Repository Universitas Andalas

UPAYA PENGENDALIAN KERACUNAN DESI (Fe) DENGAN ASAM HUMAT DAN PENGELOLAAN AIR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS TANAH SAWAH BUKAAN BARU

Herviyanti , Herviyanti and Prasetyo, Teguh Budi and Alif , Adnin and Tjandra, M. Agita (2010) UPAYA PENGENDALIAN KERACUNAN DESI (Fe) DENGAN ASAM HUMAT DAN PENGELOLAAN AIR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS TANAH SAWAH BUKAAN BARU. Working Paper. Fakultas Pertanian. (Unpublished)

[img] Microsoft Word (UPAYA PENGENDALIAN KERACUNAN DESI (Fe) DENGAN ASAM HUMAT DAN PENGELOLAAN AIR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS TANAH SAWAH BUKAAN BARU) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (32Kb)

Abstract

Adanya alih fungsi lahan sawah menjadi lahan non pertanian mengakibatkan luas sawah berkurang, untuk itu perlu dilakukan pembukaan lahan sawah baru. Namun lahan yang tersedia adalah lahan marjinal seperti Ultisol dan Oxisol yang cukup luas yaitu 86,56 juta ha (Noor, 1996). Dalam pembukaan lahan sawah baru pada kedua jenis tanah ini akan dihadapkan pada masalah yang sangat serius yaitu keracunan besi (Fe) terhadap tanaman padi Berbagai macam upaya untuk mengatasi masalah keracunan Fe telah dilakukan seperti penambahan bahan organik, tetapi teknologi yang tepat dan aplikatif belum ditemukan. Upaya atau teknologi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan penggunaan asam humat yang diperoleh dari berbagai jenis bahan organik dan pengelolaan air. Pengendalian keracunan Fe dengan pengelolaan air dapat terjadi melalui pencucian Fe larut dan oksidasi besi larut (Fe2+) menjadi besi tidak larut (Fe3+). Dengan pengelolaan air secara terus menerus selama pertumbuhan tanaman padi diharapkan dapat menekan bahaya keracunan Fe. Pengelolaan air dapat menurunkan , kadar Fe2+ dan Mn2+ di tanah, meningkatkan serapan hara makro dan menurunkan kadar Fe dan Mn di tanaman. Namun interval pengelolaan air yang tepat belum ditemukan, untuk itu perlu dilakukan penelitian. Asam humat memiliki peranan besar dalam memperbaiki tingkat kesuburan . tanah, baik secara kimia, fisika maupun biologi. Asam humat dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas memegang air tallah dan kapasitas tukar kation tanah serta dapat rnenurunkan kelarutan unsur yang dapat meracun seperti Fe dan Al melalui pembentukan senyawa metal organa komplek atau khelat. Asam humat dapat diekstrak dari sisa-sisa tanaman, pupuk organik, dan berbagai jenis bahan organik yang telah did,ekomposisikan seperti tanah gambut, jerami padi, pupuk kandang, sampah kota, dan alang-alang. Bagaimana mekanisme reaksi masing-masing asam humat yang diperoleh dari berbagai sumber bahan organik dalam mengikat Fe tanah, sejauh apa potensi masing-masingnya dalam mengatasi keracunan Fe perlu diteliti. Sistim pengelolaan air mana yang terbaik untuk mengurangi kelarutan Fe juga perlu dipelajari. Bagaimana pula kalau kedua faktor dikombinasikan. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini yang sangat penting adalah untuk mendapatkan terobosan teknologi dalam mengendalikan Fe pada tanah sawah bukaan baru dengan menggunakan asam humat dari berbagai sumber bahan organic dan pengelolaan air, sehingga produksi tanaman padi yang optimal dapat dicapai. Tujuan khusus yang hendak dicapai pada tahun pertama adalah (a) menetapkan kandungan asam humat dari berbagai sumber bahan organik yang telah dikomposkan, (b) mempelajari kemampuan asam humat yang diperoleh dalam mengendalikan Fe pada tanah sawah bukaan baru, (c) mempelajari efek pengelolaan air dalam mengendalikan Fe pada tanah sawah bukaan baru. Penelitian tahun pertama diawali dengan ekstraksi Asam hurnat dari berbagai sumber bahan organic (tanah gambut tingkat saprik, pupuk kandang yang sudah matang, dan kompos jerami padi, alang-alang, serta sampah kota). Kemudian asam humat yang diperoleh dikarakterisasi gugus fungsiolnalnya dengan spektroskopi infra merah, dianalisis kandungan C dan N nya dan diuji kemampuannya dalam mengikat Fe menggunakan Fe mumi dalam bentuk FeSO4. Oasis Fe yang direaksikan adalah 450 ppm Fe, sedangkan asam humat dengan 11 takaran yaitu 0-500 ppm interval 50 ppm. Selanjutnya asam humat yang diekstrak dari kelima jenis bahan organik diperlukan pada tanah sawah bukaan baru yang digenangi selama 6 minggu. Takaran asarn humat yang diberikan adalah 0, 100, 200, 300 dan 400 ppm menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Sejalan dengan itu dilakukan percobaan pengendalian Fe tanah sawah bukaan baru melalui pengelolaan air. Percobaan ini terdiri atas 4 perlakuan yaitu, penggenangan terus menerus, penggenangan selang seling (digenangi dlan dikeringkan dengan interval 7, 14, dan 21 hari selama 3 bulan). Berdasarkan hasil penelitian tahun I dapat dirumuskan beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut : 1) Urutan kandungan asam humat dari yang tertinggi adalah tanah gambut 3,2 %, kompos alang-alang 2,6 %, jerarni padi 2,5 %, sampah kota 1,36 % dlan pupuk kandang 1,3 %, 2) Kemampuan kelimajenis asam humat dari berbagai bahan organik dalam mengurangi Fe larut relative sarna, dimana pada pemberian 500 ppm asam humat dapat mengurangi kandungan Fe dari 450 ppm menjadi sekitar 50 ppm, dengan kata lain asam humat yang dibentuk sebanding dengan Fe yang akan dinetralkan, 3) Secara umum pemberian asam humat dari 5 jenis bahan organik yang semakin meningkat mampu mengurangi kandungan Fe tanah yang semakin besar. Kemampuan dari asam humat mengurangi kandungan Fe pada takaran 400 ppm pada minggu ke-6 adalah gambut (665,998 ppm ), sampah kota (647,981 ppm), pupuk kandang (650,563 ppm), alang-alang (643,945 ppm) danjerami (563,754 ppm). 4)Penggenangan yang diselingi dengan pengeringan dapat mengurangi kadar Fe2+ tanah sawah bukaan baru. Semakin lama penggenangan dan pengeringan maka tingkat kelarutan Fe semakin rendah. Penggenangan dan pengeringan ;selama 2 dan 3 minggu dapat mengurangi kandungan Fe relative sama yaitu sekitar 1250 ppm Dari hasil yang diperoleh dapat disarankan dalam pengendalian keracunan Fe pada tanah sawah bukaan baru yang kaya Fe adalah perlakuan kombinasi antara pemberian asam humat yang sebanding dengan kandungan Fe tanah yang sudah digenangi dengan perlakuan penggenangan dan pengeringan selama 2 atau 3 minggu.

Item Type: Monograph (Working Paper)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Unit atau Lembaga: Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah
Depositing User: SSi Santi Ariningsih
Date Deposited: 02 Jun 2010 09:03
Last Modified: 26 Sep 2011 07:35
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/1821

Actions (login required)

View Item View Item