Rahmawati, Rahmawati
(2014)
Proteksi Protein Bungkil Kedelai dengan Hijauan Sumber Tanin dan
Pengaruhnya terhadap Kecernaan Zat-zat Makanan dan Karakteristik
Cairan Rumen secara In-Vitro.
Other thesis, Universitas Andalas.
Abstract
Ringkasan
Tanin merupakan salah satu senyawa polifenol yang terdapat pada
beberapa jenis hijauan, terutama leguminosa. Salah satu sifat senyawa tanin
adalah dapat berikatan dengan protein pada pH netral dan ikatan tersebut akan
lepas pada pH asam, karena itulah senyawa tanin dapat digunakan untuk
melindungi protein ransum yang berkualitas tinggi sehingga terdegradasi rendah
pada tingkat rumen. Pada pasca rumen dengan pH rendah ikatan tanin protein
akan lepas, protein akan dapat dicerna dan diserap diusus halus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pencampuran
kaliandra dan akasia sebagai sumber tanin dengan bungkil kedelai sebagai sumber
protein mudah terdegradasi terhadap kecernaan nutrien dan profil cairan rumen
pada tingkat rumen dan pascarumen secara in vitro. Metoda penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial 2 x 3 dengan 3
ulangan. Faktor perlakuan yang digunakan adalah A = sumber tanin dengan A1 =
Kaliandra, A2 = Akasia dan B = level tanin dengan B1 = 4%, B2 = 6% dan B3 =
8%, dan kelompok berdasarkan cairan rumen kambing yang berbeda. Parameter
yang diukur dalam penelitian ini adalah kecernaan bahan kering (BK), protein
kasar (PK), bahan organik (BO), profil cairan rumen dan kecernaan bahan kering,
kecernaan protein kasar pascarumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya interaksi (P>0,05)
antara sumber tanin dengan level tanin. Sumber tanin kaliandra sangat nyata
(P<0,01) menurunkan kecernaan PK dan konsentrasi NH3
, tetapi sangat nyata
(P<0,01) lebih tinggi terhadap kecernaan BK dan konsentrasi VFA di rumen
dibandingkan sumber tanin akasia. Demikian pula sumber tanin kaliandra sangat
nyata (P<0,01) lebih rendah kecernaan protein kasarnya di pascarumen,
dibandingkan sumber tanin akasia. Level tanin 8% sangat nyata (P<0,01)
menurunkan degradasi PK dibandingkan level tanin 4%, tetapi level tanin antara
8% dan 6% menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pencampuran sumber tanin
akasia sebanyak 6% dengan bungkil kedelai dapat menurunkan degradasi protein
di dalam rumen tanpa mempengaruhi kecernaan protein di pascarumen.
Kata kunci : Tanin, protein, degradasi, rumen, pascarumen, invitro
Actions (login required)
|
View Item |