ELZA, SITI HERDIANTI
(2014)
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI SAYURAN
PRIMA PADA KELOMPOK TANI SAIYO SAKATO
DI NAGARI TALUAK IV SUKU KECAMATAN BANUHAMPU
KABUPATEN AGAM.
Other thesis, ANDALAS UNIVERSITY.
Abstract
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI SAYURAN
PRIMA PADA KELOMPOK TANI SAIYO SAKATO
DI NAGARI TALUAK IV SUKU KECAMATAN BANUHAMPU
KABUPATEN AGAM
ABSTRAK
Sayuran prima adalah sayuran yang telah bersertifikasi prima dan
memenuhi standar keamanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan lingkungan strategis usahatani sayuran prima pada Kelompok
Tani Saiyo Sakato. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif,
pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dan untuk merumuskan
strategi untuk pengembangan lebih lanjut dari bisnis. Analisis SWOT sepenuhnya
diterapkan melalui matrik IFE dan EFE dalam menimbang faktor baik internal
maupun eksternal.
Kelompok Tani Saiyo Sakato mempunyai beberapa kekuatan dalam faktor
internal untuk pengembangan lebih lanjut dari bisnis. Kelompok tani telah
membentuk klinik pengendalian hama terpadu (PHT) dan unit P3A. Kelompok
tani telah mampu membiayai dan menyediakan sarana produksinya sendiri.
Namun, ada beberapa kelemahan, dalam hal manajemen keuangan, dimana
transaksi keuangan tidak tercatat dengan baik, dan lahannya tidak dimiliki oleh
kelompok melainkan menyewa lahan.
Strategi pengembangan usahatani sayuran prima yang dapat diterapkan
Kelompok Tani Saiyo Sakato untuk sepuluh tahun mendatang dapat diurutkan
berdasarkan sistem usahatani sebagai berikut: Pada aspek pengadaan sarana
produksi, yaitu (1) mengusahakan pasokan sarana produksi secara mandiri, (2)
mengadakan pelatihan pembuatan berbagai macam ramuan nabati, (3) menambah
jumlah ternak dan (4) mengubah status kepemilikan lahan menjadi hak milik. Pada
aspek usahatani, yaitu (1) memproduksi sayuran prima, (2) perbaikan sistem
manajemen, (3) membuat koperasi kelompok Tani Saiyo Sakato, (4) melakukan
pencatatan dan pembukuan usahatani yang jelas, (5) mengadakan pelatihan teknis
penjaminan mutu budidaya, pemanenan, dan pasca panen dengan orientasi ekspor
bagi petani, (6) melakukan diversifikasi tanaman, dan (7) menambah tenaga kerja
dalam pengolahan lahan. Pada aspek pemasaran hasil pertanian yaitu (1)
mengembangkan produk, (2) gencar melakukan promosi, (3) membuat usaha dagang
bersama, membuat kios sayuran prima dan melakukan pengembangan pasar, (4)
kelompok tani memfasilitasi penyuluh untuk mengenalkan media yang bisa
digunakan petani dalam membantu pemasaran produk, (5) memberikan edukasi
terhadap petani, dan (6) memberikan edukasi kepada masyarakat terhadap sayuran
prima. Pada aspek kelembagaan yaitu (1) mengikuti pelatihan dan mengurus
sertifikat prima, (2) membangun hubungan kemitraan dengan pemerintah maupun
pihak swasta, dan (3) mengakses permodalan.
Berdasarkan strategi yang dirumuskan di atas, menunjukkan bahwa
pemerintah daerah harus membimbing petani dalam mengembangkan sayuran
bersertifikat prima dan memperkuat kemampuan mereka untuk menghadapi
masyarakat ekonomi ASEAN pada akhir 2015. Selain itu, promosi yang intensif
diperlukan untuk meningkatkan pemahaman konsumen pada sayuran bersertifikat
prima.
Actions (login required)
|
View Item |