PENGGUNAAN ASAP CAIR SEBAGAI PENGGANTI PENGASAPAN TRADISIONAL PADA IKAN BILIH (Mystacoleuseus padangensis) YANG HIDUP DI DANAU SINGKARAK

DIANA, DIANA (2010) PENGGUNAAN ASAP CAIR SEBAGAI PENGGANTI PENGASAPAN TRADISIONAL PADA IKAN BILIH (Mystacoleuseus padangensis) YANG HIDUP DI DANAU SINGKARAK. Other thesis, Fakultas MIPA.

Preview

PDF (PENGGUNAAN ASAP CAIR SEBAGAI PENGGANTI PENGASAPAN TRADISIONAL PADA IKAN BILIH (Mystacoleuseus padangensis) YANG HIDUP DI DANAU SINGKARAK) - Supplemental Material Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (362Kb) | Preview

Abstract

Penelitian mengenai penggunaan asap cair sebagai pengganti pengasapan tradisional pada ikan bilih (Mystacoleuseus padangensis) yang hidup di danau Singkarak telah dilakukan. Dalam penelitian ini asap cair tempurung kelapa diproduksi dan dimanfaatkan sebagai pengganti pengasapan tradisional. Asap cair merupakan cairan kondensat dari asap yang telah mengalami penyimpanan dan penyaringan unfuk memisahkan ter dan bahan-bahan partikulat. Asap cair yang dihasilkan berwarna coklat, memiliki bau spesifik asap hasil pembakaran tempurung kelapa. Ikan Bilih yang diasapi secara tradisional memiliki warna yang lebih coklat dan mengkilat daripada ikan Bilih yang diasapi dengan asap cair. Dari segi rasa, ikan bilih yang diasapi dengan asap cair lebih enak daripada ikan bilih yang diasapi secara tradisional. Setelah dikarakterisasi dengan GC-MS, diketahui bahwa ikan Bilih yang diasapi dengan asap cair tidak mengandung senyawa PAH, sedangkan ikan Bilih yang diasapi secara tradisional mengandung senyawa PAH yaitu benzo(a)piren (BaP) dengan kadar 0,7564%. Selain itu, ikan Bilih yang diasapi dengan asap cair mengandung kolesterol yang lebih kecil (46,3663%) daripada ikan bilih yang diasapi secara tradisional (54,3682%). Penggunaan asap cair dapat mencegah terdepositnya senyawa PAH pada produk asapan.

Actions (login required)

View Item