Widyaningsih, Vitry
(2014)
SEKOLAH POLISI NEGARA(SPN) PADANG BESI
1961-2002.
Other thesis, Universitas Andalas.
Abstract
Skripsi ini berjudul “Sekolah Polisi Negara (SPN) Padang Besi 1961-2002”. Sekolah ini merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mendidik dan membekali nilai-nilai idealisme serta patriotisme sehingga dapat menghasilkan anggota polisi yang berdisiplin dan bermoral. Batasan awal penulisan ini adalah tahun 1961 karena pada tahun ini merupakan awal didirikannya SPN Padang Besi. Batasan akhir yang diambil adalah tahun 2002 karena pada tahun ini polri pisah dari TNI sehingga polri bisa menjalankan kewenangannya sendiri, hal ini berpengaruh terhadap sistem pendidikan di SPN.
Sebagaimana lazimnya studi sejarah, maka penelitian ini menggunakan metode sejarah.Sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan bahan sumber (heuristik). Dalam penelitian ini didapatkan berbagai jenis sumber,baik sumber primer maupun sumber sekunder. Dikarenakan penelitian ini bersifat sejarah kontemporer, maka sumber yang digunakan juga banyak berasal dari sumber wawancara karena kurangnya arsip yang ditemukan.Sumber lisan ini kemudian diperkuat dengan sumber tulisan, sehingga kedua sumber ini dapat saling melengkapi. Setelah sumber diperoleh,kemudian dilakukan kritik, baik kritik interen maupun kritik eksteren. Langkah berikutnya adalah melakukan interpretasi. Terakhir dilaksanakan tahap penulisan dalam bentuk skripsi ini.
Pada tahun 1961 SPN Padang Besi didirikan untuk mengisi kekosongan personil polisi yang sangat kurang di wilayah Sumatera Barat akibat pemberontakan PRRI. Dalam perjalanan sekolah ni terdiri dari tiga periode, yakni masa Orde Lama 1961-1966, Orde Baru 1966-1998, dan Reformasi 1998-2002. Dari penelitian ini terlihat perbedaan antara ketiga periode tersebut, diantaranya SPN pada masa Orde Lama dimana pendidikan polisi dipersiapkan untuk menjaga keamanan akibat pergolakan yang terjadi, sehingga dalam pendidikan hanya bersifat kepada tugas polisi umum. Pada masa Orde Baru polisi berada dibawah naungan TNI sehingga latihannya bersifat militeristik, latihan ini selain untuk melatih polisi dalam menjaga keamanan masyarakat juga dilatih untuk berperang, latihan yang keras ini berdampak terhadap sikap polisi yang arogansi dalam menghadapi masyarakat. Pada masa Reformasi polisi lebih dipersiapkan untuk menjadi polisi sipil yang bertugas melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat. Perbedaan lainnya terlihat pada kurikulum pendidikan dimana pada Orde Lama hanya mempelajari dasar prajurit, pada masa Orde Baru kurikulum lebih bersifat militer, sedangkan masa Reformasi kurikulumnya berubah menjadi polisi sipil.
Actions (login required)
|
View Item |