Raflaina, Raflaina (2008) PENGANGKATAN pENGHuLU PADA MASYARAKAT NIAS (studi Kasus: Akulturasi Budaya Antara Masyarakat Nias Dengan Masyarakat Minangkabau di Nagari Kataping Kab. Padang Pariaman). Other thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
|
PDF (PENGANGKATAN pENGHuLU PADA MASYARAKAT NIAS (studi Kasus: Akulturasi Budaya Antara Masyarakat Nias Dengan Masyarakat Minangkabau di Nagari Kataping Kab. Padang Pariaman))
- Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (348Kb) | Preview |
Abstract
suku bangsa merupakan pendukung dari suatu kebudayaan. Dalam kenyataannya tidak semua suku bangsa menjalankan kebudayaatyrya. Ada salah satu unsur dari kebudayaan lain yang mereka pakai yang berbeda dengan kebudayaan aslinya. Biasanya hal tersebut dilatarkan jika merika tidak beradidi lingkungan budayanya, seperti masyarakat Nias di Kataping. selain menggunakan kebudayaan Nias, mereka juga menggrrnakan unsur dari teuuoayaan Minangkabau terutama dalam kepemimpinan adat dan proses pengangkatarurya. Permasalahan yang ingin dilihat adalah bagaimana proses pengangkatan pemimpin adat Nias (di Kataping disebut penghulu Nias). Selain ltir:rg" o6nut bagaimana terjadinya akulturasi budaya antarc dua suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Tujuannya untuk mendeskripsikan bagaimana pengangkatan penghnlu Nias di Nagari Kataping dan akulttuasi budaya yang te{idi-antara masyarakat Nias dengan masyarakat Minangkabau dengan adanya pengangkatan penghulu tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilalarkan dengan observasi langswrg, wawancara Can stuAi kepustakaan. Pemilihan infonnan dilakukan secara sengaja dengan informan pemuka adat Nias, pemuka adat Minangkabau, aparatur nagari dan masyarakat Kataping. Di Kataping pengangkatan balugu tidak digunakan oleh maqyarakat Nias. Mereka menggantinya dengan pengangkatan penghulu. Dalam pengangkatan penghulu yang merupakan adat istiadat Minangkabau, hewan y*g oise*bdih biasanya kerbau. Namun maqyarakat Nias menyembelih babi pada pengangkatan dengan alasan mendirikan adatnya. Dalam pengorbanan harta kekayu* aui uuu tidak besar-besar-besaran seperfi di Pulau Nias. Selain memakai adat Nias, pengangkatan penghulu ini juga menggunakan adat Minangkabau seperti peralatan adat dan pakaian penghulunya. Bagi masyarakat Murangkabau, hal ini merupakan pergeseran nilai adat istiadat, tetapi bagi masyarakat Minangkabau di Kataping hal tersebut biasa terjadi karena penghulu ini hanya sebagai sebutan untuk pemimpin adat Nias. Bagi masyarakat Minangkabau di rataping terjadinya pergeseran budaya delgan adanya tabie, saluak, carano dan aguang yang memiliki makna adat dan syara' pada pengangkatan penghulu. Walaupun beradi di bawah kekuasaan masyarakat Minangkabau, namun penghulu Nias tidak masuk dalam lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN). penghulu Nias hanya terbatas dalam masyarakafirya karena di sini dia hanya sebagai penrakilan dari masyarakat Nias.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Unit atau Lembaga: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi |
Depositing User: | girl 123 456 |
Date Deposited: | 12 May 2011 07:00 |
Last Modified: | 10 Oct 2011 03:10 |
URI: | http://repository.unand.ac.id/id/eprint/10474 |
Actions (login required)
View Item |