh dari tempat tinggal. Hal yang menarik ditemui di daerah tepian pantai. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 1) 55 % alasan putus sekolah karena tidak adanya motivasi anak untuk sekolah dan perhatian orang tua yang rendah terhadap kelangsungan pendidikan anak. Hal ini bukan disebabkan karena tekanan ekonomi keluarga, tetapi disebabkan karena mudahnya mendapatkan penghasilan sesaat dari aktivitas kehidupan nelayan, 2) 50,0 % karena rumah tangga tidak memandang pendidikan sebagai hal yang penting bagi anak dan hanya menganggarkan 3,45 % dari total pengeluaran untuk biaya pendidikan anak per bulan, 3) 41,7% karena pengaruh lingkungan seperti banyaknya anak yang tidak sekolah dilingkungan tempat tinggal. EFEKTIFITAS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DI KOTA PADANG DAN KABUPATEN 50 KOTA Oleh: Laura Syahrul, Rahmi Fahmi Nomor Kontrak:120/H.16/PL/HS.PSN/IV/2009 TANGGAL 02 APRIL 2009 ABSTRAK Mengingat pentingnya memperhatikan mutu pendidikan masyarakat miskin, maka pemerintah mengeluarkan berbagai bantuan, salah satunya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sejak Juli 2005. Pelaksanaan BOS ini berlaku di seluruh wilayah Indonesia termasuk di dalamnya Provinsi Sumatera Barat dan khususnya Kota Padang dan Kabupaten 50 Kota . Penelitian yang akan dilakukan bertujuan: untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan BOS, hambatan pelaksanaan BOS dan menentukan pengelolaan BOS yang tepat di Kota Padang dan Kabupaten 50 Kota . Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dan eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan mengambil partisipan (responden) untuk diwawancara secara mendalam (in-depth interview) sebagai alat pengumpulan data utamanya. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling. Cakupan waktu (time horizon) bersifat cross sectional yang mencerminkan gambaran dari suatu keadaan pada suatu saat tertentu pada tahun 2009. Unit analisis adalah stakeholder yaitu pemerintah, sekolah (kepala sekolah, bendahara, guru, komite sekolah), masyarakat (masyarakat umum dan orang tua/wali siswa) dan siswa. Alat analisis adalah adalah analisis kualitatif dengan menggunakan analisis tematik (thematic analysi) dan analisis deskriptif. Hasil penelitian memperlihatkan BOS cukup efektif meringankan biaya pendidikan, sedangkan dari peningkatan mutu pendididkan, belum ada sekolah yang berani menyimpulkan dan dengan cara yang meyakinkan pangaruh BOS terhadap peningkatan mutu pendidikan. Mereka hanya menegaskan adanya perbaikan pada faktor-faktor yang menunjang peningkatan mutu. Kata kunci: Efektivitas, BOS, Mutu Pendidikan STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PARIWISATA (STUDI KASUS KOTA BUKITTINGGI) Oleh: Rahmi Fahmi, Ratni Prima Lita, Sari Lenggogeni, Yanti Nomor Kontrak:120/H.16/PL/HS.PSN/IV/2009 TANGGAL 16 APRIL 2009 ABSTRAK Penelitian tahun pertama menemukan bahwa Wilayah Kota Bukittinggi umumnya dan Bukittinggi khususnya sangat kaya akan potensi wisata, berupa keindahan alam dan budaya dan sebagai salah satu sumber penerimaan negara. Permasalahan pengembangan pariwisata Kota Bukittinggi adalah ketidaksamaan visi para stakeholders dalam pengembangan program kepariwisataan sehingga persepsi, sikap dan perilaku pihak berkepentingan kurang bersinergi dalam mengoptimalkan potensi parawisata yang ada. Dari hasil penelitian tahun pertama ditemukan 1) peluang dan ancaman pariwisata Kota Bukittinggi dan Kota Bukittinggi, 2) kekuatan dan kelemahan pariwisata Kota Bukittinggi dan Kota Bukittinggi, 3) dirumuskan strategi pengembangan pariwisata Kota Bukittinggi dan Bukittinggi khususnya, 4) peran stakeholders dan 5) program pengembangan pariwisata Kota Bukittinggi. Untuk Tahun kedua perlu diteliti strategi pemasaran apa yang tepat untuk mengembangkan pemasaran pariwisata sehingga tujuan pariwisata tercapai. Untuk itu, penelitian pada tahun pertama ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui faktor lingkungan eksternal dan internal pariwisata Kota Bukittinggi, 2) Untuk mengetahui segmentasi, targeting dan positioning Kota Bukittinggi, dan 3) Untuk merancang strategi bauran pemasaran yang tepat untuk memasarkan pariwisata Kota Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu ekonomi khususnya manajemen pemasaran. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dan eksploratif dengan pendekatan case study. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan teknik observasi dan, wawancara secara mendalam (in-depth interview) kepada para stakeholders yang terlibat secara langsung dalam masalah kepariwisataan guna memperoleh kompleksitas gambaran riel dilapangan. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling. Cakupan waktu (time horizon) bersifat cross sectional yang mencerminkan gambaran dari suatu keadaan pada suatu saat tertentu yaitu pada tahun 2009. Unit analisis adalah stakeholders pariwisata Provinsi Kota Bukittinggi. Alat analisis adalah adalah analisis Analisis TOWS dan deskiptif PEMBERDAYAAN PETANI GAMBIR UNTUK MENINGKATKAN KONTRIBUSI TERHADAP PEREKONOMIAN SUMATERA BARAT Oleh : Dewi Susita Nomor Kontrak:120/H.16/PL/HS.PSN/IV/2009 TANGGAL 16 APRIL 2009 ABSTRAK Penelitian ini dianggap penting karena gambir merupakan salah satu komoditi unggulan Sumatera Barat yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian daerah. Namun usaha gambir masih menghadapi masalah seperti, pengembangan saat ini bersifat generik, tidak melihat potensi petani (yang punya dan tidak punya potensi), sehingga pengembangan yang dilakukan pemerintah tidak tepat sasaran, rendahnya produktivitas, teknologi yang digunakan, kemampuan sumber daya manusia dan kelembagaan pemasaran ditingkat petani maupun lembaga keuangan belum berfungsi dengan optimal. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan peranan komoditi gambir sebagai sumber ekonomi lokal dan pemberdayaan berbasis partisipatif. dalam meningkatkan pendapatan/ kesejahteraan masyarakat khususnya pelaku usaha tani gambir di pedesaan, sehingga dia mempunyai kontribusi terhadap perekonomian Sumatera Barat. Secara khusus tujuan penelitian adalah, untuk mengetahui peta perkebunan rakyat gambir di Sumatera Barat meliputi potensi, hambatan dan permasalahan secara detail, sehingga dapat dijadikan data base, serta petani yang memiliki potensi untuk dikembangkan atau diberdayakan dimasa yang akan datang (tahun pertama), untuk menentukan model pengembangan usaha gambir untuk meningkatkan pendapatan petani gambir di Sumatera Barat (tahun kedua), dan untuk mengimplementasikan diseminasi model untuk mengembangkan petani gambir (Tahun ketiga ). Penelitian ini menggunakan metode survey dan alat pengumpulan data adalah wawancara mendalam (in-depth interview), observasi dan kuisioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan cakupan waktu bersifat cross sectional (gambaran pada tahun 2009). Unit analisis adalah petani gambir dan data dianalisis dengan analisis deskriptif, analisis SWOT dan analisis perbandingan (comparison analysis) Dari hasil penelitian didapat bahwa kesempatan (oppurtunities) yang ada sebaiknya dimanfaatkan untuk mengatasi kekurangan (weaknesses) yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa prospek kegiatan usaha gambir ini dimasa depan masih sangat cerah karena permintaan pasar yang terus menerus meningkat, Sumbar merupakan sentra penghasil gambir terbesar, ketersediaan infrastruktur yang baik, lahan dan keadaan alam yang cocok dengan usaha ini dan perkembangan teknologi yang dianggap sangat membantu pengembangan usaha ini. Kata kunci: Pengembangan Ekonomi Lokal, Pemberdayaan Berbasis Partisipatif IMPLEMENTASI MODEL PENGEMBANGAN ENTREPRENEUR PEREMPUAN MUDA PADA RUMAH TANGGA MISKIN DI SUMATERA BARAT Oleh: Herri, Laura Syahrul, Sri Maryati Nomor Kontrak:120/H.16/PL/HS.PSN/IV/2009 TANGGAL 16 APRIL 2009 Abstract The main objective of this research to establish a model to develop entrepreneurs for poor young women at West Sumatera Province. The basis for devoping the model is the potentiality of young poor women and recourse of the regions. As many 200 respondents from two region in West Sumatera were filled in the questionaires Using descriptive statistics, this research revealed some findings. Some characteristics of the poor young women are low educational background as well their life skill, and they dont have any assets as capitla to start the bussines, moreover, their entrepreneurial spirit is also low. However they do have high motivation to start up their owned business as entrepeneur especially in trading and agriculture sector. On the otherhand, the regions is also have some potentiality interm of their infrastructure, tourism object and fertilize land. Considering this two factors, this research offered a model for developing an entrepreneur among the poor young women Key word: entreneur development, poverty reduction and women development
Item Type: | Dataset |
---|---|
Subjects: | A General Works > AC Collections. Series. Collected works |
Unit atau Lembaga: | UNSPECIFIED |
Depositing User: | lp Unand Ampera Warman |
Date Deposited: | 25 Jun 2010 07:59 |
Last Modified: | 25 Jun 2010 07:59 |
URI: | http://repository.unand.ac.id/id/eprint/71 |
Actions (login required)
View Item |