Khairul , Ujang (2014) PEMANFAATAN Bacillus subtilis SEBAGAI AGENS BIOKONTROL UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN CABAI. Working Paper. Fakultas Pertanian. (Unpublished)
PDF (PEMANFAATAN Bacillus subtilis SEBAGAI AGENS BIOKONTROL UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN CABAI)
- Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (12Kb) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peranan agens biokontrol yang diaplikasikan dengan metode, dan waktu yang berbeda untuk mengendalikan penyakit layu bakteri pada tanaman cabai. Tiga belas isolat Bacillus subtilis dan satu isolat Streptomyces sp. telah dievaluasi kemampuannya dalam menekan pertumbuhan populasi R. solanacearum pada media SPA. Semua isolat B. subtilis, dan Streptomyces sp. mampu menekan pertumbuhan populasi R. solanacearum melalui mekanisme antibiosis. Isolat B. subtilis dari Tabek Patah, Batu Sangkar (Bs TP-BS), dan Padang Luar, Bukittinggi 1 (Bs PL-BT 1) memperlihatkan aktivitas antibiosis paling tinggi dibandingkan dengan isolat lain. Percobaan lapang memperlihatkan periode inkubasi dan kejadian penyakit tidak dipengaruhi oleh interaksi antara jenis agens biokontrol dengan metode aplikasinya, tetapi dipengaruhi oleh waktu aplikasinya. Aplikasi isolat Bs TP-BS dan Bs PL-BT 1 satu minggu sebelum infestasi R. solanacearum dapat memperpanjang periode inkubasi sampai 13,7 hsi dan menekan kejadian penyakit sampai 70%. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peranan agens biokontrol yang diaplikasikan dengan metode, dan waktu yang berbeda untuk mengendalikan penyakit layu bakteri pada tanaman cabai. Tiga belas isolat Bacillus subtilis dan satu isolat Streptomyces sp. telah dievaluasi kemampuannya dalam menekan pertumbuhan populasi R. solanacearum pada media SPA. Semua isolat B. subtilis, dan Streptomyces sp. mampu menekan pertumbuhan populasi R. solanacearum melalui mekanisme antibiosis. Isolat B. subtilis dari Tabek Patah, Batu Sangkar (Bs TP-BS), dan Padang Luar, Bukittinggi 1 (Bs PL-BT 1) memperlihatkan aktivitas antibiosis paling tinggi dibandingkan dengan isolat lain. Percobaan lapang memperlihatkan periode inkubasi dan kejadian penyakit tidak dipengaruhi oleh interaksi antara jenis agens biokontrol dengan metode aplikasinya, tetapi dipengaruhi oleh waktu aplikasinya. Aplikasi isolat Bs TP-BS dan Bs PL-BT 1 satu minggu sebelum infestasi R. solanacearum dapat memperpanjang periode inkubasi sampai 13,7 hsi dan menekan kejadian penyakit sampai 70%. Abstract The experiment was conducted to study the role of biocontrol agents and their methods, and time of applications against bacterial wilt incidence on red pepper. Thirteen isolates of Bacillus subtilis, and one isolate of Streptomyces sp. were evaluated for their potentials to reduce bacterial wilt incidence. In vitro experiment showed that all the B. subtilis isolates showed antibiosis againts R. solanacearum on SPA medium. B. subtilis isolated from Tabek Patah, Batu Sangkar (Bs TP–BS) and Padang Luar, Bukittinggi 1 (Bs PL-BT 1) showed higher antibiosis activities than other isolates. In the field experiment, the results showed that incubation period and disease incidence were not affected by interaction between strain of the biocontrol agents and its application method, but it was affected by interaction between strain of biocontrol agents, and time of application. Application of Bs TP-BS and Bs PL-BT 1, one week before R. solanacearum infestation resulted in significantly (P=0.05) longer incubation period (13.7 dai), and lower disease incidence (70%).
Item Type: | Monograph (Working Paper) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Unit atau Lembaga: | Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman |
Depositing User: | SSi Renny Pebrica |
Date Deposited: | 03 Jun 2010 07:22 |
Last Modified: | 14 Jul 2015 02:25 |
URI: | http://repository.unand.ac.id/id/eprint/2049 |
Actions (login required)
View Item |