GUNAWAN, FERY
(2014)
DEGRADASI SENYAWA DIKOFOL DALAM
PESTISIDA “DICOFAN” SECARA FOTOLISIS DAN
SONOLISIS MENGGUNAKAN KATALIS TiO2/ZEOLIT
SERTA ANALISISNYA MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER UV DAN HPLC.
Other thesis, Universitas Andalas.
Abstract
RINGKASAN
Pestisida “dicofan” 460 EC (Emulsifable Concentrate) adalah jenis
pestisida yang mengandung senyawa aktif dikofol sebanyak 460 g/L. Dikofol
tercatat pada International Persistens organic polutans Elimination Network
(IPEN) sebagai polutan organik yang berdampak terhadap lingkungan, sehingga
limbah senyawa dikofol harus di eliminasi dari lingkungan (Sanchez, et.al. 2011).
Penggunaan dikofol pada pestisida dapat menjadi limbah dan terakumulasi di
alam, sehingga menimbulkan efek yang serius bagi lingkungan perairan. Limbah
pestisida juga dapat berpotensi mengganggu terhadap kesehatan manusia jika
mencemari sumber air minum dan tempat rekreasi (Ikehata and Eldin, 2006).
Fotolisis dan Sonolisis merupakan proses oksidasi lanjut (AOPs) yang
menggunakan radikal bebas yang sangat reaktif untuk mendegradasi polutan.
Fotolisis merupakan suatu proses yang menggunakan bantuan cahaya (UV) pada
panjang gelombang tertentu. Sinar UV akan kontak dengan permukaan katalis
sehingga menghasilkan radikal -radikal hidroksil. Radikal hidroksil yang
dihasilkan tersebut digunakan untuk mendegradasi senyawa-senyawa organik
seperti senyawa-senyawa pestisida (Safni dkk., 2009), Sedangkan Sonolisis
merupakan degradasi polutan menggunakan getaran ultrasonik. Gelombang
ultrasonik dalam air limbah memiliki kemampuan mendegradasi senyawa yang
sukar terurai karena dalam prosesnya akan menghasilkan radikal hidroksil dan
efek kavitasi. Sehingga dengan adanya hidroksil dan kavitasi dapat menguraikan
senyawa organik menjadi senyawa yang lebih sederhana tanpa diperlukan
penanganan lebih lanjut (vogelphol and Kim. 2004).
Alternatif untuk meningkatkan aktivitas fotokatalis (fotoaktivitas) TiO2
sebagai katalis dapat dilakukan melalui pilarisasi pada material pendukung. Salah
satu yang dapat digunakan sebagai material pendukung tersebut adalah zeolit
alam. Adapun keuntungan dari pilarisasi TiO2 pada zeolit alam antara lain potensi
zeolit alam yang melimpah di Indonesia serta stabilitas yang tinggi pada kondisi
asam. Material TiO2 terpilarisasi pada zeolit alam memiliki fungsi ganda yaitu
sebagai adsorben serta sebagai fotokatalis (Fatimah dan Wijaya, 2005).
Pada penelitian ini pelarut yang digunakan yaitu campuran metanol dan
akuades, dengan perbandingan 6 : 4. Puncak serapan maksimum larutan dikofol
didapatkan pada panjang gelombang 221 nm. Pada pengamatan untuk proses
degradasi dengan metoda fotolisis digunakan jarak lampu terhadap sampel pada 5
cm, dan didapatkan nilai intensitas lampu sebesar 3,70 x 10
15
foton cm
-2
s
-1
. Untuk
pengamatan pengaruh perlakuan dengan pengadukan diperoleh persentase
degradasi sebesar 36,49% dengan berat katalis 6 mg dan diaduk selama 60 menit,
sedangkan tanpa pengadukan didapatkan persen degradasi sebesar 24,84%
dengan berat katalis sebesar 9 mg selama 60 menit. Adapun kondisi optimum
dilakukan dengan menggunakan berat katalis 6 mg dengan pengadukan selama
150 menit didapatkan persentase degradasi sebesar 80,24%. Untuk kondisi
optimum degradasi dikofol menggunakan metoda sonolisis pada suhu 35
o
C, berat
katalis 9 mg dan waktu iradiasi selama 150 menit dengan hasil degradasi sebesar
60,33%. Kemudian kondisi optimum tersebut dilakukan juga untuk degradasi
larutan dikofol dengan perlakuan tanpa katalis, menggunakan katalis zeolit,
katalis TiO2, dan katalis TiO2/zeolit. Dengan menggunakan perlakuan yang sama
maka dilakukan juga untuk metoda sonolisis. Hasil yang didapatkan
menggunakan katalis lebih tinggi daripada perlakuan tanpa menggunakan katalis.
Untuk hasil persentase degradasi menggunakan katalis TiO2-anatase dan katalis
TiO2/zeolit tidak menunjukkan perbedaan hasil degradasi yang begitu signifikan.
Sebagai data pendukung dari analisis menggunakan spektrofotometer UV maka
hasil degradasi senyawa dikofol pada kondisi optimum juga dianalisis
menggunakan HPLC. Dari perbandingan kromatogram HPLC sebelum dilakukan
degradasi dan setelah dilakukan degradasi menggunakan metoda fotolisis dan
sonolisis menunjukkan turunnya intensitas puncak sehingga mengindikasikan
bahwa senyawa dikofol dapat didegradasi
Actions (login required)
|
View Item |