Repository Universitas Andalas

POLA PENGGUNAAN KOMBINASI ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS RAWAT INAP DI RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI (INDONESIA) DAN GENERAL HOSPITAL PULAU PINANG (MALAYSIA)

MARIA, NISA (2008) POLA PENGGUNAAN KOMBINASI ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS RAWAT INAP DI RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI (INDONESIA) DAN GENERAL HOSPITAL PULAU PINANG (MALAYSIA). Other thesis, Fakultas Farmasi.

[img]
Preview
PDF (POLA PENGGUNAAN KOMBINASI ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS RAWAT INAP DI RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI (INDONESIA) DAN GENERAL HOSPITAL PULAU PINANG (MALAYSIA)) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (331Kb) | Preview

Abstract

Indonesia adalah negara dengan prevalensi tuberkulosis ketiga tertinggi di dunia (0,234% dari total populasi), sedangkan prevalensi tuberkulosis di Malaysia lebih sedikit (0,103% dari total populasi). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola penggunaan kombinasi antituberkulosis yang diberikan pada pasien tuberkulosis rawat inap di Indonesia dan Malaysia. Data diperoleh dari rekam medik pasien tuberkulosis rawat inap yang mendapatkan kombinasi obat antituberkulosis selama tahun 2008 di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi (Indonesia) dan General Hospital Pulau Pinang (Malaysia) dengan menggunakan metoda sensus. Data diolah berdasarkan standar pengobatan tuberkulosis yang direkomendasikan oleh WHO dan IUATLD. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi obat antituberkulosis yang digunakan pada kedua rumah sakit tersebut berbeda. pada RSUD Dr. Achmad Mochtar didapatkan penggunaan kombinasi HRZES, HRZE, HRZ, HRE, HR, HZ, dan RZ dimana 11,6% sesuai dengan standar. Sedangkan paoa General Hospital Pulau Pinang digunakan kombinasi HRZES, HRZE, HRES, dan HRZ dimana 80,0% sesuai dengan standar. Hasil analisa statistik independent sampel t-test menggunakan SPSS 15.0 menunjukkan bahwa pada RSUD Dr. Achmad Mochtar pemberian kombinasi obat antituberkulosis pada fase intensif tidak dipengaruhi oleh pemeriksaan sputum BTA awal (Sig. > 0,05). Sedangkan pada General Hospital Pulau Pinang pemberian kombinasi obat antituberkulosis pada fase intensif dipengaruhi oleh pemeriksaan sputum BTA awal (sig. < 0,05).

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Unit atau Lembaga: Fakultas Farmasi
Depositing User: masanori sari ariningsih
Date Deposited: 01 Apr 2011 08:01
Last Modified: 05 Oct 2011 06:27
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/9854

Actions (login required)

View Item View Item