DIAGNOSA KEBUNTINGAN DINI PADA SAPI DENGAN MENGGUNAKAN AMMONIUM MOLYBDAT TETRAHYDRAT

Febrina, Nose (2008) DIAGNOSA KEBUNTINGAN DINI PADA SAPI DENGAN MENGGUNAKAN AMMONIUM MOLYBDAT TETRAHYDRAT. Other thesis, Fakultas Peternakan.

Preview

PDF (DIAGNOSA KEBUNTINGAN DINI PADA SAPI DENGAN MENGGUNAKAN AMMONIUM MOLYBDAT TETRAHYDRAT) - Supplemental Material Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (293Kb) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan waktu yang tepat dalam mendiagnosa kebuntingan dini dengan menggunakan Ammonium Molybdat Tetrahydrat. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang metode diagnosa kebuntingan dini pada sapi yang murah, mudah, cepat, dan akurat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Sampel urine diambil dari 60 ekor sapi yang telah diinseminasi dan tidak kembali minta kawin (NR). Sampel urine ternak diambil pada hari ke-30 dan 40 setelah diinseminasi dan diuji dengan Ammonium Molybdat Tetrahydrat 20 %. Sebagai kontrol dilakukan pemeriksaan melalui palpasi per rektal pada 60 hari setelah diinseminasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sapi yang bunting pada 30 hari setelah diinseminasi sebanyak 41 ekor (68.33 %) dan pada 40 hari setelah diinseminasi 46 ekor (76.67 %). Setelah dilakukan palpasi per rektal pada hari ke-60 didapat 50 ekor (83.33 %) sapi tersebut bunting. Hasil pengujian dengan analisa chi-kuadrat didapat hasil yang tidak berbeda nyata (P0,05) antara diagnosa kebuntingan menggunakan Ammonium Molybdat Tetrahydrat pada umur 30 hari dan 40 hari setelah diinseminasi. Kesimpulan dari penelitian adalah waktu yang tepat untuk mendiagnosa kebuntingan dengan menggunakan Ammonium Molybdat Tetrahydrat yaitu pada umur kebuntingan 40 hari. Kata kunci : Diagnosa Kebuntingan, Ammonium Molybdat Tetrahydrat, Ternak Sapi.

Actions (login required)

View Item