Repository Universitas Andalas

PRODUKSI SENYAWA AJMALISIN PADA KULTUR JARINGAN TAPAK DARA (Catharanthusroseus (L.) G. Don) DAN BIOASSAY TERHADAP BEBERAPA JAMUR PATOGEN TANAMAN

Prihatini , Retno and Alamsyah, Feskaharni (2010) PRODUKSI SENYAWA AJMALISIN PADA KULTUR JARINGAN TAPAK DARA (Catharanthusroseus (L.) G. Don) DAN BIOASSAY TERHADAP BEBERAPA JAMUR PATOGEN TANAMAN. Working Paper. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. (Unpublished)

[img] Microsoft Word (PRODUKSI SENYAWA AJMALISIN PADA KULTUR JARINGAN TAPAK DARA (Catharanthusroseus (L.) G. Don) DAN BIOASSAY TERHADAP BEBERAPA JAMUR PATOGEN TANAMAN) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (31Kb)

Abstract

Produksi senyawa ajmalisin secara terus menerus dengan kadar yang tinggi melalui teknik kultur jaringan Catharanthus roseus masih merupakan hal yang harus dicapai, dan informasi kemampuan senyawa ini sebagai fungisida masih sangat minim. Untuk itu dilakukan penelitian. Produksi senyawa ajmalisin Pada kultur jaringan daun tapak dara (Catharanthus roseus (L.) G. Don) dan Bioassay terhadap beberapa jamur patogen tanaman. Pada tahap awal dilakukan pengaturan kondisi kultur internal yaitu penambahan kombinasi zat pengatur tumbuh NAA-BAP (konsentrasi mulai 1O-6 hingga 10-5 M) ke dalam medium, dengan asumsi dari beberapa kombinasi zat pengatur tumbuh ini, didapatkan kombinasi NAA-BAP yang mampu menghasilkan kalus C. roseus dengan pertumbuhan kalus terbaik yang se1anjutnya dipakai sebagai media untuk produksi ajmalisin. Pada medium dengan kombinasi NAA-BAP terseleksi ini dikultur C. roseus dan dipelihara selama 3 kali subkultur, agar kalus lebih teradaptasi dan pertumbuhannya lebih optimal. Kalus diekstraksi dengan metode Sim et al. (1994). Selanjutnya dil.akukan analisis ajmalisin pada ekstrak kalus dengan metode analisis kualitatif menggunakan pelat KLT, dan analisis kuantitatif dengan menggunakan TLC scanner pada  serapan optimum 254 nm. Kemudian diamati kurva pertumbuhan kalus dan kandungan ajmalisin untuk menentukan waktu panen ajmalisin yang tepat. Seterusnya dilakukan bioassay senyawa ajmalisin dengan konsentrasi 125 ppm dan 250 ppm pada ekstrak kalus terhadap jamur patogen tanaman yaitu Phytophtora sp (penyebab akar dan umbi busuk pada kentang), Alternaria sp (patogen tanaman cabe), Fusarium sp (penyebab busuk buah pada nenas),. Sebagai pembanding atau kontrol (metanol 80%). Hasilnya menunjukkan bahwa medium Zink dengan penambahan 10-6 M NAA + 2,5 x 10-5 M BAP merupakan medium terbaik dalam menginduksi pertumbuhan kalus, dengan BB sebesar 0,96 g. Saat panen kalus yang tepat adalah 12 hari setelah subkultur ke 3, dengan produksi ajmalisin mencapai 130 μg/g BK kalus, ini terjadi saat pertumbuhan mulai memasuki fase eksponensial. Ekstrak kalus sebesar 125 ppm sudah menunjukkan aktivitas fungisida bagi jamur jamur Phytophtora sp, Fusarium P, danD Alternaria, pertumbuhan rnasing-rnasing jamur dihambat dengan terbentuknya rata-rata daerah halo berturut-turut sebesar 35,0 ; 25,3 dan 15,3 rnm pada waktu inkubasi 24 jam. Pada kontrol tidak terbentuk daerah halo setelah diinkubasi 24 jam. Sebagai informasi tarnbahan dilakukan juga bioassay senyawa ajrnalisin standar dengan konsentrasi 80 pprn, pada konsentrasi ini sudah rnenunjukkan aktivitas menghambat perturnbuhan terhadap ketiga jamur tersebut.

Item Type: Monograph (Working Paper)
Subjects: Q Science > QH Natural history > QH301 Biology
Unit atau Lembaga: Fakultas MIPA > Biologi
Paca Sarjana > Doktor > Fakultas MIPA > Biologi
Fakultas MIPA > Biologi
Depositing User: SSi Santi Ariningsih
Date Deposited: 01 Jun 2010 15:37
Last Modified: 24 Feb 2011 07:24
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/1610

Actions (login required)

View Item View Item