OKTINALDI, OKTINALDI
(2014)
POLA PENGOLAHAN HUTAN LINDUNG SEBAGAI LAHAN
PERTANIAN MASYARAKAT
(Studi Kasus di Kenagarian Air Dingin Kecamatan Lembah Gumanti
Kabupaten Solok).
Other thesis, Universitas Andalas.
Abstract
ABSTRAK
Oktinaldi. BP 07192014. Jurusan Antropologi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Universitas Andalas. Padang. 2012. Judul ”Pola Pengolahan Hutan Lindung Sebagai
Lahan Pertanian Masyarakat Di Kanagarian Air Dingin kecamatan Lembah Gumanti
Kabupaten Solok’’. Pembimbing I Dr. Zainal Arifin, M.Hum dan Pembimbing II Sidarta
Pujirhardjo, S.Sos. M.Si.
Pertanian merupakan salah satu peranan penting dari perekonomian nasional hal ini dapat
ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor
pertanian terutama bagi sebagian masyarakat pedesaan yang sangant menggantungkan
kehidupannya dari hasil pertanaian. Untuk itu para petani pedesaan selalu berusaha memperbaiki
proses pertaniannya dari kendala-kenadala yang dibawa oleh arus globalisasi yang melanda
kehidupan mereka. Salah satu cara yang dilakukan masyarakat Nagari Air Dingin untuk keluar
dari kendala-kendala tersebut adalah melakukan pengolahan kawasan hutan lindung sebagai
penambahan areal peratanian, namun cara tersebut jika dilihat dari disisi ternayata merupakan
perialaku yang menggau proses ekosistem linggkungan yang berkaitan dengan fungsi hutan itu
sendiri. Untuk itu peneliti tertarik untuk membahas tentang bagaimana pola pengolahan hutan
lindung yang berkembang sebagai areal pertanian bagi masyarakat di Nagari Air Dingin.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pola pengolahan lahan pertanian di
kawasan hutan lindung oleh masyarakat di Kenagari Air Dingin Kecamatan Lembah Gumanti
Kabupaten Solok. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan teknik
pengumpulan data empiris seperti studi kasus, pengalaman pribadi, observasi, wawancara bebas,
visual dan terfokus. Informan dalam penelitian adalah 22 informan.
Hasil penelitian, dapat diketahui bahwa pengolahan kawasan hutan merupakan hasil
perilaku adaptasi masyarakat dari menanggapi persoalan pertambahan penduduk yang
mempengaruhi faktor ketersediaan lahan pertanian. Pengolahan kawasan hutan tersebut
berkembang ditengah pertanian masyarakat karena juga diiringi oleh faktor lain seperti
pemahaman masyarakat tentang tingkat keseburan tanah, jenis tanaman yang diusahakan, serta
faktor ekonomi dan nilia kepemilikan lahan. Dalam pengolahan kawasan hutan yang dilakukan
masyarakat terdapat tiga aspek budya yang secara universal menjembatani pola hubungan
manusia dengan lingkungan, ketiga aspek budaya ini adalah teknologi, organisasi sosial dan
pola-pola demografi. tiga aspek budaya ini berperan aktif serta merupakan bagian dari faktor
yang mendukung terjadinya pengolahan kawasan hutan sebagai penambahan areal pertanian bagi
masyarakat.
Actions (login required)
|
View Item |