DANTES, EDMOND
(2014)
GERAKAN PENUMPASAN TERHADAP PKI DI SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, SUMATERA BARAT.
Other thesis, Universitas Andalas.
Abstract
ABSTRAK
Gerakan Penumpasan Terhadap PKI di Sawahlunto/Sijunjung, Sumatera Barat 1965-1966
Penelitian ini berjudul “Gerakan Penumpasan Terhadap PKI di Sawahlunto/Sijunjung, Sumatera Barat 1965-1966”. Studi ini memberikan gambaran tentang bagaimana proses perkembangan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PKI dan ormasnya, memberikan gambaran tentang penumpasan terhadap PKI dan ormasnya, serta dampak yang ditimbulkan setelah penumpasan terjadi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sebagai penulisan sejarah, penulisan ini tidak hanya menggunakan sumber tertulis akan tetapi juga didukung oleh sumber lisan. Sumber lisan ini didapat melalui wawancara dengan orang-orang yang terlibat PKI atau masyarakat umum yang mengetahui kejadian tersebut.
Penumpasan terhadap PKI di Sawahlunto/Sijunjung menarik dikaji karena daerah tersebut merupakan salah satu basis PKI di Sumatera Barat, selain itu menariknya kajian ini juga karena minimnya penulisan mengenai penumpasan PKI tingkat lokalitas. Terdapat ± 15000 orang anggota ataupun simpatisan PKI di Sawahlunto/Sijunjung, keadaan ini dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakat Sawahlunto/Sijunjung yang terdiri dari buruh tambang dan buruh tani yang menjadi salah satu orientasi dari aliran komunis. Selain itu, juga karena latar belakang sejarah pemberontakan komunis yang terjadi di Silungkang pada 1926/1927, faktor ini menyebabkan komunisme bukanlah hal baru bagi masyarakat Sawahlunto/Sijunjung, sehingga PKI tidak sulit berkembang di daerah ini.
Dari penelitian yang dilakukan ini, didapatkan kesimpulan : Pertama, PKI mulai lebih eksis dipanggung sejarah Sumatera Barat umumnya dan Sawahlunto/Sijunjung khususnya setelah terjadinya penumpasan PRRI. Kedua, dalam penumpasan terhadap PKI yang terjadi di Sawahlunto/Sijunjung terdapat beberapa tindak kekerasan dan pembunuhan. Ketiga, tindak kekerasan tersebut dilakukan oleh polisi dan sebagian kecil tentara sebagai aparat pengamanan sipil, dalam proses penangkapan polisi dibantu oleh hansip yang merupakan aparat keamanan nagari. Keempat, satu hal yang membedakan pola penumpasan terhadap PKI di Sawahlunto/Sijunjung, yaitu penumpasan tidak dibarengi oleh aksi massa berupa pembakaran kantor dan atribut PKI, pengeroyokan dan pembunuhan massal, seperti yang terjadi di Pariaman, Pesisir Selatan dan daerah-daerah lain di Jawa dan Bali.
Actions (login required)
|
View Item |