Repository Universitas Andalas

ANALISIS KORELASI PERSENTASE KENDARAAN BERAT, ARUS DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP KEBISINGAN LALULINTAS JALAN PADA JALAN 4/2D DI JALAN RAYA CENGKEH KOTA PADANG

ABUZAR , SUARNI, S. and LESTARI, JULIANA (2010) ANALISIS KORELASI PERSENTASE KENDARAAN BERAT, ARUS DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP KEBISINGAN LALULINTAS JALAN PADA JALAN 4/2D DI JALAN RAYA CENGKEH KOTA PADANG. Working Paper. Fakultas Teknik. (Unpublished)

[img] Microsoft Word (ANALISIS KORELASI PERSENTASE KENDARAAN BERAT, ARUS DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP KEBISINGAN LALULINTAS JALAN PADA JALAN 4/2D DI JALAN RAYA CENGKEH KOTA PADANG) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (33Kb)

Abstract

Kebisingan merupakan salah satu faktor yang sangat mengganggu manusia dalam melakukan aktivitasnya. Salah satu contohnya adalah kebisingan akibat lalu-lintas Jalan Raya Cangkeh yang merupakan jalan yang dilalui oleh angkutan kota (bus kota dan angkot), bus-bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), kendaraan pribadi, juga truk-truk pengangkut barang. Dari hasil pengukuran kebisingan sumber didapat kisaran nilai tekanan bunyi (Lp) = 56,4 sampai 100,9 dB(A), Nilai kebisingan (Leq)= 70,78 sampai 95,13 dB(A), Persentase kendaraan berat (P)= 4,76 sampai 28,57 %, Arus (Q)= 1020 sampai 2640 kendaraan/jam, dan Kecepatan rata-rata (V)= 33,33 sampai 46,92 km/jam. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh bahwa terdapat hubungan antara persentase kendaraan berat dengan Leq memiliki hubungan polinom dengan R2= 0,2995 yang berarti korelasi tidak erat, antara arus kendaraan dengan tingkat kebisingan (Leq) mempunyai hubungan polinom dengan R2 = 0,6693 yang berarti korelasinya erat, dan antara kecepatan rata-rata kendaraan dengan Leq juga memiliki hubungan polinom dengan R2= 0,5123 yang juga berarti korelasinya erat. Sedangkan hubungan persentase kendaraan ringan dengan Leq menunjukkan hasil yang tidak terlalu signifikan, dengan fungsi terpilih adalah polinom. Angka R2 yang terendah adalah mobil penumpang (0,0032) dan tertinggi adalah sepeda motor (0,0764). Model matematis terpilih adalah multilinier logaritma dua variabel yaitu arus kendaraan (Q), kecepatan rata-rata kendaraan (V), bentuknya adalah; Y = -89,579 + 17,353 Ln (Q) + 12,579 Ln (V) Adjusted R2 = 0,688 Dengan harga, 1020 < Q < 2640 33,33 < V < 46,92 Dari hasil pengukuran kebisingan untuk semua reseptor (sarana) secara keseluruhan didapatkan kisaran nilai tekanan bunyi (Lp)= 38,40 sampai 93,00 dB(A), nilai kebisingan ekivalen (Li)= 53,30 sampai 79,90 dB(A), nilai kebisingan ekivalen pada siang hari (LS)= 64,14 sampai 75,29 dB(A), nilai kebisingan ekivalen pada malam hari (LM)= 55,85 sampai 68,51 dB(A), dan nilai kebisingan ekivalen pada malam dan siang hari (LSM) = 62,82 sampai 73,58 dB(A). Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI No. Kep-48/ MENLH/ 11/ 1996, bahwa baku mutu lingkungan untuk sarana sekolah, rumah, Mushalla adalah 55 dB(A), lapangan= 50 dB(A), kantor= 65 dB(A), jasa= 70 dB(A). Dengan demikian kebisingan pada daerah studi ini nilai LSMnya telah melampaui baku mutu lingkungan. Sehingga diperlukan penanganan atau solusi yang baik dari pemerintah sesegera mungkin untuk menanggulangi kebisingan di sarana (reseptor) sekitar Jalan Raya Cengkeh ini mengingat angkanya telah melebihi baku mutu. Ada beberapa solusi yang dapat ditawarkan untuk menangani masalah ini yaitu solusi untuk kondisi eksisting dan solusi untuk bangunan yang akan didirikan (masa depan). Untuk kondisi eksisting solusinya antara lain: - Dengan tidak mengoperasikan soundsystem dengan volume yang berlebihan (terlalu tinggi) atau mengurangi lama pengoperasian soundsystem tesebut. Hal ini dapat diwujudkan dengan membuat PERDA (Peraturan Daerah) tentang kebisingan bus kota; - Memperkecil kebisingan yang ditimbulkan pada sumbernya. Ini bisa diatasi dengan memberikan peredam suara (silencer) pada mesin penggerak kendaraan.; - Pembuatan barrier pada sarana-sarana/ bangunan di sepanjang jalan. Barrier alami (seperti: pepohonan, tanaman pagar) atau barrier buatan (seperti: tembok, pagar) akan dapat mengurangi tingkat kebisingan; - Membatasi kecepatan kendaraan maksimum melewati jalan tersebut dengan menggunakan rambu-rambu peringatan; - Membuat dua jalur jalan, maksudnya membuat jalan baru dimana jalan ini dapat dibedakan penggunaannya. Sedangkan solusi untuk bangunan yang akan didirikan (masa depan) antara lain adalah menggunakan bahan-bahan yang baik didalam mereduksi kebisingan, dan pemerintah harus membuat peraturan tentang jarak bangunan minimal dari tepi jalan berdasrakan tipe jalannya

Item Type: Monograph (Working Paper)
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Unit atau Lembaga: Fakultas Teknik > Teknik Lingkungan
Depositing User: SSi Santi Ariningsih
Date Deposited: 04 Jun 2010 11:39
Last Modified: 24 Feb 2011 07:04
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/2414

Actions (login required)

View Item View Item