NOLA MUSTIKA SARI, NOLA MUSTIKA SARI
(2014)
Redundansi dalam Harian Umum Singgalang.
Other thesis, Universitas Andalas.
Abstract
Penelitian tentang Redundansi dalam Harian Umum Singgalang ini dilatarbelakangi oleh adanya kata-kata mubazir yang terdapat dalam harian umum tersebut. Kata-kata tersebut jika dihilangkan tidak akan mengubah informasi yang disampaikan. Masalah dalam penelitian ini ialah pada satuan lingual apa sajakah terdapat redundansi dalam harian umum Singgalang. Tujuan dari penelitian ini ialah mendeskripsikan satuan lingual terdapatnya redundansi dalam harian umum Singgalang.
Dalam penelitian ini, metode dan teknik penelitian yang digunakan ialah metode dan teknik penelitian yang dikemukakan oleh Sudaryanto, yang dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyediaan hasil analisis data. Pada tahap penyediaan data, metode yang digunakan ialah metode simak. Dalam metode simak ini digunakan teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasarnya ialah teknik sadap. Teknik lanjutannya ialah teknik Simak Bebas Libat Cakap (SLBC) dan teknik catat. Pada tahap analisis data, metode yang digunakan ialah metode padan dan metode agih. Metode padan yang digunakan ialah metode padan referensial. Metode padan memiliki dua teknik yaitu teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasarnya ialah teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) dan teknik lanjutannya ialah teknik Hubung Banding Membedakan (HBB). Untuk metode agih, teknik dasar yang digunakan ialah Bagi Unsur Langsung (BUL). Teknik lanjutannya ialah teknik lesap. Pada tahap penyajian hasil analisis data, digunakan metode penyajian informal.
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan redundansi, berupa kata, frase, klausa dan kalimat. Redundansi berupa kata disebabkan penggunaan kata bersinonim secara bersamaan, contoh: tamu dan undangan, guna dan untuk, penggunaan subjek secara berulang, contoh: dia, tim tari kreasi dan masyarakat, bentuk jamak dan saling (resiprokal) yang dinyatakan secara berulang, contoh: para ibu-ibu, banyak calon- calon, pemakaian superordinat pada hiponim kata, contoh: siswa dan pelajar, gerak dan laju. Redundansi berupa kata juga terjadi karena adanya kata-kata yang tidak diperlukan, contoh: rakyat banyak, sangat dan sekali. Redundansi berupa frase, contohnya: dalam pekerjaan, secara bersama. Redundansi berupa klausa contohnya: Beasiswa diberikan kepada 163 siswa dan mahasiswa berprestasi. Redundansi berupa kalimat, contohnya: Banyak guru mengajar di luar keahliannya. Frase, klausa, dan kalimat di atas disebut redundansi karena kehadirannya yang tidak diperlukan.
vii
Actions (login required)
|
View Item |