haryadi harun, haryadi harun
(2014)
ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) PESERTA
AKTIF KB ATAU CONTRACEPTIVE PREVALENCE RATE (CPR) DI KECAMATAN
SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2012.
ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) PESERTA AKTIF KB ATAU CONTRACEPTIVE PREVALENCE RATE (CPR) DI KECAMATAN SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2012
.
(Unpublished)
Abstract
Abstrak
Pelayanan KB merupakan salah bentuk Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
(PKRE) dan perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan KB
berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan SPM yang meliputi input, proses,
output dalam pencapaian cakupan perserta aktif KB di kecamatan Sangir.
Penelitian ini menggambarkan dan menganalisa proses manajemen KB dengan
pendekatan sistem, mulai dari input yang meliputi dana, Sumber Daya Manuasia (SDM),
petunjuk teknis (juknis), kemudian proses meliputi perencanaan, pengorganisasi, pelaksanaan
dan pengendalian serta output yang meliputi pencapaian peserta aktif. Data penelitian ini
didapatkan melalui observasi, telaah dokumen, wawancara mendalam dengan pengelola KB
yang ada di Kabupaten Solok Selatan, kemudian hasil penelitiannya di sajikan dalam bentuk
narasi.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa sumber dana kegiatan KB ini berasal dari APBD
Solok Selatan, tidak ada bantuan/hibah pihak lain, sehingga mengakibatkan kurang sinkron
langkah kegiatan CPR dengan pendanaan yang ada. Untuk SDM kuantitas dan kualitasnya masih
kurang sehingga pengelola KB masih belum optimal dan professional dalam menjalankan tugas.
Ketersedian juknis di kecamatan Sangir juga masih terbatas sehingga pelaksanaannya belum
iv
sesuai dengan juknis SPM. Perencanaan KB berdasarkan arah kebijakan yang ada pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2010-2015 diimplementasikan pada rencana kerja
KB. Pengorganisasian menyangkut kelembagaan KB, lintas sektor, dan SDM. Pada penelitian ini
didapatkan bahwa ketiga unsur ini masih kurang koordinasi dan sosialisasi dalam memberikan
pelayanan KB. Pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian CPR menurut SPM masih rendah .
Monitoring dan evaluasi (monev) dilakukan sekali sebulan dengan melakukan penilaian terhadap
aspek layanan KB serta aspek sarana dan prasarana di setiap puskesmas. Pencapaian peserta aktif
KB di kecamatan Sangir masih rendah.
Dari penelitian ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa kurangnya ketersedian dana,
kualitas dan kuantitas SDM yang rendah, kurangnya pemahaman terhadap juknis, perencanaan
yang belum sesuai dengan langkah kegiatan SPM, belum ada unit UPTD, pelaksanaan pelayanan
KB secara lintas sektor belum optimal dan kurang koordinasi, pengendalian monev belum
melibatkan lintas sektor, serta rendahnya pencapaian target CPR.Untuk mencapai target CPR
maka perlu penambahan anggaran yang signifikan dari APBD untuk membiayai kegaiatan KB,
meningkatkan kualitas SDM dengan memberikan pelatihan, menambah jumlah PLKB sebayak 3
orang lagi, adanya perencanaan kegiatan KB sesuai SPM CPR, mengoptimalkan pemahaman
lintas sektor, monev yang bersifat lintas sektor serta meningkatkan komunikasi, inforamasi dan
edukasi kepada PUS.
Actions (login required)
|
View Item |