Repository Universitas Andalas

EFEKTIFITAS DAN AKURASI PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS ASAM SULFAT (H2SO4) PEKAT DIBANDINGKAN PALPASI PER REKTAL TERHADAPUJI KBUNTINGAN TERNAK SAPI

ILLAWATI, RIRI WAHYU (2014) EFEKTIFITAS DAN AKURASI PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS ASAM SULFAT (H2SO4) PEKAT DIBANDINGKAN PALPASI PER REKTAL TERHADAPUJI KBUNTINGAN TERNAK SAPI. Other thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
PDF
Download (177Kb) | Preview

Abstract

EFEKTIFITAS DAN AKURASI PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS ASAM SULFAT (H2SO4) PEKAT DIBANDINGKAN PALPASI PER REKTAL TERHADAP UJI KEBUNTINGAN TERNAK SAPI Riri Wahyu Illawati, di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Suardi M.S, MS dan Dr. Ir. Jaswandi, MS Jurusan Produksi Ternak Program Studi Ilmu Peternakan Program Pascasarjana Universitas Andalas, 2012 RINGKASAN Penelitian ini telah dilakukan di Kecamatan IV Nagari dan Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung. Pada bulan Agustus 2011 sampai dengan Januari 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis Asam Sulfat (H2SO4) pekat yang terbaik dalam diagnosis kebuntingan dini pada ternak sapi secara sederhana dan jelas dalam pengamatan serta berguna untuk menentukan kebuntingan secara cepat dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu reproduksi ternak sapi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Pada penelitian ini menggunakan 40 ekor sapi. Setiap sapi dilakukan tiga kali waktu pengambilan urin sapi yaitu pada hari ke-22, hari ke-32 dan hari ke-42. Setelah diinseminasi buatan sebanyak 40 ekor sapi. Urine sapi yang digunakan ditampung pada pagi hari. Untuk setiap ekor sapi urine yang ditampung digunakan sebanyak 3 ml lalu ditambah 15 ml aquadest dan kemudian dicampur sehomogen mungkin. Larutan tersebut dipindahkan dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml per tabung sebanyak 15 tabung. Masing-masing larutan diberikan penambahan / pembakaran dengan Asam Sulfat (H2SO4) pekat berdasarkan masing – masing dosis yaitu: 0.1 ml; 0.2 ml; 0.3 ml; 0.4 ml dan 0.5 ml. Peubah yang diamati adalah kejadian kebuntingan dengan indikasi atau adanya gelembung/gas fluorenscence yang terlihat pada masing-masing tabung reaksi dan perubahan warna larutan setelah penambahan Asam Sulfat (H2SO4) pekat. Waktu yang diperlukan sampai munculnya gelembung gas fluorenscence dihitung dengan menggunakan stopwatch. Kemudian pada setiap ternak sapi diuji secara palpasi per rektal pada hari ke-60. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil diagnosis kebuntingan menggunakan berbagai dosis Asam Sulfat (H2SO4) pekat: 0.1 ml; 0.2 ml; 0.3 ml; 0.4 ml dan 0.5 ml dan waktu pengujian pada hari ke-22, hari ke-32 dan hari ke-42 tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan uji palpasi per rektal pada hari ke-60. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan Asam Sulfat (H2SO4) pekat dengan berbagai dosis telah dapat digunakan untuk diagnosa kebuntingan pada ternak sapi. Tetapi pada dosis 0.1 ml membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat disimpulkan dibandingkan 0.2 ml; 0.3 ml; 0.4 ml dan 0.5 ml namun perbedaan waktunya hanya dalam hitungan detik. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan Asam Sulfat (H2SO4) pekat dengan dosis 0.1 ml dapat digunakan dalam diagnosis kebuntingan dini pada sapi tetapi dengan waktu yang lebih lama (25-40 detik). Pemeriksaan kebuntingan dini pada sapi dengan menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) pekat telah dapat dilakukan pada hari ke-22 setelah diinseminasi. Asam Sulfat (H2SO4) pekat yang dapat digunakan dalam diagnosis kebuntingan secara sederhana dan jelas dalam pengamatan adalah Asam Sulfat (H2SO4) pekat dengan dosis 0.1 ml baik pada pengambilan sampel pada hari ke-22 dan ke-32 (80%) dan pada hari ke-42 (85%) tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan jumlah kebuntingan hasil palpasi per rektal (82,5%). Ketepatan atau akurasi penggunaan Asam Sulfat (H2SO4) pekat pada hari ke-22 dan ke-32 adalah 96,96% sedangkan pada hari ke-42 adalah 103,03% dengan palpasi per rektal. PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Dengan ini saya menyatakan bahwa isi tesis yang saya tulis dengan judul “EFEKTIFITAS DAN AKURASI PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS ASAM SULFAT (H2SO4) PEKAT DIBANDINGKAN PALPASI PER REKTAL TERHADAP UJI KEBUNTINGAN TERNAK SAPI” adalah hasil kerja/karya sendiri dan bukan merupakan jiblakan dari hasil karya orang lain, kecuali kutipan yang sumbernya dicantumkan. Jika kemudian hari ini tidak benar, maka status kelulusan dan gelar yang saya peroleh menjadi batal dengan sendirinya. Padang, 04 Mei 2012 Yang menyatakan Riri Wahyu Illawati DAFTAR RIWAYAT HIDUP Riri Wahyu Illawati dilahirkan di Muaro Gambok Kec. Sijunjung, Kab. Sijunjung, Sumatera Barat pada tanggal 12 Januari 1985, anak ke-3 (tiga) dari enam bersaudara, ayah bernama Becus dan ibu bernama Warlis. Pada tahun 1997 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada SD Negeri 29 Muaro Sijunjung, tahun 2000 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SLTP Negeri 2 Sijunjung dan pada tahun 2003 menamatkan pendidikan Menengah Umum di SMU Negeri 1 Sijunjung. Pada akhir tahun 2003 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Sawahlunto/Sijunjung melalui jalur UMPTS dan lulus sebagai Sarjana Peternakan pada tahun 2009. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang. Pada bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari 2012 telah selesai melakukan penelitian, guna memenuhi syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang. Padang, 04 Mei 2012 Riri Wahyu Illawati

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture
Unit atau Lembaga: Fakultas Perternakan > Produksi Ternak
Depositing User: riri rima wustari
Date Deposited: 19 May 2014 03:41
Last Modified: 19 May 2014 03:41
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/20303

Actions (login required)

View Item View Item