PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN DALAM NOVEL TANAH TABU DAN KUMPULAN PUISI BUMI BICARA

FAUZANA, DINA PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN DALAM NOVEL TANAH TABU DAN KUMPULAN PUISI BUMI BICARA. PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN DALAM NOVEL TANAH TABU DAN KUMPULAN PUISI BUMI BICARA .

HTML Download (19Kb)

Abstract

Perempuan perempuan di Papua ini menyuarakan kertidakberdayaan mereka dalam melawan adat dan politik. Kajian ini juga bertujuan mengatahui bagaimana ketidakadilan gender di Papua melalui fokalisator. Gerakan feminis berkeyakinan kuat bahwa dominasi terhadap perempuan sudah berjalan lama, sama tuanya dengan dominasi terhadap bumi (alam). Menurut Sukidi (2001:10) relasi lingkungan-perempuan yang sama-sama menjadi objek eksploitasi ini dapat dilacak misalnya dari berbagai adat, aturan, pendapat yang menyimbolkan lingkungan sebagai “ibu” dan “perempuan”. Dalam gerakan tersebut diyakini paradigma sains yang holistik dan ekologis. Gerakan tersebut mengintegrasikan kesadaran spiritualitas feminis dengan kesadaran ekologis. Inilah yang selanjutnya disebut dengan ecofeminism. Menurut Maimunah (2013:233) ecofeminism adalah sebuah ideologi yang membangun teori dan praktik berdasarkan pandangan bahwa terdapat hubungan yang erat antara isu lingkungan dan gender. Opresi terhadap alam diyakini berkaitan dengan opresi terhadap perempuan, misalnya frase “pemerkosaan hutan” atau “penggarapan tanah”. Hal tersebut terdapat pula dalam kumpulan puisi Bumi Bicara karya Soesi Sastro yang dipilih sebagai sumber data tulisan ini. Bumi Bicara adalah kumpulan puisi yang banyak mengungkapkan fenomena kerusakan alam dari empat orang penyair perempuan. Kata Kunci: Ecofeminism, Femininitas, Perempuan dan Alam, Bumi Bicara, Tanah Tabu

Actions (login required)

View Item