Andri, Novri
(2014)
ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN
MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE
(Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset
Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang
Sebagai Jalur Evakuasi Tsunami).
ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur Evakuasi Tsunami)
.
(Submitted)
Abstract
Abstrak
Pembangunan maupun perawatan infrastruktur jalan melibatkan dua pihak terkait, yaitu
pengguna jasa (pemerintah) dan penyedia jasa (kontraktor/konsultan) yang terikat
dalam satu kontrak. Jenis kontrak yang sering dipakai dalam melakukan pembayaran
untuk kegiatan konstruksi adalah kontrak lump sum dan kontrak unit price. Dinas
Pekerjaan Umum Sumatera Barat menggunakan jenis kontrak unit price dalam
pembuatan maupun perawatan jalan, termasuk peningkatan dan pelebaran jalan Alai-By
Pass sebagai jalur evakuasi. Penggunaan kontrak unit price lebih menguntungkan
dibandingkan kontrak lump sum, karena dalam kontrak lump sum, ruang lingkup
kontrak (volume pekerjaan atau barang) tidak dapat dipastikan, sehingga jenis kontrak
ini menjadi tidak menguntungkan bagi penyedia jasa maupun pengguna jasa.
Ketidakpastian ruang lingkup kontrak lump sum akan menambah biaya atau
mengurangi keuntungan dari penyedia jasa, tetapi risiko yang terjadi pada penggunaan
kontrak lump sum sering ditanggung oleh penyedia jasa, Sedangkan untuk kontrak unit
price, ruang lingkup kontrak yang tercantum dalam kontrak bersifat perkiraan,
kemungkinan penambahan dan pengurangan pekerjaan yang terjadi setelah
penandatanganan kontrak menjadi tanggung jawab bersama antara penyedia jasa dan
pengguna jasa setelah dilakukan pengukuran ulang secara bersama.
Penggunaan kontrak unit price dalam pembangunan jalur evakuasi Alai-By Pass tidak
menutup adanya risiko yang mungkin terjadi. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis risiko terhadap kontrak unit price. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi risiko-risiko yang timbul serta menentukan risiko yang paling signifikan
terhadap kontrak unit price baik dari segi biaya, waktu maupun kualitas. Penilaian risiko
ini menggunakan kriteria risiko yang telah digunakan pada penelitian-penelitian
sebelumnya.
Setelah dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini,
didapatkan sebanyak 25 sub kriteria yang valid dari 33 sub kriteria yang diujikan. Sub
kriteria yang valid akan diproses untuk mendapatkan risiko yang paling signifikan
dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hirarki yang
didapatkan dari penelitian ini terdiri dari 2 (dua) level, yaitu tujuan (level 0), kriteria
(level 1) dan sub kriteria (level 2). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa
kriteria risiko kualitas memiliki risiko yang lebih signifikan dibandingkan risiko terhadap
biaya dan waktu. Sub kriteria risiko yang signifikan untuk masing-masing kriteria adalah
jumlah material yang tidak sesuai (biaya), kebijakan pemerintah (waktu) dan
produktivitas konstruksi yang rendah (kualitas). Setelah dilakukan perhitungan total
bobot akhir, diperoleh sub kriteria yang memiliki risiko paling signifikan adalah
kebijakan pemerintah.
Keywords : kriteria, risiko kontrak, Analytical Hierarchy Process ,dan kontrak unit
price
Actions (login required)
|
View Item |